FOTO : TOPSKOR |
Super League bergulir menjadi kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Persijap boleh dikatakan pernah
mengalami saat-saat mentereng. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini menjadi salah
satu kontestan yang disegani.
Pablo Frances, Amarildo Souza, Danang Wihatmoko, Isdiantono, A M Bahtiar, dan
beberapa pemain top lainnya. Saat itu mereka diarsiteki coach Almarhum Junaidi. Masa-masa
itu semua bangga dengan klub yang bermarkas di Stadion Gelora Bumi Kartini ini.
tiap pertandingan tiap jengkal tribun selalu sesak oleh penonton.
tampil di kasta kedua. Kini musim kompetisi 2018 ini tim kebanggan warga Kota
Ukir ini mesti turun kasta ke liga 3. Jebloknya prestasi Persijap kini
menimbulkan cacian-cacian, cibiran, bahkan rasa tak percaya dengan manajemen
yang ada.
Puji Lestari harus menjadi sasaran cacian-cacian sebab dinilai gagal. Mulai
saat masih berjuang di Liga 2 hingga saat ini, dimana manajemen sedang
membentuk tim untuk mengarungi kompetisi di kasta ketiga.
rasa tak percaya lagi, kepada Esti. Bahkan ada pula yang menuduh, Persijap ada
di tangan orang yang salah.
Salah satu cacian yang diterima Esti |
Gelombang cacian dan cibiran itu pun kian menjadi,
terutama saat keputusan mendatangkan pelatih impor dari negeri yang saat ini
prestasi sepakbolanya sedang bercokol di puncak klasemen FIFA, Jerman.
menjawab semua cibiran itu dengan positif dan optimis. Esti tetap fokus dengan
tujuannya untuk membangun Persijap menjadi klub yang professional. Berikut ulasan wawancara wartawan Lingkarmuria.com bersama Presiden Klub Persijap Esti
Puji Lestari.
prestasi Persijap
merosot dari liga dua
ke liga tiga,
gelombang cibiran dari berbagai
kalangan suporter akar rumput sangat tinggi. Bagaimana anda menanggapi itu?
supporter akar rumput, mereka itu “aktor intelektual” yang ingin menjatuhkan Persijap. Kenyataannya
banyak yang diam
diam DM ke saya, menyatakan
dukungan dan tidak pernah menghujat saya sekalipun.
juga yang mencibir. Ada yang meragukan track
recordnya sebagai pelatih sebuah klub.
paling penting saya ikut regulasi dari
penyelenggara liga. Minimal lisensi C AFC , dan beliau, mengantongi lisensi B UEFA, jadi sudah pasti di
atasnya.
entah ini guyon atau serius. Ada yang menganggap itu teman-teman Anda di luar
negeri yang nganggur, kemudian diajak ke Indonesia untuk kerja (Red, Sebagai
pelatih).
diketahui Patrick Sofian Ghigani itu
Owner dari sekolah sepakbola terbesar di Munich, MSC. Silahkan cek Google. Jadi dia tidak pengangguran. Beliau
datang untuk membantu Persijap, karena merasa sedih dengan situasi saya, dan ingin membantu. Jujur
beliau membantu saya dan juga percaya potensinya.
bisa di cek juga, dan memiliki sekolah bola sendiri, dengan penghasilan
fantastis dan gaya hidup tinggi. Kenapa beliau ingin ke Persijap dan
meninggalkan 5 anak di sana? Karena beliau prihatin dengan sepak bola Jepara
yang pada saat menganalisa pertandingan di musim lalu, banyak hal-hal yang
beliau rasa bisa diperbaiki. Sementara tim pelatih terdahulu tidak melakukannya.
sih sebenarnya target Anda untuk Persijap saat ini.
kembali ke liga 1 bertahap dan kuat
Anda begitu tegar, dari saat di liga 2 Persijap mulai terseok-seok hingga
sampai akhirnya terdegradasi, banyak sekali hujatan-hujatan. Apa yang membuat Anda bertahan.
keluarga saya. Karena mereka merasa ini sudah merenggut nama baik saya, saya
kembali memberikan penjelasan. Hidup ini bukan menumpuk harta, atau mencari
uang semata.
paradigma yang kuat ke jalan yang benar, dan pada akhirnya, saya memang sebagai
business woman percaya sepak bola Indonesia
bisa menjadi industri dan bisnis yang sehat, bukan untuk saya saja !
setelah saya, untuk bisa menikmati hasil kemandirian Persijap sebagai klub,
jangan selalu bergantung ke personal yang banyak uang misalnya, karena itu
tidak stabil dan tidak permanen.
beberapa suporter di kawasan yang menantang Anda, mampukah mengulang masa emas
di era Super League? Era pelatih almarhum Junaidi. Menjadi 4 besar Copa
Indonesia. Bagaimana tanggapan Anda.
mengajak? Saya pikir ini yang sangat saya tekankan untuk berubah, masa lalu
bisa saja dijadikan patokan, tapi masa lalu tidak bisa kembali, dengan
regulasi, industri sepak bola yang sudah berbeda, ini bukan jaman APBD. Kita bukan jago kandang, kita bukan klub kabupaten, kita harus jadi klub
besar secara financial dan struktur
dulu, baru prestasi akan menyusul dan akan menjadi fundamental yang kuat.
ciri atau identitas baru, membuat visi
baru dan sejarah baru. Siapa tahu bukan hanya menjadi Big 4 di sebuah kompetisi,
tetapi bisa menjadi juara.
FOTO : TOPSKOR |
Super League bergulir menjadi kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Persijap boleh dikatakan pernah
mengalami saat-saat mentereng. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini menjadi salah
satu kontestan yang disegani.
Pablo Frances, Amarildo Souza, Danang Wihatmoko, Isdiantono, A M Bahtiar, dan
beberapa pemain top lainnya. Saat itu mereka diarsiteki coach Almarhum Junaidi. Masa-masa
itu semua bangga dengan klub yang bermarkas di Stadion Gelora Bumi Kartini ini.
tiap pertandingan tiap jengkal tribun selalu sesak oleh penonton.
tampil di kasta kedua. Kini musim kompetisi 2018 ini tim kebanggan warga Kota
Ukir ini mesti turun kasta ke liga 3. Jebloknya prestasi Persijap kini
menimbulkan cacian-cacian, cibiran, bahkan rasa tak percaya dengan manajemen
yang ada.
Puji Lestari harus menjadi sasaran cacian-cacian sebab dinilai gagal. Mulai
saat masih berjuang di Liga 2 hingga saat ini, dimana manajemen sedang
membentuk tim untuk mengarungi kompetisi di kasta ketiga.
rasa tak percaya lagi, kepada Esti. Bahkan ada pula yang menuduh, Persijap ada
di tangan orang yang salah.
Salah satu cacian yang diterima Esti |
Gelombang cacian dan cibiran itu pun kian menjadi,
terutama saat keputusan mendatangkan pelatih impor dari negeri yang saat ini
prestasi sepakbolanya sedang bercokol di puncak klasemen FIFA, Jerman.
menjawab semua cibiran itu dengan positif dan optimis. Esti tetap fokus dengan
tujuannya untuk membangun Persijap menjadi klub yang professional. Berikut ulasan wawancara wartawan Lingkarmuria.com bersama Presiden Klub Persijap Esti
Puji Lestari.
prestasi Persijap
merosot dari liga dua
ke liga tiga,
gelombang cibiran dari berbagai
kalangan suporter akar rumput sangat tinggi. Bagaimana anda menanggapi itu?
supporter akar rumput, mereka itu “aktor intelektual” yang ingin menjatuhkan Persijap. Kenyataannya
banyak yang diam
diam DM ke saya, menyatakan
dukungan dan tidak pernah menghujat saya sekalipun.
juga yang mencibir. Ada yang meragukan track
recordnya sebagai pelatih sebuah klub.
paling penting saya ikut regulasi dari
penyelenggara liga. Minimal lisensi C AFC , dan beliau, mengantongi lisensi B UEFA, jadi sudah pasti di
atasnya.
entah ini guyon atau serius. Ada yang menganggap itu teman-teman Anda di luar
negeri yang nganggur, kemudian diajak ke Indonesia untuk kerja (Red, Sebagai
pelatih).
diketahui Patrick Sofian Ghigani itu
Owner dari sekolah sepakbola terbesar di Munich, MSC. Silahkan cek Google. Jadi dia tidak pengangguran. Beliau
datang untuk membantu Persijap, karena merasa sedih dengan situasi saya, dan ingin membantu. Jujur
beliau membantu saya dan juga percaya potensinya.
bisa di cek juga, dan memiliki sekolah bola sendiri, dengan penghasilan
fantastis dan gaya hidup tinggi. Kenapa beliau ingin ke Persijap dan
meninggalkan 5 anak di sana? Karena beliau prihatin dengan sepak bola Jepara
yang pada saat menganalisa pertandingan di musim lalu, banyak hal-hal yang
beliau rasa bisa diperbaiki. Sementara tim pelatih terdahulu tidak melakukannya.
sih sebenarnya target Anda untuk Persijap saat ini.
kembali ke liga 1 bertahap dan kuat
Anda begitu tegar, dari saat di liga 2 Persijap mulai terseok-seok hingga
sampai akhirnya terdegradasi, banyak sekali hujatan-hujatan. Apa yang membuat Anda bertahan.
keluarga saya. Karena mereka merasa ini sudah merenggut nama baik saya, saya
kembali memberikan penjelasan. Hidup ini bukan menumpuk harta, atau mencari
uang semata.
paradigma yang kuat ke jalan yang benar, dan pada akhirnya, saya memang sebagai
business woman percaya sepak bola Indonesia
bisa menjadi industri dan bisnis yang sehat, bukan untuk saya saja !
setelah saya, untuk bisa menikmati hasil kemandirian Persijap sebagai klub,
jangan selalu bergantung ke personal yang banyak uang misalnya, karena itu
tidak stabil dan tidak permanen.
beberapa suporter di kawasan yang menantang Anda, mampukah mengulang masa emas
di era Super League? Era pelatih almarhum Junaidi. Menjadi 4 besar Copa
Indonesia. Bagaimana tanggapan Anda.
mengajak? Saya pikir ini yang sangat saya tekankan untuk berubah, masa lalu
bisa saja dijadikan patokan, tapi masa lalu tidak bisa kembali, dengan
regulasi, industri sepak bola yang sudah berbeda, ini bukan jaman APBD. Kita bukan jago kandang, kita bukan klub kabupaten, kita harus jadi klub
besar secara financial dan struktur
dulu, baru prestasi akan menyusul dan akan menjadi fundamental yang kuat.
ciri atau identitas baru, membuat visi
baru dan sejarah baru. Siapa tahu bukan hanya menjadi Big 4 di sebuah kompetisi,
tetapi bisa menjadi juara.
FOTO : TOPSKOR |
Super League bergulir menjadi kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Persijap boleh dikatakan pernah
mengalami saat-saat mentereng. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini menjadi salah
satu kontestan yang disegani.
Pablo Frances, Amarildo Souza, Danang Wihatmoko, Isdiantono, A M Bahtiar, dan
beberapa pemain top lainnya. Saat itu mereka diarsiteki coach Almarhum Junaidi. Masa-masa
itu semua bangga dengan klub yang bermarkas di Stadion Gelora Bumi Kartini ini.
tiap pertandingan tiap jengkal tribun selalu sesak oleh penonton.
tampil di kasta kedua. Kini musim kompetisi 2018 ini tim kebanggan warga Kota
Ukir ini mesti turun kasta ke liga 3. Jebloknya prestasi Persijap kini
menimbulkan cacian-cacian, cibiran, bahkan rasa tak percaya dengan manajemen
yang ada.
Puji Lestari harus menjadi sasaran cacian-cacian sebab dinilai gagal. Mulai
saat masih berjuang di Liga 2 hingga saat ini, dimana manajemen sedang
membentuk tim untuk mengarungi kompetisi di kasta ketiga.
rasa tak percaya lagi, kepada Esti. Bahkan ada pula yang menuduh, Persijap ada
di tangan orang yang salah.
Salah satu cacian yang diterima Esti |
Gelombang cacian dan cibiran itu pun kian menjadi,
terutama saat keputusan mendatangkan pelatih impor dari negeri yang saat ini
prestasi sepakbolanya sedang bercokol di puncak klasemen FIFA, Jerman.
menjawab semua cibiran itu dengan positif dan optimis. Esti tetap fokus dengan
tujuannya untuk membangun Persijap menjadi klub yang professional. Berikut ulasan wawancara wartawan Lingkarmuria.com bersama Presiden Klub Persijap Esti
Puji Lestari.
prestasi Persijap
merosot dari liga dua
ke liga tiga,
gelombang cibiran dari berbagai
kalangan suporter akar rumput sangat tinggi. Bagaimana anda menanggapi itu?
supporter akar rumput, mereka itu “aktor intelektual” yang ingin menjatuhkan Persijap. Kenyataannya
banyak yang diam
diam DM ke saya, menyatakan
dukungan dan tidak pernah menghujat saya sekalipun.
juga yang mencibir. Ada yang meragukan track
recordnya sebagai pelatih sebuah klub.
paling penting saya ikut regulasi dari
penyelenggara liga. Minimal lisensi C AFC , dan beliau, mengantongi lisensi B UEFA, jadi sudah pasti di
atasnya.
entah ini guyon atau serius. Ada yang menganggap itu teman-teman Anda di luar
negeri yang nganggur, kemudian diajak ke Indonesia untuk kerja (Red, Sebagai
pelatih).
diketahui Patrick Sofian Ghigani itu
Owner dari sekolah sepakbola terbesar di Munich, MSC. Silahkan cek Google. Jadi dia tidak pengangguran. Beliau
datang untuk membantu Persijap, karena merasa sedih dengan situasi saya, dan ingin membantu. Jujur
beliau membantu saya dan juga percaya potensinya.
bisa di cek juga, dan memiliki sekolah bola sendiri, dengan penghasilan
fantastis dan gaya hidup tinggi. Kenapa beliau ingin ke Persijap dan
meninggalkan 5 anak di sana? Karena beliau prihatin dengan sepak bola Jepara
yang pada saat menganalisa pertandingan di musim lalu, banyak hal-hal yang
beliau rasa bisa diperbaiki. Sementara tim pelatih terdahulu tidak melakukannya.
sih sebenarnya target Anda untuk Persijap saat ini.
kembali ke liga 1 bertahap dan kuat
Anda begitu tegar, dari saat di liga 2 Persijap mulai terseok-seok hingga
sampai akhirnya terdegradasi, banyak sekali hujatan-hujatan. Apa yang membuat Anda bertahan.
keluarga saya. Karena mereka merasa ini sudah merenggut nama baik saya, saya
kembali memberikan penjelasan. Hidup ini bukan menumpuk harta, atau mencari
uang semata.
paradigma yang kuat ke jalan yang benar, dan pada akhirnya, saya memang sebagai
business woman percaya sepak bola Indonesia
bisa menjadi industri dan bisnis yang sehat, bukan untuk saya saja !
setelah saya, untuk bisa menikmati hasil kemandirian Persijap sebagai klub,
jangan selalu bergantung ke personal yang banyak uang misalnya, karena itu
tidak stabil dan tidak permanen.
beberapa suporter di kawasan yang menantang Anda, mampukah mengulang masa emas
di era Super League? Era pelatih almarhum Junaidi. Menjadi 4 besar Copa
Indonesia. Bagaimana tanggapan Anda.
mengajak? Saya pikir ini yang sangat saya tekankan untuk berubah, masa lalu
bisa saja dijadikan patokan, tapi masa lalu tidak bisa kembali, dengan
regulasi, industri sepak bola yang sudah berbeda, ini bukan jaman APBD. Kita bukan jago kandang, kita bukan klub kabupaten, kita harus jadi klub
besar secara financial dan struktur
dulu, baru prestasi akan menyusul dan akan menjadi fundamental yang kuat.
ciri atau identitas baru, membuat visi
baru dan sejarah baru. Siapa tahu bukan hanya menjadi Big 4 di sebuah kompetisi,
tetapi bisa menjadi juara.
FOTO : TOPSKOR |
Super League bergulir menjadi kasta tertinggi sepakbola Indonesia, Persijap boleh dikatakan pernah
mengalami saat-saat mentereng. Tim berjuluk Laskar Kalinyamat ini menjadi salah
satu kontestan yang disegani.
Pablo Frances, Amarildo Souza, Danang Wihatmoko, Isdiantono, A M Bahtiar, dan
beberapa pemain top lainnya. Saat itu mereka diarsiteki coach Almarhum Junaidi. Masa-masa
itu semua bangga dengan klub yang bermarkas di Stadion Gelora Bumi Kartini ini.
tiap pertandingan tiap jengkal tribun selalu sesak oleh penonton.
tampil di kasta kedua. Kini musim kompetisi 2018 ini tim kebanggan warga Kota
Ukir ini mesti turun kasta ke liga 3. Jebloknya prestasi Persijap kini
menimbulkan cacian-cacian, cibiran, bahkan rasa tak percaya dengan manajemen
yang ada.
Puji Lestari harus menjadi sasaran cacian-cacian sebab dinilai gagal. Mulai
saat masih berjuang di Liga 2 hingga saat ini, dimana manajemen sedang
membentuk tim untuk mengarungi kompetisi di kasta ketiga.
rasa tak percaya lagi, kepada Esti. Bahkan ada pula yang menuduh, Persijap ada
di tangan orang yang salah.
Salah satu cacian yang diterima Esti |
Gelombang cacian dan cibiran itu pun kian menjadi,
terutama saat keputusan mendatangkan pelatih impor dari negeri yang saat ini
prestasi sepakbolanya sedang bercokol di puncak klasemen FIFA, Jerman.
menjawab semua cibiran itu dengan positif dan optimis. Esti tetap fokus dengan
tujuannya untuk membangun Persijap menjadi klub yang professional. Berikut ulasan wawancara wartawan Lingkarmuria.com bersama Presiden Klub Persijap Esti
Puji Lestari.
prestasi Persijap
merosot dari liga dua
ke liga tiga,
gelombang cibiran dari berbagai
kalangan suporter akar rumput sangat tinggi. Bagaimana anda menanggapi itu?
supporter akar rumput, mereka itu “aktor intelektual” yang ingin menjatuhkan Persijap. Kenyataannya
banyak yang diam
diam DM ke saya, menyatakan
dukungan dan tidak pernah menghujat saya sekalipun.
juga yang mencibir. Ada yang meragukan track
recordnya sebagai pelatih sebuah klub.
paling penting saya ikut regulasi dari
penyelenggara liga. Minimal lisensi C AFC , dan beliau, mengantongi lisensi B UEFA, jadi sudah pasti di
atasnya.
entah ini guyon atau serius. Ada yang menganggap itu teman-teman Anda di luar
negeri yang nganggur, kemudian diajak ke Indonesia untuk kerja (Red, Sebagai
pelatih).
diketahui Patrick Sofian Ghigani itu
Owner dari sekolah sepakbola terbesar di Munich, MSC. Silahkan cek Google. Jadi dia tidak pengangguran. Beliau
datang untuk membantu Persijap, karena merasa sedih dengan situasi saya, dan ingin membantu. Jujur
beliau membantu saya dan juga percaya potensinya.
bisa di cek juga, dan memiliki sekolah bola sendiri, dengan penghasilan
fantastis dan gaya hidup tinggi. Kenapa beliau ingin ke Persijap dan
meninggalkan 5 anak di sana? Karena beliau prihatin dengan sepak bola Jepara
yang pada saat menganalisa pertandingan di musim lalu, banyak hal-hal yang
beliau rasa bisa diperbaiki. Sementara tim pelatih terdahulu tidak melakukannya.
sih sebenarnya target Anda untuk Persijap saat ini.
kembali ke liga 1 bertahap dan kuat
Anda begitu tegar, dari saat di liga 2 Persijap mulai terseok-seok hingga
sampai akhirnya terdegradasi, banyak sekali hujatan-hujatan. Apa yang membuat Anda bertahan.
keluarga saya. Karena mereka merasa ini sudah merenggut nama baik saya, saya
kembali memberikan penjelasan. Hidup ini bukan menumpuk harta, atau mencari
uang semata.
paradigma yang kuat ke jalan yang benar, dan pada akhirnya, saya memang sebagai
business woman percaya sepak bola Indonesia
bisa menjadi industri dan bisnis yang sehat, bukan untuk saya saja !
setelah saya, untuk bisa menikmati hasil kemandirian Persijap sebagai klub,
jangan selalu bergantung ke personal yang banyak uang misalnya, karena itu
tidak stabil dan tidak permanen.
beberapa suporter di kawasan yang menantang Anda, mampukah mengulang masa emas
di era Super League? Era pelatih almarhum Junaidi. Menjadi 4 besar Copa
Indonesia. Bagaimana tanggapan Anda.
mengajak? Saya pikir ini yang sangat saya tekankan untuk berubah, masa lalu
bisa saja dijadikan patokan, tapi masa lalu tidak bisa kembali, dengan
regulasi, industri sepak bola yang sudah berbeda, ini bukan jaman APBD. Kita bukan jago kandang, kita bukan klub kabupaten, kita harus jadi klub
besar secara financial dan struktur
dulu, baru prestasi akan menyusul dan akan menjadi fundamental yang kuat.