Petugas KPPS sedang bekerja di pemungutan suara Pemilu 2019 di Jepara FOTO : medcom.id |
JEPARA – Partisipasi pemilu 2019 di Kabupaten Pati melejit dari target nasional. Di Bumi Kartini, partisipasi pemilih mencapai angka di atas 80 persen. Sedangkan target nasional adalah 77,5 persen.
Oleh karena itu partisipasi masyarakat di Kabupaten Jepara dalam kontestasi Pemilu
2019, patut diacungi jempol. Mulai dari pemilu presiden dan wakil presiden, Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) di Kabupaten Jepara, berada di atas angka 80 persen.
2019, patut diacungi jempol. Mulai dari pemilu presiden dan wakil presiden, Dewan
Perwakilan Daerah (DPD), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah (DPRD) di Kabupaten Jepara, berada di atas angka 80 persen.
Komisioner KPU Jepara Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih,
partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Muhammadun mengatakan, angka
partisipasi pemilih dalam pemilu 2019 melampaui target nasional. Bahkan
dibanding pemilu 2014, angka partisipasinya lebih tinggi.
partisipasi Masyarakat dan Sumber Daya Manusia Muhammadun mengatakan, angka
partisipasi pemilih dalam pemilu 2019 melampaui target nasional. Bahkan
dibanding pemilu 2014, angka partisipasinya lebih tinggi.
Angka partisipasi itu diketahui usai rapat pleno rekapitulasi
penghitungan perolehan suara pemilu 2019, Sabtu (4/5/2019) malam lalu. “Secara
nasional, target partisipasi pemilih pada pemilu 2019 adalah 77,5 persen. Di
Jepara, untuk lima jenis pemilihan umum, angka persentasenya melebihi target
nasional tersebut,” katanya.
penghitungan perolehan suara pemilu 2019, Sabtu (4/5/2019) malam lalu. “Secara
nasional, target partisipasi pemilih pada pemilu 2019 adalah 77,5 persen. Di
Jepara, untuk lima jenis pemilihan umum, angka persentasenya melebihi target
nasional tersebut,” katanya.
Untuk pemilu presiden dan wakil presiden, angka partisipasi pemilih 83
persen. Pada pilpres, surat suara sah sebanyak 674.280, dan suara tak sah
22.540. Sedangkan daftar pemilih tetap (DPT) di kabupaten Jepara 879.490.
Sementara itu untuk permilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) partisipasinya
82,94 persen, DPR RI (82,90 persen), DPRD provinsi (82,91 persen).
persen. Pada pilpres, surat suara sah sebanyak 674.280, dan suara tak sah
22.540. Sedangkan daftar pemilih tetap (DPT) di kabupaten Jepara 879.490.
Sementara itu untuk permilihan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) partisipasinya
82,94 persen, DPR RI (82,90 persen), DPRD provinsi (82,91 persen).
Untuk pemilihan DPRD Kabupaten Jepara, dari lima daerah pemilihan (dapil),
persentase partisipasi berbeda-beda, namun semuanya di atas 80 persen. Di dapil
1 (meliputi Kecamatan Jepara, Karimunjawa, Tahunan, dan Kedung), partisipasinya
83,60 persen. Di dapil 2 (Mlonggo, Bangsri, dan Pakisaji) partisipasinya 82,92
persen, dapil 3 (Kembang, Keling, dan Donorojo) partisipasinya 80,86 persen,
dan dapil 4 (Mayong, Welahan, dan Nalumsari) di angka 81,34 persen. Partisipasi
tertinggi di dapil 5 (Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, dan Batealit), yaitu
85,34 persen.
persentase partisipasi berbeda-beda, namun semuanya di atas 80 persen. Di dapil
1 (meliputi Kecamatan Jepara, Karimunjawa, Tahunan, dan Kedung), partisipasinya
83,60 persen. Di dapil 2 (Mlonggo, Bangsri, dan Pakisaji) partisipasinya 82,92
persen, dapil 3 (Kembang, Keling, dan Donorojo) partisipasinya 80,86 persen,
dan dapil 4 (Mayong, Welahan, dan Nalumsari) di angka 81,34 persen. Partisipasi
tertinggi di dapil 5 (Kecamatan Pecangaan, Kalinyamatan, dan Batealit), yaitu
85,34 persen.
Angka partisipasi pemilih pada pemilu 2019 ini lebih tinggi jika
dibandingkan dengan pada pemilu 2014. Pada pemilu 2014, partisipasi pemilih
pada pemilu lagislatif 79,9 persen, sedangkan pada pilpres 73 persen.
Perbedaannya, pemilu 2019 ini berlangsung serentak, menggabungkan lima jenis
pemilihan dalam satu waktu.
dibandingkan dengan pada pemilu 2014. Pada pemilu 2014, partisipasi pemilih
pada pemilu lagislatif 79,9 persen, sedangkan pada pilpres 73 persen.
Perbedaannya, pemilu 2019 ini berlangsung serentak, menggabungkan lima jenis
pemilihan dalam satu waktu.
Dikatakan Muhammadun, ada banyak faktor yang mempengaruhi dan ini
membutuhkan riset secara akademis. Namun dari sisi pernyelenggara pemilu,
sosialisasi ke masyarakat sudah dilakukan sejak tahapan pemilu 2019 ini berlangsung,
sampai dengan menjelang pemungutan suara.
membutuhkan riset secara akademis. Namun dari sisi pernyelenggara pemilu,
sosialisasi ke masyarakat sudah dilakukan sejak tahapan pemilu 2019 ini berlangsung,
sampai dengan menjelang pemungutan suara.
KPU berharap, partisipasi dalam proses demokrasi ini tidak hanya
berhenti pada saat pemungutan suara yang berlangsung 17 April lalu, namun bisa
terus berlanjut dalam partisipasi bentuk lain untuk mewarnai demokrasi secara
sehat dan positif. “Sesudah itu, partisipasi masyarakat bisa terus diaktivasi,
termasuk dalam kontrol jalannya pemerintahan, serta mengawal program-program
kerja yang selama kampanye sudah ditawarkan para calon terpilih, ungkap dia. (alb)
berhenti pada saat pemungutan suara yang berlangsung 17 April lalu, namun bisa
terus berlanjut dalam partisipasi bentuk lain untuk mewarnai demokrasi secara
sehat dan positif. “Sesudah itu, partisipasi masyarakat bisa terus diaktivasi,
termasuk dalam kontrol jalannya pemerintahan, serta mengawal program-program
kerja yang selama kampanye sudah ditawarkan para calon terpilih, ungkap dia. (alb)