Kepala Desa Pelemgede memberikan keterangan terkait video viral yang tidak benar |
Pemdes Pelemgede Kecamatan Pucakwangi Pati geram dan merasa dirugikan, karena sebuah akun medsos @patinews memviralkan video wawancara dengan seorang pria paruh baya, yang dinarasikan tidak pernah tersentuh bantuan. Tetapi setelah diklarifikasi ternyata video tersebut tidak benar.
PATI – Sebuah video tentang seorang pria asal Desa Pelemgede, Kecamatan Pucakwangi yang disebutkan tak pernah mendapatkan bantuan viral di media sosial pada akhir November lalu.
Video itu diunggah di akun sosial media facebook dan instagram pada 30 November lalu. Dalam unggahan juga disebutkan narasi jika Mbah Jasmani (70) warga Desa Pelemgede, nekat berjalan sampai Pati lantaran tidak pernah mendapatkan bantuan beras ataupun uang. Hanya saja unggahan itu saat ini sudah tidak terlihat lagi.
Jasmani memang warga Desa Pelemgede. Namun kenyataannya dia pernah mendapatkan bantuan. Baik bantuan personal yang diberi kan kepala desa maupun bantuan langsung tunai (BLT) yang bersumber dari dana desa (DD) namun diterima oleh istrinya.
“Kalau istri bicara ke saya memang benar. Pernah dapat bantuan. Jadi saya keliru ngomong (di Video,Red) karena tidak tahu apa yang dimaksudkan (Penanya,Red),”terang Jasmani kepada awak media saat diklarifikasi kemarin.
“Saya pribadi sering diberi. Pernah diberi beras 25 kilogram, mi, uang tunai terus. Kemarin mau ke Pati diberi Rp 200 ribu, pulang dari Pati kehabisan uang diberi lagi Rp 200 ribu di balai desa dan beras 10 kilogram serta mi, dan istri juga diberi lagi Rp 200 ribu. Saya sering dibantu Pak Inggi,” imbuhnya.
Kepala Desa Pelemgede, Hadi Mustamar sangat menyesalkan lantaran tidak ada klarifikasi saat video itu diunggah di sosial media. Padahal dia mengklarifikasi jika Jasmani pernah mendapatkan BLT DD lewat istrinya Parsini. Terlebih Jasmani sering merantau ke luar pulau.
“Jadi video kalau Mbah Jasmani tidak pernah mendapatkan bantuan tidak benar. Karena pernah mendapatkan BLT DD di tahun 2020 sebesar Rp 2,7 juta. Begitu pula mertuanya yakni Sarinah,” paparnya.
Apalagi baik Jasmani maupun mertuanya kini tengah diupayakan agar bisa masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Usulan itu bahkan telah dilakukan sejak tahun 2020 lalu.
“Namun desa hanya memiliki kewenangan mengusulkan saja. Soal disetujui atau tidak kami tidak ada kewenangan tersebut,”terangnya.
Selalu Dibantu
“Setiap pulang merantau pasti datang ke balai desa untuk meminta bantuan,” ujarnya.
Diapun menilai jika klarifikasi itu perlu disampaikan ke media dan pegiat sosial media. Lantaran telah sudah memberi citra buruk ke pemerintah desa (Pemdes).
“Akibat video itu berdampak besar. Terutama saling tuduh ke pemerintah desa.,”tambahnya.
Pasca kejadian itu diapun mendesak agar pihak media sosial yang mengunggah untuk melakukan klarifikasi dan meminta maaf. Dari informasi yang dihimpun pertemuan antara keduanya pun akhirnya terjadi pada Senin (5/12/2022) siang kemarin. Dimana pihak media sosial tersebut meminta maaf dan mengakui kesalahannya, karena mengaku kasihan. (arf)