Zuli Rizal |
Inspirasi dari daun jati berhasil mengantarkan Zuli Rizal, seorang guru SMK Cordova Margoyoso Pati meraih juara sayembara logo Institut Agama Islam (IAI) Khozinatul Ulum Blora. Zuli berhasil memadukan lokalitas Blora dengan nilai-nilai keislaman dengan apik.
PATI – Zuli Rizal bersyukur dan sangat puas, karyanya berhasil terpilih menjadi logo resmi kampus Islam asal Kota Blora itu. Pria berkacamata asal Kajen, Kecamatan Margoyoso, tersebut berhasil mengungguli sekira 160 peserta sayembara lainnya yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Untuk diketahui, sayembara ini digelar secara daring oleh IAI Khozinatul Ulum untuk merespons perubahan status lembaga dari Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) menjadi Institut Agama Islam (IAI). Perubahan status kelembagaan itu ditetapkan oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas pada 7 Desember 2022.
Pria yang berprofesi sebagai guru kejuruan Desain Komunikasi Visual (DKV) di SMK Cordova ini mengaku tak menyangka logo ciptaannya terpilih.
“Sebab awalnya saya ikut berpartisipasi dalam sayembara hanya karena ingin memompa semangat anak didik saya di sekolah. Agar mereka berani berkarya,” kata Zuli.
Pada 16 Januari 2023, kata Zuli, ada pemberitahuan dari panitia lewat akun Instagram @iaikhhu_blora bahwa dia masuk 3 besar nominator pemenang sayembara. Selanjutnya panitia mengunggah logo karya ketiga nominator untuk diuji-publik dengan tujuan menjaring saran dan komentar dari masyarakat luas.
Respon Positif
Zuli tak menyangka karyanya mendapat banyak tanda suka (like) dan respons positif. Logo karyanya yang diunggah di Instagram IAI Khozinatul Ulum mendapat lebih dari 800 like.
Di kolom komentar, banyak yang merespons bahwa logo yang dibuat zuli kuat secara filosofis dengan perpaduan unsur modernitas dan keislaman yang tampak apik.
Filosofi logo |
Daun Jati
Zuli menjelaskan, filosofi yang ia angkat adalah bentuk utama dari logo yang membentuk sehelai daun jati sebagai flora ikonik khas Kabupaten Blora.
“Sehelai daun ini sebagai simbol jati diri dari sebuah lembaga yang kuat memegang prinsip untuk terus eksis dan berkelanjutan mencetak generasi yang terbaik untuk umat manusia, yakni manusia yang bermanfaat bagi semesta seisinya,” jelas Zuli.
Dia menambahkan, unsur keislaman dalam logo buatannya disimbolkan dari khat tulisan Arab bergaya kufi yang berbunyi “khozinah”.
Kata itu berarti “penyimpanan” sebagai simbol tempat atau wadah bagai para pencari ilmu untuk berproses menjadi manusia mulia layaknya mutiara yang digambarkan dalam bentuk lingkaran di atasnya.
Logo buatan Zuli juga mengandung siluet pena emas dan tiga garis yang mengiringi lingkaran sebagai simbol modernitas dan teknologi yang harus direspons dengan bijak untuk dimanfaatkan secara baik dan mampu mengantarkan generasi yang mampu beradaptasi di setiap zaman.
“Selanjutnya adalah simbol buku atau kitab terbuka di bawah. Simbol ini menandakan inklusivitas dan open minded. Kemudian ada kubah di atas sebagai simbol segenap civitas IAI Khozinatul Ulum yang mampu melangkah dalam satu tujuan dan mencapai visi bersama,” papar Zuli.
Dia mengatakan, Masyayikh Khozinatul Ulum menghendaki agar di bawah logo ditambahkan Qur’an Surah Ali Imron Ayat 110.
Ayat tersebut berbunyi “Kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nāsi” yang berarti “Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia”.
Logo ini sudah diresmikan secara daring dan dapat diunduh di https//s.id/logoiaikhozin untuk dapat digunakan sebagai identitas baru IAI Khozinatul Ulum. (mif)