PATI
– Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mendapat pelatihan branding
produk usaha. Para pelaku UMKM tersebut berasal dari Pati dan beberapa daerah
di Jawa Tengah. Pelatihan digelar selama tiga hari di The Safin Hotel 21-23 Mei 2019.
Pelatihan ini sendiri digelar oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa
Tengah.
– Puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) mendapat pelatihan branding
produk usaha. Para pelaku UMKM tersebut berasal dari Pati dan beberapa daerah
di Jawa Tengah. Pelatihan digelar selama tiga hari di The Safin Hotel 21-23 Mei 2019.
Pelatihan ini sendiri digelar oleh Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa
Tengah.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM
Kabupaten Pati, Ahmad Kurnia, yang menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut
menjelaskan, yang patut menjadi perhatian para pelaku UMKM adalah berfikiran
global. Sehingga memikirkan produknya bisa diterima dengan baik di pasaran.
Kabupaten Pati, Ahmad Kurnia, yang menjadi pemateri dalam pelatihan tersebut
menjelaskan, yang patut menjadi perhatian para pelaku UMKM adalah berfikiran
global. Sehingga memikirkan produknya bisa diterima dengan baik di pasaran.
”Sekarang ini, di era global.
Terlebih dengan adanya masyarakat ekonomi Asean (MEA), para pelaku UMKM
haruslah berfikiran global juga. Salah satunya dengan memikirkan bagaimana
branding sebuah produk. Kemasan menjadi salah satu item penting,” kata Ahmad
Kurnia di depan para peserta pelatihan tersebut.
Terlebih dengan adanya masyarakat ekonomi Asean (MEA), para pelaku UMKM
haruslah berfikiran global juga. Salah satunya dengan memikirkan bagaimana
branding sebuah produk. Kemasan menjadi salah satu item penting,” kata Ahmad
Kurnia di depan para peserta pelatihan tersebut.
Kurnia menambahkan, dengan begitu
sebagai pelaku UMKM akan merasa percaya diri. Berani berlomba, berani bersaing
di pasaran. ”Jika melihat produk UMKM di Kabupaten Pati misalnya. Yang saya
lihat kalau dari produknya saya rasa sudah sangat baik. Namun bagaimana mengemas produk
tersebut itulah yang masih menjadi pekerjaan rumah sekarang ini,” imbuh pria
yang juga menjadi pembina komunitas UMKM Kabupaten Pati (Kupat) ini.
sebagai pelaku UMKM akan merasa percaya diri. Berani berlomba, berani bersaing
di pasaran. ”Jika melihat produk UMKM di Kabupaten Pati misalnya. Yang saya
lihat kalau dari produknya saya rasa sudah sangat baik. Namun bagaimana mengemas produk
tersebut itulah yang masih menjadi pekerjaan rumah sekarang ini,” imbuh pria
yang juga menjadi pembina komunitas UMKM Kabupaten Pati (Kupat) ini.
Hal itulah yang menyebabkan masih
banyaknya produk-produk UMKM yang belum bisa tembus di rak-rak toko modern. ”Di
Kabupaten Pati ini produk UMKM mendapat kuota 20 persen. Namun realitanya belum
bisa kami penuhi semua. Itu karena uran-aturan produk yang bisa masuk ke toko
modern yang ketat. Misalnya soal branding kemasan, izin-izin maupun legalitas
kehalalan. Kemarin kami sudah mengusahakan memberi pelatihan sekitar lima
pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal,” terangnya Kurnia.
banyaknya produk-produk UMKM yang belum bisa tembus di rak-rak toko modern. ”Di
Kabupaten Pati ini produk UMKM mendapat kuota 20 persen. Namun realitanya belum
bisa kami penuhi semua. Itu karena uran-aturan produk yang bisa masuk ke toko
modern yang ketat. Misalnya soal branding kemasan, izin-izin maupun legalitas
kehalalan. Kemarin kami sudah mengusahakan memberi pelatihan sekitar lima
pelaku UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal,” terangnya Kurnia.
”Oleh sebab itu, melalui kegiatan
pelatihan semacam ini, kami dorong UMKM agar lebih berkembang. Serta tumbuh
lebih cepat. Pemberdayaan UMKM yang menjadi misi kelima kepala daerah akan kami
pacu terus. Termasuk melalui pelatihan ini tidak akan berhenti hanya di ruang
pelatihan. Akan tetapi kerja setelah pelatihan ini yang menjadi penting. Karena
melaui UMKM kuat akan terwujud bangsa yang berdaulat,” imbuhnya. (hus)
pelatihan semacam ini, kami dorong UMKM agar lebih berkembang. Serta tumbuh
lebih cepat. Pemberdayaan UMKM yang menjadi misi kelima kepala daerah akan kami
pacu terus. Termasuk melalui pelatihan ini tidak akan berhenti hanya di ruang
pelatihan. Akan tetapi kerja setelah pelatihan ini yang menjadi penting. Karena
melaui UMKM kuat akan terwujud bangsa yang berdaulat,” imbuhnya. (hus)