PATI – Wilayah pesisir di Pati Utara menyimpan kekayaan kuliner khas yang menggugah selera. Di antaranya adalah pecok cambah dan docang pe, dua sajian tradisional yang unik dan jarang ditemukan di daerah lain.
Kedua hidangan ini menawarkan cita rasa yang berbeda dari masakan khas Lebaran seperti opor atau semur yang biasanya berbahan santan.
Pecok cambah terdiri dari kecambah segar yang diolah bersama sambal khas yang pedas dan gurih. Biasanya, hidangan ini disajikan bersama lauk seperti telur atau ikan bandeng, menciptakan perpaduan rasa yang menggoda.
Sementara itu, docang pe adalah makanan yang sangat populer di kalangan masyarakat pesisir. Hidangan ini berbahan dasar ikan pari, yang oleh warga lokal dikenal sebagai iwak pe.
Ikan tersebut disuwir dan disajikan bersama sambal docang—campuran kacang panjang yang diiris kecil, sambal, dan parutan kelapa. Perpaduan rasa pedas, gurih, dan segar menjadikan menu ini favorit banyak orang.
Karena rasanya yang khas dan nostalgia yang dibawanya, banyak pemudik dan pecinta kuliner yang mencari kedua menu ini.
Salah satu tempat yang menyajikan hidangan tersebut adalah warung milik Agil Putra Winarto di Desa Tayu Kulon, Kecamatan Tayu, Pati.
Imam Azizi, warga Dukuhseti, mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya yang sedang mudik sengaja mencari hidangan ini sebagai alternatif dari menu Lebaran yang umum.
“Biasanya ya opor dan ketupat yang penuh santan. Kami ingin mencoba sesuatu yang beda, dan ini juga mengingatkan saya pada masa kecil,” ujarnya.
Menurut Imam, keluarganya yang berasal dari Tangerang sangat antusias mencicipi pecok cambah dan docang pe karena tidak bisa menemukannya di tempat tinggal mereka.
“Mereka penasaran karena ini makanan khas pesisir yang nggak ada di perantauan,” katanya.
Agil, sang pemilik warung, menyampaikan bahwa ia memang sengaja mengangkat kembali menu-menu khas pesisir yang kini mulai langka.
“Kami ingin menghadirkan kembali rasa rindu pada makanan tradisional. Dahulu pecok cambah dan docang pe biasa dimasak oleh keluarga nelayan di sekitar sini, termasuk di Kecamatan Tayu,” jelasnya.
Selain dua menu tersebut, Agil juga menyajikan kuliner khas lainnya seperti sambal jeruk ikan tongkol dan mangut kepala manyung.
Ia menyebut bahwa setiap harinya, puluhan hingga ratusan pengunjung datang untuk mencicipi sajian khas yang ditawarkannya.
EDITOR : Adhim