Betapa gembiranya warga Desa
Lundo. Desa kecil yang masuk wilayah Kecamatan Jaken Kabupaten Pati ini akhirnya memiliki
lembaga pendidikan agama. Tak adanya lembaga pendidikan agama tersebut diakui
membuat tingkat pemahaman agama anak-anak Lundo masih rendah.
Lundo. Desa kecil yang masuk wilayah Kecamatan Jaken Kabupaten Pati ini akhirnya memiliki
lembaga pendidikan agama. Tak adanya lembaga pendidikan agama tersebut diakui
membuat tingkat pemahaman agama anak-anak Lundo masih rendah.
Jamhari, modin desa setempat
mengaku, masyarakat Desa Lundo memang telah lama menantikan kehadiran sebuah
lembaga pendidikan agama di desanya. Gayung bersambut, mahasiswa KKN dari Institut
Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati mewujudkan harapan warga Desa Lundo. Hal
itu menyusul diresmikannya madrasah diniyah (madin) Darul Muttaqin Jumat
(14/9/2018).
mengaku, masyarakat Desa Lundo memang telah lama menantikan kehadiran sebuah
lembaga pendidikan agama di desanya. Gayung bersambut, mahasiswa KKN dari Institut
Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Pati mewujudkan harapan warga Desa Lundo. Hal
itu menyusul diresmikannya madrasah diniyah (madin) Darul Muttaqin Jumat
(14/9/2018).
”Dengan hadirnya madin ini akan sangat bermanfaat sekali bagi anak-anak
Desa Lundo agar lebih mengetahui dan mengamalkan hukum dan ajaran Syari’at Islam, membentuk karakter budi luhur anak,
serta diharapkan juga menjadi tumpuan utama dalam proses peningkatan kualitas
keislaman masyarakat Desa Lundo di masa yang akan datang,” terang Jamhari.
Desa Lundo agar lebih mengetahui dan mengamalkan hukum dan ajaran Syari’at Islam, membentuk karakter budi luhur anak,
serta diharapkan juga menjadi tumpuan utama dalam proses peningkatan kualitas
keislaman masyarakat Desa Lundo di masa yang akan datang,” terang Jamhari.
Pendirian madin ini butuh waktu
yang tidak singkat. Berulang kali, tim KKN Ipmafa ini mesti berunding. Baik dengan
dosen pembimbing, pihak pemerintah desa, hingga tokoh masyarakat setempat. Mengingat
agar pendirian madin ini tidak sekadar gebrakan, kemudian hanya menjadi
formalitas.
yang tidak singkat. Berulang kali, tim KKN Ipmafa ini mesti berunding. Baik dengan
dosen pembimbing, pihak pemerintah desa, hingga tokoh masyarakat setempat. Mengingat
agar pendirian madin ini tidak sekadar gebrakan, kemudian hanya menjadi
formalitas.
30 Santri Pertama
Akan tetapi kelangsungan proses
belajar mengajarnya juga terjaga. Demi memenuhi harapan-harapan masyarakat
setempat, yang memercayai lembaga pendidikan itu bisa menjadi kawah
candradimuka menempa pendidikan agama serta karakter generasi penerus.
belajar mengajarnya juga terjaga. Demi memenuhi harapan-harapan masyarakat
setempat, yang memercayai lembaga pendidikan itu bisa menjadi kawah
candradimuka menempa pendidikan agama serta karakter generasi penerus.
Untuk itu, mulai dari oreintasi
manajemen tata kelola madrasah diberikan kepada para ustad dan ustadzah yang
akan menggawangi kiprah madin yang baru terlahirkan tersebut. Segala keperluan
administrasi juga tak ketinggalan disiapkan. Mulai dari mengurus legalitas
untuk dinaungkan di bawah Yayasan Kusuma Anyelir Muttaqin.
manajemen tata kelola madrasah diberikan kepada para ustad dan ustadzah yang
akan menggawangi kiprah madin yang baru terlahirkan tersebut. Segala keperluan
administrasi juga tak ketinggalan disiapkan. Mulai dari mengurus legalitas
untuk dinaungkan di bawah Yayasan Kusuma Anyelir Muttaqin.
”Kami juga membantu menyiapkan
segala bentuk administrasi. Termasuk memenuhi sebagian kitab-kitab yang akan
diajarkan kepada para santri nantinya,” kata Muhlis, Ketua KKN Ipmafa di Desa
Lundo. Setelah dibuka langsung oleh Kepala Desa Lundo Denny Augus Cahyana,
Madin Darul Muttaqin langsung menerima setidaknya ada 30 santri yang siap
belajar. (hus)
segala bentuk administrasi. Termasuk memenuhi sebagian kitab-kitab yang akan
diajarkan kepada para santri nantinya,” kata Muhlis, Ketua KKN Ipmafa di Desa
Lundo. Setelah dibuka langsung oleh Kepala Desa Lundo Denny Augus Cahyana,
Madin Darul Muttaqin langsung menerima setidaknya ada 30 santri yang siap
belajar. (hus)