PATI
– Naskah berjudul Anjlok dipentaskan
anak-anak Teater Tsalafiyah (TeTs) MTs Salafiyah Kajen baru-baru ini. berlatar
sebuah desa yang sedang panen raya, dikisahkan terjadi harga gabah yang anjlok
sekaligus merugikan petani.
– Naskah berjudul Anjlok dipentaskan
anak-anak Teater Tsalafiyah (TeTs) MTs Salafiyah Kajen baru-baru ini. berlatar
sebuah desa yang sedang panen raya, dikisahkan terjadi harga gabah yang anjlok
sekaligus merugikan petani.
Naskah
karya Miftahur Rohim, yang juga guru madrsah tersebut memang berniat melakukan
kritik persoalan tersebut melalui panggung teater. Seperti diketahui, polemik
harga gabah yang anjlok selalu terjadi saat panen tiba.
karya Miftahur Rohim, yang juga guru madrsah tersebut memang berniat melakukan
kritik persoalan tersebut melalui panggung teater. Seperti diketahui, polemik
harga gabah yang anjlok selalu terjadi saat panen tiba.
Penonton
langsung dibawa ke dalam setting sebuah desa yang sedang panen raya. Bukan kegembiraan
yang ditemui melainkan kesedihan hati seorang petani bernama Nar. Dia digambarkan
sedang gelisah.
langsung dibawa ke dalam setting sebuah desa yang sedang panen raya. Bukan kegembiraan
yang ditemui melainkan kesedihan hati seorang petani bernama Nar. Dia digambarkan
sedang gelisah.
Bahkan,
petani kecil itu terlihat menyesali keadaan. Bukan tanpa alasan, Nar merasa
kesal saat panen raya harga gabah justru anjlok atau turun begitu signifikan.
Dia sendiri tak memiliki banyak pilihan antara menjual dengan harga murah atau
tak laku dijual.
petani kecil itu terlihat menyesali keadaan. Bukan tanpa alasan, Nar merasa
kesal saat panen raya harga gabah justru anjlok atau turun begitu signifikan.
Dia sendiri tak memiliki banyak pilihan antara menjual dengan harga murah atau
tak laku dijual.
Di
tengah kegelisahan itulah muncul seorang tengkulak. Dia pun menawar gabah para
petani. Meski sedikit lebih tinggi namun harganya tetap saja dirasa tak
mencukupi untuk petani mendapat untung. Tengkulak tersebut berdalih karena
harga dipasaran memang tengah jatuh.
tengah kegelisahan itulah muncul seorang tengkulak. Dia pun menawar gabah para
petani. Meski sedikit lebih tinggi namun harganya tetap saja dirasa tak
mencukupi untuk petani mendapat untung. Tengkulak tersebut berdalih karena
harga dipasaran memang tengah jatuh.
Rupanya
dibalik itu semua para petani tak sengaja mengetahui jika tengkulak itulah yang
memainkan harga. Hal itulah yang kemudian membuat para petani geram lantaran
merasa dibodohi. Hingga akhirnya para petani membuat siasat untuk memojokan
tengkulak yang telah menipu tersebut.
dibalik itu semua para petani tak sengaja mengetahui jika tengkulak itulah yang
memainkan harga. Hal itulah yang kemudian membuat para petani geram lantaran
merasa dibodohi. Hingga akhirnya para petani membuat siasat untuk memojokan
tengkulak yang telah menipu tersebut.
“Kami
memang sengaja mengambil tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Karena
kesenian tentunya tak dapat dipisahkan dari lingkungan,” terang Miftahur Rohim
yang juga menjadi sutradara dalam pementasan tersebut.
memang sengaja mengambil tema yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Karena
kesenian tentunya tak dapat dipisahkan dari lingkungan,” terang Miftahur Rohim
yang juga menjadi sutradara dalam pementasan tersebut.
Kisah Lain
Dalam
pentas itu sendiri diakuinya digelar dua pementasan. Naskah Anjlok digarap untuk anggota TeTs putra.
Sedangkan untuk anggota putri sendiri memilih naskah R untuk R. Cerita itu mengambil kisah seorang tokoh bernama Rindu.
Namun sepulang dari Solo tempatnya bekerja perempuan tersebut sering mengurung
diri di kamar dan berujar rindu kepada seseorang.
pentas itu sendiri diakuinya digelar dua pementasan. Naskah Anjlok digarap untuk anggota TeTs putra.
Sedangkan untuk anggota putri sendiri memilih naskah R untuk R. Cerita itu mengambil kisah seorang tokoh bernama Rindu.
Namun sepulang dari Solo tempatnya bekerja perempuan tersebut sering mengurung
diri di kamar dan berujar rindu kepada seseorang.
Dari
situlah pergunjingan di masyarakat bermunculan. Mulai dari yang menganggapnya
gila, hingga ada yang mengatakan terlibat jaringan kelompok radikal. Konflik
pun memuncak saat warga yang khawatir desanya tercemar meminta agar Rindu dapat
diusir. Siapa sangka saat itu Rindu justru keluar serambi bersalawat. Rupanya
yang dinantikan kehadirannya oleh Rindu itu adalah Rasullullah.
situlah pergunjingan di masyarakat bermunculan. Mulai dari yang menganggapnya
gila, hingga ada yang mengatakan terlibat jaringan kelompok radikal. Konflik
pun memuncak saat warga yang khawatir desanya tercemar meminta agar Rindu dapat
diusir. Siapa sangka saat itu Rindu justru keluar serambi bersalawat. Rupanya
yang dinantikan kehadirannya oleh Rindu itu adalah Rasullullah.
“Kalau
dengan naskah itu memang diharapkan agar para santri Kajen tetap menjaga diri
berperilaku yang baik agar sesuai dengan laku kanjeng nabi Muhammad sebagai
wujud kerinduan. Ini juga sesuai dengan background kami yang tinggal dikalangan
pesantren,”imbuhnya. (alb)
dengan naskah itu memang diharapkan agar para santri Kajen tetap menjaga diri
berperilaku yang baik agar sesuai dengan laku kanjeng nabi Muhammad sebagai
wujud kerinduan. Ini juga sesuai dengan background kami yang tinggal dikalangan
pesantren,”imbuhnya. (alb)