JEPARA – Bayu
Supriyono, lelaki asal Jepara yang juga seniman kondang berhasil menjuarai
kontes kostum etnik dalam gelaran Malang Culture Carnival akhir pekan lalu.
Gelaran busana carnival tersebut merupakan even nasional yang memang menjadi
sarana untuk memunculkan seniman-seniman kostum etnik.
Supriyono, lelaki asal Jepara yang juga seniman kondang berhasil menjuarai
kontes kostum etnik dalam gelaran Malang Culture Carnival akhir pekan lalu.
Gelaran busana carnival tersebut merupakan even nasional yang memang menjadi
sarana untuk memunculkan seniman-seniman kostum etnik.
Dalam
gelaran tersebut, Bayu dengan Luna Art Carnival-nya mengikutsertakan lima
busana carnival bertemakan nusantara. Kostum tersebut, kostum Dewa Ruci, Dewi
Sri, garuda, naga emas dan Papua.
gelaran tersebut, Bayu dengan Luna Art Carnival-nya mengikutsertakan lima
busana carnival bertemakan nusantara. Kostum tersebut, kostum Dewa Ruci, Dewi
Sri, garuda, naga emas dan Papua.
Bayu
menjelaskan, ada tiga kategori yang dilombakan. Mulai dari festival kostum
karakter, festival busana mantenan, serta festival fashion show. Dia sendiri
ambil bagian di festival kostum karakter.
menjelaskan, ada tiga kategori yang dilombakan. Mulai dari festival kostum
karakter, festival busana mantenan, serta festival fashion show. Dia sendiri
ambil bagian di festival kostum karakter.
Salah
satu kostumnya, kostum Garuda meraih penghargaan the best costum. Busana
carnival itu, diperagakan oleh talent Sanggar Dua Sisi M Rifan Jawahirul
mahasiswa dari Unnes Semarang. ”Secara umum semua kostum kami mendapatkan
apresiasi dari para juri,” urainya.
satu kostumnya, kostum Garuda meraih penghargaan the best costum. Busana
carnival itu, diperagakan oleh talent Sanggar Dua Sisi M Rifan Jawahirul
mahasiswa dari Unnes Semarang. ”Secara umum semua kostum kami mendapatkan
apresiasi dari para juri,” urainya.
Bayu
mengatakan, kostum garuda buatannya itu memiliki berat hingga 8 kilogram.
Sebelumnya kostum tersebut sudah ada, namun khusus untuk lomba di Malang
Culture Carnival dia merombak semuanya. Mulai dari warna secara keseluruhan
hingga bagian sayapnya.
mengatakan, kostum garuda buatannya itu memiliki berat hingga 8 kilogram.
Sebelumnya kostum tersebut sudah ada, namun khusus untuk lomba di Malang
Culture Carnival dia merombak semuanya. Mulai dari warna secara keseluruhan
hingga bagian sayapnya.
Disinggung
mengenai keunikan busana itu, Bayu menjelaskan, cukup ringan dari bagian sayap
dan mahkotanya. ”Setiap talent yang mengenakan sayap itu bilang terasa ringan.
Padahal inti berat kostum itu di bagian sayap. Itu lah keunikan dari kostum
garuda nusantara ini,” tuturnya.
mengenai keunikan busana itu, Bayu menjelaskan, cukup ringan dari bagian sayap
dan mahkotanya. ”Setiap talent yang mengenakan sayap itu bilang terasa ringan.
Padahal inti berat kostum itu di bagian sayap. Itu lah keunikan dari kostum
garuda nusantara ini,” tuturnya.
Sementara
itu, mengenai perolehan penghargaan the best costum, Bayu mengaku bangga bisa
mendapatkan yang terbaik dan membawa nama carnival Jepara di ajang nasional.
”Tak pernah bermimimpi mendapatkan penghargaan ini. Dengan modal nekad, tak ada
dana sponsor dari manapun,” ungkapnya.
itu, mengenai perolehan penghargaan the best costum, Bayu mengaku bangga bisa
mendapatkan yang terbaik dan membawa nama carnival Jepara di ajang nasional.
”Tak pernah bermimimpi mendapatkan penghargaan ini. Dengan modal nekad, tak ada
dana sponsor dari manapun,” ungkapnya.
Bayu
menambahkan, pihaknya bangga bisa memperkenalkan nama Jepara di Malang. Sebab,
pada kenyataannya jarang sekali mereka tahu bahwa Jepara punya potensi carnival
yang besar. ”Terima kasih untuk semua pihak yang sudah bergabung di Luna Art
Carnival,” imbuhnya. (fmh)
menambahkan, pihaknya bangga bisa memperkenalkan nama Jepara di Malang. Sebab,
pada kenyataannya jarang sekali mereka tahu bahwa Jepara punya potensi carnival
yang besar. ”Terima kasih untuk semua pihak yang sudah bergabung di Luna Art
Carnival,” imbuhnya. (fmh)