Sampul buku Kecerdasan Sang Idiot |
Kyai Sandal Jepit adalah patron yang
saya usung dalam buku-buku kisah hikmah. Pada awalnya, kisah Kyai Sandal Jepit
diterbitkan oleh Narasi, Yogyakarta. Disebabkan best seller, maka kisah
Kyai Sandal Jepit kemudian dilanjut di buku yang kedua dan diterbitkan oleh
penerbit yang sama.
Sekitaran sepuluh tahun berikutnya
kisah Kyai Sandal Jepit ini dilanjutkan dalam sebuah buku yang berjudul
Kecerdasan Sang Idiot. Apabila dibandingkan dengan buku-buku sebelumnya, maka
tentu saja Kecerdasan Sang Idiot lebih bagus, baik dari segi isi maupun
kemasan.
Kecerdasan Sang Idiot menjadi begitu
istimewa sebab di dalamnya termaktub 38 kisah hikmah dalam 233 halaman yang
dapat dibaca sekali duduk untuk tiap ceritanya. Kisahnya sendiri begitu bernas
dan berisi dengan narasi yang gampang sekali dimengerti. Buku ini dibagi
menjadi dua, yakni ketika Kyai Sandal Jepit berada di Indonesia dan di luar
Indonesia.
Kisah-kisah hikmah mengalir lancar
seiring dengan pertetirahan Kyai Sandal Jepit ke Spanyol, Jepang, maupun ke
negeri Prancis. Pada cerita ‘Ziarah Wali’ Kyai Sandal Jepit menohok kita semua
dengan sindiran keras betapa sesungguhnya kita lebih senang berziarah atau
bertetirah tetapi malah melupakan orang tua yang menjadi wakil Tuhan di dunia.
Pada cerita ‘Treprovokasi’ Kyai Sandal Jepit mengetengahkan tentang
pertetirahannya ke Spanyol dan peristiwa Charlie Hebdo di Prancis yang
direlasikan dengan kisah Abu Utsman yang terkenal sabar.
Kisah-kisah hikmah yang ditampilkan
terasa lebih lengkap dengan adanya sebuah tarikan benang merah atau simpulan
yang terdapat di bagian akhir cerita yang diketengahkan dalam ‘Hikmah Sandal
Jepit’.
“Jhon Fredy Sanchez Rico (salah satu
dosen di Chile), Saadia Chelkha (pengajar di Accent Français, Montpellier,
Prancis), dan Claudia Bigler yang orang Swiss itu menjadikan buku ini begitu
spesial dengan kata pengantar yang dibawakan dalam bahasa mereka, bukan bahasa
Indonesia. Ditambah pula dengan kehadiran tiga endorse dari sarah Frustié,
Salah-Eddin Boudjadaar, serta Elisa Echegoyen menjadikan buku ini tambah
semarak dan ‘wah!’. []
Yoyok
Dwi Prastyo, seorang guru SMA Negeri
2 Pati, pegiat literasi sekaligus Direktur Penerbit Soleil du Monde.