SUMBER : BINTANG.COM |
Lingkar Muria, PATI – Komisi Penyiaran Daerah Indonesia (KPID) Jawa
Tengah, mendorong masyarakat untuk menjadi konsumen media yang cerdas dan
kritis. Hal itu lantaran banyaknya siaran media yang kurang mendidik. Terlebih
banyaknya informasi yang hoaks atau tidak benar.
Tengah, mendorong masyarakat untuk menjadi konsumen media yang cerdas dan
kritis. Hal itu lantaran banyaknya siaran media yang kurang mendidik. Terlebih
banyaknya informasi yang hoaks atau tidak benar.
Demikian dikemukakan komisioner
KPID Jawa Tengah Tazkiyyatul Muthmainnah, dalam kegiatan literasi media di ruang
Pragola Setda Pati pagi kemarin. Dalam kesempatan itu puluhan pelajar dari
berbagai SMA/SMK di Kabupaten Pati.
KPID Jawa Tengah Tazkiyyatul Muthmainnah, dalam kegiatan literasi media di ruang
Pragola Setda Pati pagi kemarin. Dalam kesempatan itu puluhan pelajar dari
berbagai SMA/SMK di Kabupaten Pati.
Data yang dihimpun, kata
Tazkiyyatul Muthmainnah, sosial media menjadi yang paling banyak menjadi
sebaran informasi hoaks. Prosentasenya mencapai 92,40 persen. Bentuk sebaran
hoaks yang paling banyak diterima berupa tulisan, kemudian gambar, dan yang
ketiga berupa video.
Tazkiyyatul Muthmainnah, sosial media menjadi yang paling banyak menjadi
sebaran informasi hoaks. Prosentasenya mencapai 92,40 persen. Bentuk sebaran
hoaks yang paling banyak diterima berupa tulisan, kemudian gambar, dan yang
ketiga berupa video.
”62,10 persen berupa tulisan, 37,50
persen berupa gambar, dan 0,40 persen berupa video,” paparnya dihadapan pelajar
dan juga mahasiswa.
persen berupa gambar, dan 0,40 persen berupa video,” paparnya dihadapan pelajar
dan juga mahasiswa.
Lebih lanjut, Tazkiyyatul
Muthmainnah mengungkapkan, generasi z masuk kategori pribumi digital. Generasi
itu yang lahir ketika dunia sudah memasuki era digital, dan itu adalah para
pelajar yang sekarang duduk di bangku sekolah.
Muthmainnah mengungkapkan, generasi z masuk kategori pribumi digital. Generasi
itu yang lahir ketika dunia sudah memasuki era digital, dan itu adalah para
pelajar yang sekarang duduk di bangku sekolah.
Generasi itu, dalam sebuah kajian
para sosiolog, masalah informasi mereka lebih menyenangi dan percaya dengan
sosial media. ”Padahal dari sebuah kajian, sosial media menjadi ladang basah
dari sebaran informasi hoaks. Ini yang menjadi bahaya. Generasi pelajar
dihadapkan pada persoalan informasi hoaks,” paparnya.
para sosiolog, masalah informasi mereka lebih menyenangi dan percaya dengan
sosial media. ”Padahal dari sebuah kajian, sosial media menjadi ladang basah
dari sebaran informasi hoaks. Ini yang menjadi bahaya. Generasi pelajar
dihadapkan pada persoalan informasi hoaks,” paparnya.
Untuk itu, pelajar utamanya mesti
paham soal hoaks. Juga paham menangkalnya. ”Yang paling sering itu fenomena klik, like dan share. Itu
berbahaya. Jangan asal share. Saring dulu sebelum Sharing,” jelasnya. (lil)
paham soal hoaks. Juga paham menangkalnya. ”Yang paling sering itu fenomena klik, like dan share. Itu
berbahaya. Jangan asal share. Saring dulu sebelum Sharing,” jelasnya. (lil)