Buku Ratu Kalinyamat |
Yayasan Darma Bhakti Lestari berhasil menyuguhkan fakta-fakta baru tentang sosok Ratu Kalinyamat yang selama ini lebih dikenal dengan konotasi negatif hingga eksistensinya yang dianggap fiktif. Sang Ratu yang disegani Portugis ini memiliki nilai-nilai perjuangan yang layak dipedomani generasi masa kini. Tidak berlebihan jika pemerintah menyematkan gelar pahlawan nasional untuk perempuan pemberani ini.
JEPARA – Sebuah buku laporan hasil penelitian empiris berhasil diterbitkan Yayasan Darma Bhakti Lestari bekerjasama dengan sejumlah pihak. Buku yang diterbitkan Media Indonesia Publishing ini memuat data-data yang mendukung substansial dan penguatan akademik terhadap usulan penganugerahan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional.
Laporan ini dikerjakan oleh tim yang sangat berkompeten dari berbagai disiplin ilmu. Didukung penuh oleh pemerintah daerah, kampus, dan masyarakat Jepara khususnya.
Fakta-fakta sejarah tentang perempuan yang memiliki darah keturunan dari Kerajaan Demak ini disajikan dalam 9 BAB. Mulai dari sosok Ratu Kalinyamat, perannya melawan kolonialisme dan Imperialisme Portugis di Nusantara, cerita tentang invasi Jepara ke Malaka, membela bangsa Hitu, membantu pasukan Aceh, upaya mengusir Portugis dari Malaka, legacy sang Ratu, hingga tentang julukan Rainha De Japora Senhora Poderosa E Rica dari orang-orang Portugis.
Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat (tengah) menggagas pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional/ Instagram Lestari Moerdijat |
Dalam testimoninya, pengamat militer sekaligus Presiden Indonesian Institute for Maritime Studies Dr. Connie Rahakundini Bakrie mengungkapkan di bawah kepemimpinan Ratu Kalinyamat pada 1549-1579, Jepara berhasil dibawa ke masa kejayaan.
Kemampuan industri dan kekuatan maritim yang dibangun, mampu memimpin era industrialisasi maritim di kawasan Asia Tenggara. Selain itu Sang Ratu tampil sebagai leader aliansi kekuatan kesultanan Islam di kawasan (Johor, Aceh, Maluku an Jepara).
“Visi Ratu Kalinyamat dalam aliansi itu adalah mencapai kesejahteraan bersama dan menghilangkan ancaman/musuh yang besar kala itu Portugis,” katanya.
Sementara itu Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat menyebut kehadiran Ratu Kalinyamat sebagai seorang perempuan pada saat itu merupakan suatu lambang bahwa di Nusantara ini perempuan mempunyai kedudukan yang sangat tinggi.
“Ketinggian Ratu Kalinyamat ditandai dengan kemampuan memimpin penyerangan ke berbagai tempat yang dikuasai penjajah Portugis,” tulisnya dalam pengantar buku laporan hasil riset tersebut. (Yan)