Kawasan lingkar Muria, yang
terdiri atas Kudus, Pati, Jepara, ditambah Demak diguncang gempa tektonik pada
Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 11.22. Episenter gempa berkekuatan 4,2 SR ini
berpusat pada koordinat 6,69 Lintang Selatan dan 110,78 Bujur Timur, tepatnya
di darat pada jarak 14 kilometer arah barat laut Kota Kudus pada kedalaman 10
kilometer.
terdiri atas Kudus, Pati, Jepara, ditambah Demak diguncang gempa tektonik pada
Rabu (22/5/2019) sekitar pukul 11.22. Episenter gempa berkekuatan 4,2 SR ini
berpusat pada koordinat 6,69 Lintang Selatan dan 110,78 Bujur Timur, tepatnya
di darat pada jarak 14 kilometer arah barat laut Kota Kudus pada kedalaman 10
kilometer.
Guncangan gempa ini dilaporkan
dirasakan di Kudus, Pati, Jepara dan sekitarnya dalam skala intensitas II-III
MMI (Modified Mercally Intensity).
Masyarakat dilaporkan sempat berlarian keluar rumah akibat terkejut dan panik
akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba.
dirasakan di Kudus, Pati, Jepara dan sekitarnya dalam skala intensitas II-III
MMI (Modified Mercally Intensity).
Masyarakat dilaporkan sempat berlarian keluar rumah akibat terkejut dan panik
akibat guncangan yang terjadi secara tiba-tiba.
”Dengan memperhatikan lokasi
episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa
kerak dangkal (shallow crustal
earthquake) yang diduga kuat akibat aktivitas Sesar Muria. Sesar Muria ini
memiliki magnitudo maksimum (Mmax) 6,2 dengan laju geser sesar sekitar 1 mm per
tahun,” kata Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini
Tunami BMKG, sebagaimana rilis yang didapatkan lingkarmuria.com
episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa
kerak dangkal (shallow crustal
earthquake) yang diduga kuat akibat aktivitas Sesar Muria. Sesar Muria ini
memiliki magnitudo maksimum (Mmax) 6,2 dengan laju geser sesar sekitar 1 mm per
tahun,” kata Daryono, Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini
Tunami BMKG, sebagaimana rilis yang didapatkan lingkarmuria.com
Zona ini secara tektonik cukup
kompleks karena ada beberapa sesar aktif, seperti: Sesar Lasem, Sesar Muria,
Pati Thrust, serta sesar mikro yang tersebar di daratan dan di lepas pantai
Laut Jawa. Semua sesar ini pernah aktif dan ada catatan aktivitasnya hasil
monitoring BMKG
kompleks karena ada beberapa sesar aktif, seperti: Sesar Lasem, Sesar Muria,
Pati Thrust, serta sesar mikro yang tersebar di daratan dan di lepas pantai
Laut Jawa. Semua sesar ini pernah aktif dan ada catatan aktivitasnya hasil
monitoring BMKG
Sesar Lasem sebagai sesar dengan
kelurusan paling panjang, menempati suatu depresi dengan sumbu yang berarah
barat daya-timur laut. Ciri morfologi lain yang mengindikasikan keberadaan
sesar ini adalah sebuah pola kelurusan dari selatan Semarang ke arah timur laut
melewati Lasem dan menerus ke Laut Jawa.
kelurusan paling panjang, menempati suatu depresi dengan sumbu yang berarah
barat daya-timur laut. Ciri morfologi lain yang mengindikasikan keberadaan
sesar ini adalah sebuah pola kelurusan dari selatan Semarang ke arah timur laut
melewati Lasem dan menerus ke Laut Jawa.
Sementara itu, Sesar Muria
terletak membujur melintasi Gunung Muria ke arah utara hingga mencapai pesisir
pantai utara. Selain Sesar Lasem dan Sesar Muria, masih ada lagi sekitar sesar
aktif lain yaitu Sesar Kendeng Segmen Semarang dan Segmen Purwodadi, ditambah
masih ada 7 (tujuh) sesar mikro lainnya yang tersebar di lepas pantai Laut Jawa
di sekitar zona Semenanjung Muria.
terletak membujur melintasi Gunung Muria ke arah utara hingga mencapai pesisir
pantai utara. Selain Sesar Lasem dan Sesar Muria, masih ada lagi sekitar sesar
aktif lain yaitu Sesar Kendeng Segmen Semarang dan Segmen Purwodadi, ditambah
masih ada 7 (tujuh) sesar mikro lainnya yang tersebar di lepas pantai Laut Jawa
di sekitar zona Semenanjung Muria.
Berdasarkan catatan sejarah
gempa, zona sumber gempa tersebut di atas bertanggungjawab terhadap beberapa
peristiwa gempa kuat dan merusak masa lalu, diantaranya gempa Lasem 1847, gempa
Ambarawa 1865, dan gempa Pati M6,8 pada 1890 dengan radius kerusakan sekitar
500 km. Selain itu Sesar Lasem juga pernah memicu terjadinya gempa di Kudus
pada tahun 1877, serta gempa Semarang pada tahun 1856,1958, 1959 dan 1966.
gempa, zona sumber gempa tersebut di atas bertanggungjawab terhadap beberapa
peristiwa gempa kuat dan merusak masa lalu, diantaranya gempa Lasem 1847, gempa
Ambarawa 1865, dan gempa Pati M6,8 pada 1890 dengan radius kerusakan sekitar
500 km. Selain itu Sesar Lasem juga pernah memicu terjadinya gempa di Kudus
pada tahun 1877, serta gempa Semarang pada tahun 1856,1958, 1959 dan 1966.
Adapun gempa Muria yang terjadi
saat ini, jika ditinjau letak episenternya tampak tepat terletak di jalur Sesar
Muria. Karakteristik kedalaman hiposenter sangat dangkal hanya 10 kilometer
menunjukkan bahwa aktivitas gempa ini dibangkitkan oleh sesar aktif.
saat ini, jika ditinjau letak episenternya tampak tepat terletak di jalur Sesar
Muria. Karakteristik kedalaman hiposenter sangat dangkal hanya 10 kilometer
menunjukkan bahwa aktivitas gempa ini dibangkitkan oleh sesar aktif.
Sesar aktif yang memiliki sejarah
gempa merusak, seperti halnya seismogenik lainnya yang tersebar di Jawa Tengah
tampaknya perlu dicermati, mengingat periode ulang gempa yang sangat mungkin
terjadi. Khususnya di Muria, dimana peristiwa gempa ini seolah mengingatkan
kita semua, bahwa zona seismogenik Muria dan sekitarnya memang masih aktif. (alb)
gempa merusak, seperti halnya seismogenik lainnya yang tersebar di Jawa Tengah
tampaknya perlu dicermati, mengingat periode ulang gempa yang sangat mungkin
terjadi. Khususnya di Muria, dimana peristiwa gempa ini seolah mengingatkan
kita semua, bahwa zona seismogenik Muria dan sekitarnya memang masih aktif. (alb)