Suasana rutinan GP Ansor PAC Jati Kudus bersama Abdul Jalil |
KUDUS – Obrolan yang sedang aktual
digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Jati. Menghadirkan cendekiawan
muslim sekaligus budayawan Kudus, Abdul Jalil, kader-kader muda NU ini mengupas
perihal sistem demokrasi yang semakin populer di akhir dasawarsa abad ke 20
ini.
digelar Pimpinan Anak Cabang (PAC) GP Ansor Jati. Menghadirkan cendekiawan
muslim sekaligus budayawan Kudus, Abdul Jalil, kader-kader muda NU ini mengupas
perihal sistem demokrasi yang semakin populer di akhir dasawarsa abad ke 20
ini.
Seperti diketahui, demokratisasi
menjadi salah satu isu yang paling populer dalam perbincangan sehari-hari.
Indikasi nyata dari kepopuleran isu itu adalah berlipat gandanya jumlah negara
yang menganut sistem pemerintahan demokratis. Negara yang awalnya tidak
demokratis, serta merta merubah haluan negaranya menjadi demokratis.
menjadi salah satu isu yang paling populer dalam perbincangan sehari-hari.
Indikasi nyata dari kepopuleran isu itu adalah berlipat gandanya jumlah negara
yang menganut sistem pemerintahan demokratis. Negara yang awalnya tidak
demokratis, serta merta merubah haluan negaranya menjadi demokratis.
Abdul Jalil menjelaskan,
demokrasi substansinya sebuah proses pemilihan yang melibatkan banyak orang
untuk mengangkat seseorang menjadi memimpin. Dan tentu saja yang akan mereka
angkat atau pilih hanyalah orang yang mereka sukai.
demokrasi substansinya sebuah proses pemilihan yang melibatkan banyak orang
untuk mengangkat seseorang menjadi memimpin. Dan tentu saja yang akan mereka
angkat atau pilih hanyalah orang yang mereka sukai.
”Mereka tidak boleh dipaksa untuk
memilih suatu sistem ekonomi, sosial atau politik yang tidak mereka kenal atau
tidak mereka sukai. Mereka berhak mengontrol dan mengevaluasi pemimpin yang
melakukan kesalahan, berhak mencopot dan menggantinya dengan orang lain jika
menyimpang,” terangnya Sabtu (5/1/2019) malam lalu, di Masjid Sabilul Muttaqin
Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kudus.
memilih suatu sistem ekonomi, sosial atau politik yang tidak mereka kenal atau
tidak mereka sukai. Mereka berhak mengontrol dan mengevaluasi pemimpin yang
melakukan kesalahan, berhak mencopot dan menggantinya dengan orang lain jika
menyimpang,” terangnya Sabtu (5/1/2019) malam lalu, di Masjid Sabilul Muttaqin
Desa Jepang Pakis, Kecamatan Jati, Kudus.
Demokrasi, lanjut Kaprodi Ekonomi
Islam IAIN Kudus itu, sering diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan persamaan hak di
depan hukum. Dari sini kemudian muncul idiom-idiom demokrasi, seperti egalite
(persamaan), equality (keadilan), liberty (kebebasan), human right (hak asasi
manusia) dan lainnya. Secara normatif, Islam menekankan pentingnya ditegakkan
amar ma’ruf nahi munkar bagi semua orang, baik sebagai individu, anggota
masyarakat maupun sebagai pemimpin negara. Doktrin tersebut merupakan prinsip
Islam yang harus ditegakkan dimana pun dan kapan saja, supaya terwujud
masyarakat yang aman dan sejahtera.
Islam IAIN Kudus itu, sering diartikan sebagai penghargaan terhadap hak-hak
asasi manusia, partisipasi dalam pengambilan keputusan dan persamaan hak di
depan hukum. Dari sini kemudian muncul idiom-idiom demokrasi, seperti egalite
(persamaan), equality (keadilan), liberty (kebebasan), human right (hak asasi
manusia) dan lainnya. Secara normatif, Islam menekankan pentingnya ditegakkan
amar ma’ruf nahi munkar bagi semua orang, baik sebagai individu, anggota
masyarakat maupun sebagai pemimpin negara. Doktrin tersebut merupakan prinsip
Islam yang harus ditegakkan dimana pun dan kapan saja, supaya terwujud
masyarakat yang aman dan sejahtera.
Foto bersama kader GP Ansor PAC Jati |
Sementara itu, Ketua PAC GP Ansor
Jati Noor Khoiri menambahkan, sistem demokrasi menjadi cara untuk mewujudkan
good governance. Para kader Ansor, khsusnya Jati akan menghadapi pesta
demokrasi pada tahun ini. Baik itu pemilihan legislatif maupun presiden. Namun
demikian, agenda politik ini jangan sampai membuat kader Ansor terbelah.
Jati Noor Khoiri menambahkan, sistem demokrasi menjadi cara untuk mewujudkan
good governance. Para kader Ansor, khsusnya Jati akan menghadapi pesta
demokrasi pada tahun ini. Baik itu pemilihan legislatif maupun presiden. Namun
demikian, agenda politik ini jangan sampai membuat kader Ansor terbelah.
”Harus tetap kompak dan solid.
Kader juga harus membedakan kepentingan politik dan masyarakat atau
organisasi,” kata Khoiri kemarin.
Kader juga harus membedakan kepentingan politik dan masyarakat atau
organisasi,” kata Khoiri kemarin.
Dalam menyikapi pesta demokrasi
saat ini, katanya, diharapkan agar saling tepo seliro satu dengan yang lain.
Berbeda sudut pandang politik, berpecah belah jangan. Ini hanya sebuah hajatan
politik musiman.
saat ini, katanya, diharapkan agar saling tepo seliro satu dengan yang lain.
Berbeda sudut pandang politik, berpecah belah jangan. Ini hanya sebuah hajatan
politik musiman.
”Memilih pemimpin adalah hal yang
mutlak kita lakukan. Mari kita bersama menumbuh kembangkan semangat
wathoniyyah. Mari memilih pemimpin yang
amanah yang mendedikasikan kekuasanya untuk negara dan rakyat. Cita-cita besar
kita adalah mewujudkan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr,”
paparnya. (aro/has)
mutlak kita lakukan. Mari kita bersama menumbuh kembangkan semangat
wathoniyyah. Mari memilih pemimpin yang
amanah yang mendedikasikan kekuasanya untuk negara dan rakyat. Cita-cita besar
kita adalah mewujudkan negara yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafûr,”
paparnya. (aro/has)