PATI – Rancangan peraturan daerah (raperda) mengenai advokasi kebijakan TBC-HIV, disiapkan Komisi D DPRD Kabupaten Pati. Dalam hal ini, Komisi D bersama Aisyiyah melakukan kajian dan advokasi kebijakan masalah
tersebut. Menurutnya, hal ini medesak dilakukan karena permasalahan pencegahan
penyakit yang harus dilaksanakan secara maksimal di Pati selain HIV/AIDS adalah
Tubercolosis (TBC).
tersebut. Menurutnya, hal ini medesak dilakukan karena permasalahan pencegahan
penyakit yang harus dilaksanakan secara maksimal di Pati selain HIV/AIDS adalah
Tubercolosis (TBC).
“Pemerintah
saat ini tengah mempersiapkan perda soal advokasi kebijakan TB-HIV, perkiraan
akhir 2018 ini perbup terkait masalah tersebut bisa clear,” ungkap salah satu
anggota komisi D DPRD Kabupaten Pati Endah Sri Wahyuningati.
saat ini tengah mempersiapkan perda soal advokasi kebijakan TB-HIV, perkiraan
akhir 2018 ini perbup terkait masalah tersebut bisa clear,” ungkap salah satu
anggota komisi D DPRD Kabupaten Pati Endah Sri Wahyuningati.
Ning
melanjutkan, beberapa pihak diminta dapat dengan segera melakukan review terhadap perbub tersebut karena
direncanakan akan diinisiasi menjadi raperda dari legeslatif yang sudah masuk
dalam usulan sidang paripurna beberapa waktu lalu. Ia berharap kerangka dasar
untuk raperda itu bisa segera disetujui, sehingga bisa dilanjutkan pembahasan
di tahun 2019.
melanjutkan, beberapa pihak diminta dapat dengan segera melakukan review terhadap perbub tersebut karena
direncanakan akan diinisiasi menjadi raperda dari legeslatif yang sudah masuk
dalam usulan sidang paripurna beberapa waktu lalu. Ia berharap kerangka dasar
untuk raperda itu bisa segera disetujui, sehingga bisa dilanjutkan pembahasan
di tahun 2019.
”Ketika
mekanismenya terpenuhi, maka bisa dilakukan pembahasan rekomendasi perbaikan
terhadap peraturan itu agar lebih mendukung penanggulangan TBC. Seperti
penganggaran dan bagaimana sistem rujukan ke depannya. Dan yang terpenting
yakni membuang stigma negatif penyakit itu sendiri,” jelas perempuan yang juga
menjadi pemerhati HIV/Aids itu.
mekanismenya terpenuhi, maka bisa dilakukan pembahasan rekomendasi perbaikan
terhadap peraturan itu agar lebih mendukung penanggulangan TBC. Seperti
penganggaran dan bagaimana sistem rujukan ke depannya. Dan yang terpenting
yakni membuang stigma negatif penyakit itu sendiri,” jelas perempuan yang juga
menjadi pemerhati HIV/Aids itu.
Pihaknya
sadar tidak mudah untuk melaksanakan upaya ini. Namun pihaknya berkomitmen
untuk terus mendukung program penanggulanagn TB-HIV di Kabupaten Pati. Untuk
itu, pihaknya butuh dorongan dan dukungan dari pemerintah, masyarakat,
komunitas dan lintas sektor.
sadar tidak mudah untuk melaksanakan upaya ini. Namun pihaknya berkomitmen
untuk terus mendukung program penanggulanagn TB-HIV di Kabupaten Pati. Untuk
itu, pihaknya butuh dorongan dan dukungan dari pemerintah, masyarakat,
komunitas dan lintas sektor.
”Stigma
negatif terhadap penyakit itu sendiri yang perlu diubah. Kami harap pera
penderita nantinya dapat mandiri. Artinya mereka memiliki kesadaran untuk
melakukan peneymbuhan atas penyakit mereka. Bahkan mereka juga bisa menjadi
duta yang dapat memberikan motivasi kepada penderita yang sama agar bisa terus
semangat untuk sembuh,” tandasnya. (yan)
negatif terhadap penyakit itu sendiri yang perlu diubah. Kami harap pera
penderita nantinya dapat mandiri. Artinya mereka memiliki kesadaran untuk
melakukan peneymbuhan atas penyakit mereka. Bahkan mereka juga bisa menjadi
duta yang dapat memberikan motivasi kepada penderita yang sama agar bisa terus
semangat untuk sembuh,” tandasnya. (yan)