PATI – Sejumlah seniman di Kabupaten Pati mengadakan pameran seni dengan tema “Seni Lupa”. Pameran ini diadakan di gedung belakang SPBU Joyokusumo Pati, sebagai wadah bagi para seniman untuk mengekspresikan keresahannya melalui karya seni.
Dean Karunia Dewandha, Ketua Pameran, menjelaskan bahwa setiap seniman yang berpartisipasi dalam pameran ini memiliki keresahan tersendiri. Ia menganggap pameran seni ini sebagai bentuk demonstrasi.
“Demonstrasi di depan gedung gubernur atau istana negara terlalu mainstream dan belum tentu didengar. Oleh karena itu, saya memilih untuk melakukan demonstrasi melalui media lukis,” ujarnya.
Mei Ziggi Al Mufis, atau yang akrab disapa Ciggy, adalah salah satu seniman yang mengekspresikan keresahannya melalui karya seni. Ciggy mengubah sampah yang tidak bisa terurai menjadi sebuah karya seni. Melalui karya ini, Ciggy ingin menyuarakan keresahannya tentang bagaimana seniman sering kali dianggap sebelah mata.
“Saya selalu resah dengan kata ‘sampah’ yang membuat gelisah setiap saat. Saatnya sampah naik kelas!,” ungkapnya.
Sementara itu, Ari, seniman lainnya, menyoroti masalah antara seniman muda dan tua di Bumi Mina Tani. Ia menyampaikan pesan ini melalui karya yang ia beri judul Sekat.
“Menurut saya faktor “Sekat” atau kurang dekatnya seniman muda dan senior juga dengan adanya perkubuan. Akibatnya menjadikan kurang majunya gerakan seni apa pun di kota ini,” jelasnya.
Penulis: Fatwa
Editor: Fatwa