Ilustrasi Istimewa |
Lingkar Muria, PATI – Warga Kabupaten Pati dihimbau untuk mewaspadai
akan penyakit difteri yang sedang mewabah di beberapa daerah. Di Pati beberapa
waktu yang lalu, seorang pasien di salah satu rumah sakit di Pati, harus
dirujuk ke RSUP Karyadi Semarang, sebab pasien itu diduga terserang penyakit
difteri.
akan penyakit difteri yang sedang mewabah di beberapa daerah. Di Pati beberapa
waktu yang lalu, seorang pasien di salah satu rumah sakit di Pati, harus
dirujuk ke RSUP Karyadi Semarang, sebab pasien itu diduga terserang penyakit
difteri.
Pasien bersangkutan telah mendapatkan
tindakan penanganan yang memadai, dan terapi klinis, informasi yang didapat
saat ini pasien kondisinya makin membaik.
tindakan penanganan yang memadai, dan terapi klinis, informasi yang didapat
saat ini pasien kondisinya makin membaik.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten
Pati melalui Kabid Pemberantasan Penyakit Menular (PPM) Joko Leksono mengatakan,
pasien saat ini kondisinya membaik. Dimana gejala-gejala penyakit difteri ini
berangsur membaik, seperti panas, nyeri kepala, dan juga nyeri telan.
Pati melalui Kabid Pemberantasan Penyakit Menular (PPM) Joko Leksono mengatakan,
pasien saat ini kondisinya membaik. Dimana gejala-gejala penyakit difteri ini
berangsur membaik, seperti panas, nyeri kepala, dan juga nyeri telan.
“Dokter sudah mengambil hasil
pemeriksaan yang ada ditenggorokan dengan gambaran pseudo membran, yang mana hasilnya ini perlu kultur ke rumah sakit
di Semarang, dan menunggu hasilnya dia positif difteri atau tidak,” kata Joko
kepada Lingkar Muria.
pemeriksaan yang ada ditenggorokan dengan gambaran pseudo membran, yang mana hasilnya ini perlu kultur ke rumah sakit
di Semarang, dan menunggu hasilnya dia positif difteri atau tidak,” kata Joko
kepada Lingkar Muria.
Namun meskipun kian membaik, lanjut
Joko Leksono, belum bisa dipastikan apakah pasien dinyatakan negatif difteri
atau positif. Sebab masih menunggu hasil laboratorium dari sampel pseudo membran yang ada di tenggorokan
pasien.
Joko Leksono, belum bisa dipastikan apakah pasien dinyatakan negatif difteri
atau positif. Sebab masih menunggu hasil laboratorium dari sampel pseudo membran yang ada di tenggorokan
pasien.
Joko
Leksono menjelaskan, pemantauan kasus penyakit difteri tidak bisa dengan
pemeriksaan fisik saja. Tapi diperlukan pemeriksaan 2 hingga 3 hari, untuk bisa
memastikan ada tidaknya bakteri difteri di dalam tubuh seorang pasien.
Leksono menjelaskan, pemantauan kasus penyakit difteri tidak bisa dengan
pemeriksaan fisik saja. Tapi diperlukan pemeriksaan 2 hingga 3 hari, untuk bisa
memastikan ada tidaknya bakteri difteri di dalam tubuh seorang pasien.
“Hingga saat ini di Pati memang
belum ada yang dinyatakan positif difteri, dari hasil pemeriksaan kultur.
Sehingga masyarakat Kabupaten Pati tetap perlu waspada. Dan tidak perlu
kawatir, karena Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, selalu berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Provinsi untuk memantau kasus difteri ini,” jelasnya.
belum ada yang dinyatakan positif difteri, dari hasil pemeriksaan kultur.
Sehingga masyarakat Kabupaten Pati tetap perlu waspada. Dan tidak perlu
kawatir, karena Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, selalu berkoordinasi dengan
Dinas Kesehatan Provinsi untuk memantau kasus difteri ini,” jelasnya.
Seperti diketahui, penyakit difteri
ini menyerang dengan gejala awal ditandai dengan panas badan, nyeri telan,
pusing kepala hebat, rasa kaku di tenggorokan, dan kesulitan makan itu. Akan
tetapi lebih lanjut, penyakit ini dapat diantisipasi dengan pola hidup sehat
yang baik, sehingga akan sembuh dengan sendirinya. (has)
ini menyerang dengan gejala awal ditandai dengan panas badan, nyeri telan,
pusing kepala hebat, rasa kaku di tenggorokan, dan kesulitan makan itu. Akan
tetapi lebih lanjut, penyakit ini dapat diantisipasi dengan pola hidup sehat
yang baik, sehingga akan sembuh dengan sendirinya. (has)