Peserta serius memerhatikan materi seminar |
Lingkar Muria, SOLO – Fenomena hoaks menjadi isu seksi nasional yang
diperbincangkan banyak orang hari ini,
mulai dari politisi di gedung parlemen hingga tukang becak di pinggiran
jalan. Hoaks tumbuh subur bak jamur di musim penghujan. Penyebarannya begitu
masif melalui sosial media yang hari ini keberadaannya tak terpisahkan dengan
kehidupan masyarakat, hingga begitu sulit dikendalikan dan diredam.
diperbincangkan banyak orang hari ini,
mulai dari politisi di gedung parlemen hingga tukang becak di pinggiran
jalan. Hoaks tumbuh subur bak jamur di musim penghujan. Penyebarannya begitu
masif melalui sosial media yang hari ini keberadaannya tak terpisahkan dengan
kehidupan masyarakat, hingga begitu sulit dikendalikan dan diredam.
Hal itu kemudian menjadi fokus perhatian serius
Pimpinan Wilayah (PW) IPNU IPPNU Jawa Tengah. Keprihatinan itu lantas
diwujudkan dalam deklarasi pelajar anti hoaks di lapangan Tugu Muda Semarang,
Minggu (5/3/2017) lalu, bertepatan dengan pelantikan serta pengukuhan PW IPNU
IPPNU Jawa Tengah.
Pimpinan Wilayah (PW) IPNU IPPNU Jawa Tengah. Keprihatinan itu lantas
diwujudkan dalam deklarasi pelajar anti hoaks di lapangan Tugu Muda Semarang,
Minggu (5/3/2017) lalu, bertepatan dengan pelantikan serta pengukuhan PW IPNU
IPPNU Jawa Tengah.
Untuk mewujudkan perang nyata melawan hoaks dan
fitnah yang terus bertebaran di bumi Indonesia ini,PW IPNU IPPNU Jawa Tengah
kemudian menyelenggarakan Cyber Education Project (CEP) dengan tema
“Penguatan Karakter Generasi Muda Melalui Media” bekerjasama dengan Kesbangpol
Jawa Tengah di Hotel Riyadi Palace Solo.
fitnah yang terus bertebaran di bumi Indonesia ini,PW IPNU IPPNU Jawa Tengah
kemudian menyelenggarakan Cyber Education Project (CEP) dengan tema
“Penguatan Karakter Generasi Muda Melalui Media” bekerjasama dengan Kesbangpol
Jawa Tengah di Hotel Riyadi Palace Solo.
Acara yang berlangsung mulai tanggal 23-24
Maret ini,adalah bentuk penguatan karakter anak muda di tengah kondisi bangsa
Indonesia yang berkecamuk sekaigus keprihatinan atas fenomena yang menimpa
bangsa.
Maret ini,adalah bentuk penguatan karakter anak muda di tengah kondisi bangsa
Indonesia yang berkecamuk sekaigus keprihatinan atas fenomena yang menimpa
bangsa.
“Kemajuan Teknologi Informasi perlu diimbangi,
maka perlu dilakukan pendidikan cyber bagi pelajar, untuk kemudian ditularkan
dengan rekan yang ada di daerah,” ungkap Ferial Farkhan Ibnu Ahmad Ketua PW
IPNU Jawa Tengah.
maka perlu dilakukan pendidikan cyber bagi pelajar, untuk kemudian ditularkan
dengan rekan yang ada di daerah,” ungkap Ferial Farkhan Ibnu Ahmad Ketua PW
IPNU Jawa Tengah.
Ia menambahkan, keadaan yang gonjang-ganjing
akibat hoaks ini diperlukan pemuda yang mempunyai visi dan misi yang jelas
untuk menjadikan bangsa Indonesia berdikari di setiap lini.
akibat hoaks ini diperlukan pemuda yang mempunyai visi dan misi yang jelas
untuk menjadikan bangsa Indonesia berdikari di setiap lini.
Salah satu pemateri mendapat kenang-kenangan dari panitia |
Hoaks Merebak
“Merebaknya informasi hoaks dimulai saat Pilkada
DKI Jakarta tahun 2012 kemarin, momentum itu menjadi titik awal ramainya
informasi hoaks. Hingga kini hoaks sudah menjadi fenomena sosial yang sungguh
luar biasa dampaknya. Ramai setiap hari masyarakat dengan lahap mengkonsumsi
informasi hoaks,” ungkap Isdiyanto.
DKI Jakarta tahun 2012 kemarin, momentum itu menjadi titik awal ramainya
informasi hoaks. Hingga kini hoaks sudah menjadi fenomena sosial yang sungguh
luar biasa dampaknya. Ramai setiap hari masyarakat dengan lahap mengkonsumsi
informasi hoaks,” ungkap Isdiyanto.
Sekretaris PWI Jawa Tengah itu lantas
menambahkan, masyarakat perlu segera menanamkan doktrin tentang hoaks. Hoaks
itu berpotensi memecah masyarakat, mengancam integritas nasional, menimbulkan
konflik sosial serta rusaknya tatanan sosial.Singkatnya hoaks itu bukan berita,
hoaks itu sangat berbahaya.
menambahkan, masyarakat perlu segera menanamkan doktrin tentang hoaks. Hoaks
itu berpotensi memecah masyarakat, mengancam integritas nasional, menimbulkan
konflik sosial serta rusaknya tatanan sosial.Singkatnya hoaks itu bukan berita,
hoaks itu sangat berbahaya.
Acara yang berlangsung selama 2 hari ini pun
tidak melulu diskusi soal hoaks dan kiat menangkalnya saja. Para peserta yang
merupakan pegiat cyber pelajar NU di masing-masing daerah ini diajari tentang
membuat berita yang sesuai dengan kaidahnya-kaidahnya.
tidak melulu diskusi soal hoaks dan kiat menangkalnya saja. Para peserta yang
merupakan pegiat cyber pelajar NU di masing-masing daerah ini diajari tentang
membuat berita yang sesuai dengan kaidahnya-kaidahnya.
“Seorang wartawan jika menulis berita harus
sesuai dengan kode etik jurnalistik, wartawan harus independen, akurat dalam
memberitakan dan tidak beri’tikad buruk,” terang Muhammad Saronji.
sesuai dengan kode etik jurnalistik, wartawan harus independen, akurat dalam
memberitakan dan tidak beri’tikad buruk,” terang Muhammad Saronji.
Redaktur harian Suara Merdeka ini menekankan wartawan
untuk selalu menguji informasi atau dalam bahasa jurnalistiknya cek dan ricek.
Sebab profesi wartawan dilegalisasi dalam Q.S Al Baqarah 42.“Dan janganlah
kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan
yang hak itu, sedang kamu mengetahui”
untuk selalu menguji informasi atau dalam bahasa jurnalistiknya cek dan ricek.
Sebab profesi wartawan dilegalisasi dalam Q.S Al Baqarah 42.“Dan janganlah
kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan
yang hak itu, sedang kamu mengetahui”
Menutup acara CEP ini, ketua PW IPNU Jawa
Tengah menekankan, agar pelajar jangan konsumtif dengan media. Hari ini begitu
banyak serangan dengan informasi hoaks yang menyasar ke para ulama’.
Tengah menekankan, agar pelajar jangan konsumtif dengan media. Hari ini begitu
banyak serangan dengan informasi hoaks yang menyasar ke para ulama’.
Menurut kader asal Brebes ini, menulis di media
sekarang saatnya diniati sebagai ibadah. Ibadah bukan hanya sholat, mengai
saja.Menulis juga ibadah.
sekarang saatnya diniati sebagai ibadah. Ibadah bukan hanya sholat, mengai
saja.Menulis juga ibadah.
“Sekarang adalah eranya perang udara, perang
media. Banyak ulama’-ulama’ kita dihujat di luar sana, kita wajib menguasai
media,” pungkasnya. (lil)
media. Banyak ulama’-ulama’ kita dihujat di luar sana, kita wajib menguasai
media,” pungkasnya. (lil)