Nindy Juga Pekerja Keras
Status Facebooknya yang menunjukkan Nindy memang pekerja keras |
Lingkar Muria, PATI – Korban mutilasi dan pembakaran oleh suami
sendiri, Siti Saidah, 21, alias Sinok alias Nindy, di mata keluarga merupakan
perempuan yang mandiri. Selain mandiri, Nindy juga terkenal pekerja keras.
Saryadi, ayah Nindy menuturkan, putri bungsunya itu memang mandiri dan juga
pekerja keras. Usai lulus dari sekolah menengah tingkat pertama, Nindy langsung
mencari pekerjaan.
sendiri, Siti Saidah, 21, alias Sinok alias Nindy, di mata keluarga merupakan
perempuan yang mandiri. Selain mandiri, Nindy juga terkenal pekerja keras.
Saryadi, ayah Nindy menuturkan, putri bungsunya itu memang mandiri dan juga
pekerja keras. Usai lulus dari sekolah menengah tingkat pertama, Nindy langsung
mencari pekerjaan.
”Setelah lulus sekolah, dia
langsung cari kerja. Pontang-panting sendiri,
tak merepotkan orang tua, juga tak minta bantuan saya,” kata Saryadi kepada Lingkar Muria.
langsung cari kerja. Pontang-panting sendiri,
tak merepotkan orang tua, juga tak minta bantuan saya,” kata Saryadi kepada Lingkar Muria.
Lanjut Saryadi, dirinya sangat
salut dengan anak bungsunya ini. Dalam kaca mata penglihatannya ini, Saryadi
melihat Nindy sebagai anak yang ulet. Meskipun hanya tamatan sekolah menengah
pertama, Nindy mampu bekerja ditempat yang menurut orang kampung kepenak. Dalam artian tak menjadi buruh
kasar, meskipun beberapa saat Nindy pernah juga menjadi pembantu rumah tangga
di Pati Kota.
salut dengan anak bungsunya ini. Dalam kaca mata penglihatannya ini, Saryadi
melihat Nindy sebagai anak yang ulet. Meskipun hanya tamatan sekolah menengah
pertama, Nindy mampu bekerja ditempat yang menurut orang kampung kepenak. Dalam artian tak menjadi buruh
kasar, meskipun beberapa saat Nindy pernah juga menjadi pembantu rumah tangga
di Pati Kota.
Nindy, sepengetahuan Saryadi
tercatat pernah bekerja sebagai sales kecantikan untuk area eks Karesidenan
Pati, kemudian menjadi Marketing di Adira, hingga terakhir menjadi Marketing
sebuah perusahaan properti besar di wilayah Metropolitan Jakarta sana, meski
baru dua hari. Sebab Nindy keburu meninggal dunia dihabisi suami sendiri.
tercatat pernah bekerja sebagai sales kecantikan untuk area eks Karesidenan
Pati, kemudian menjadi Marketing di Adira, hingga terakhir menjadi Marketing
sebuah perusahaan properti besar di wilayah Metropolitan Jakarta sana, meski
baru dua hari. Sebab Nindy keburu meninggal dunia dihabisi suami sendiri.
”Dengan hal itulah saya marah
ketika kemarin ada pemberitaan di sebuah stasiun televisi yang mengatakan anak
saya dibunuh, kemudian dimutilasi, lantaran Nindy minta macam-macam. Minta
mobil lah, itu semua tak benar, sebab saya tau Nindy anaknya pekerja keras tak
mungkin menuntut macam-macam terhadap suaminya,” jelas Saryadi.
ketika kemarin ada pemberitaan di sebuah stasiun televisi yang mengatakan anak
saya dibunuh, kemudian dimutilasi, lantaran Nindy minta macam-macam. Minta
mobil lah, itu semua tak benar, sebab saya tau Nindy anaknya pekerja keras tak
mungkin menuntut macam-macam terhadap suaminya,” jelas Saryadi.
Bahkan, kata Saryadi, motor ninja
yang hendak dijual untuk DP mobil itu hasil kerja keras Nindy, juga saya ikut
bantu. ”Dulu motornya awal vario cw, kemudian diganti Mio GT, sudah tak suka
kemudian ganti Ninja. Itu saya ikut membantu. Begitu kok dibilang Nindy matre
dan sering menuntut suami,” tegas Saryadi dengan sedikit keheranan dan setengah
emosi.
yang hendak dijual untuk DP mobil itu hasil kerja keras Nindy, juga saya ikut
bantu. ”Dulu motornya awal vario cw, kemudian diganti Mio GT, sudah tak suka
kemudian ganti Ninja. Itu saya ikut membantu. Begitu kok dibilang Nindy matre
dan sering menuntut suami,” tegas Saryadi dengan sedikit keheranan dan setengah
emosi.
Saat masih bekerja |
Hal itu dibenarkan teman semasa
kecil Nindy. Susi Lina Puspita, 22, teman sejak kecil hingga dewasa mengaku
sangat terpukul. Ia masih tak menyangka teman karibnya itu pergi untuk
selamanya, yang lebih parah kepergiannya begitu tragis.
kecil Nindy. Susi Lina Puspita, 22, teman sejak kecil hingga dewasa mengaku
sangat terpukul. Ia masih tak menyangka teman karibnya itu pergi untuk
selamanya, yang lebih parah kepergiannya begitu tragis.
”Saya tak menyangka, Sinok (Red,
panggilan akrab Susi untuk Nindy) sudah tiada. Yang lebih membuat saya heran
ada berita yang macam-macam. Dibilang Sinok matre lah, sering minta-minta itu
tidak benar, saya yakin itu, sebab saya temannya sejak kanak-kanak hingga
seperti ini,” katanya dengan tangis yang tahan.
panggilan akrab Susi untuk Nindy) sudah tiada. Yang lebih membuat saya heran
ada berita yang macam-macam. Dibilang Sinok matre lah, sering minta-minta itu
tidak benar, saya yakin itu, sebab saya temannya sejak kanak-kanak hingga
seperti ini,” katanya dengan tangis yang tahan.
Lanjut Susi, saya mengenal betul
Sinok. Saya dengan Sinok sudah seperti saudara sendiri, kemana-mana bersama.
Juga sering tidur bersama di rumah Sinok. Pernah juga bekerja bersama Sinok
saat menjadi pembantu rumah tangga di Pati Kota, saat itu tepat usai lulus
sekolah.
Sinok. Saya dengan Sinok sudah seperti saudara sendiri, kemana-mana bersama.
Juga sering tidur bersama di rumah Sinok. Pernah juga bekerja bersama Sinok
saat menjadi pembantu rumah tangga di Pati Kota, saat itu tepat usai lulus
sekolah.
”Di mata saya, Sinok itu memang
anak yang mandiri dan pekerja keras. Tak jarang lah mau menjadi pembantu rumah
tangga jika bukan ingin hidup mandiri dan tak menggantungkan hidupnya pada
orang tua, jadi saya tepit pemberitaan itu,” ujar Susi yang dapat ke rumah duka Sabtu pagi (16/12/17) kemarin. (lil)
anak yang mandiri dan pekerja keras. Tak jarang lah mau menjadi pembantu rumah
tangga jika bukan ingin hidup mandiri dan tak menggantungkan hidupnya pada
orang tua, jadi saya tepit pemberitaan itu,” ujar Susi yang dapat ke rumah duka Sabtu pagi (16/12/17) kemarin. (lil)