Lingkar Muria, PATI –
Penyelenggaraan Festival Kajen yang ke empat telah usai. Acara pesta literasi
dan keilmuwan di Kota Santri Kajen ini, ditutup dengan pemutaran film dokumenter Falsafah dan Gerakan dakwah Syeh Mutamakkin Kajen di Perpustakaan
Mutamakkin kemarin. Narasi Kajen 2 menjadi film dokumenter festival yang
digelar sejak Sabtu, 23 September hingga Ahad, 15 Oktober ini.
Penyelenggaraan Festival Kajen yang ke empat telah usai. Acara pesta literasi
dan keilmuwan di Kota Santri Kajen ini, ditutup dengan pemutaran film dokumenter Falsafah dan Gerakan dakwah Syeh Mutamakkin Kajen di Perpustakaan
Mutamakkin kemarin. Narasi Kajen 2 menjadi film dokumenter festival yang
digelar sejak Sabtu, 23 September hingga Ahad, 15 Oktober ini.
Muhammad Farid
Abbad, salah satu panitia Festival Kajen menuturkan, film dokumenter ini
menceritakan soal dakwah yang disampaikan syekh Ahmad Mutamakkin Kajen, yang
diambil dari sumber-sumber kyai sepuh di Kajen.
Abbad, salah satu panitia Festival Kajen menuturkan, film dokumenter ini
menceritakan soal dakwah yang disampaikan syekh Ahmad Mutamakkin Kajen, yang
diambil dari sumber-sumber kyai sepuh di Kajen.
”Film ini
menyuguhkan tentang dakwah yang dibangun Mbah Mutamakkin. Ada juga simbol,
ornamen, dan pesan-pesan beliau yang sampai saat ini masih bisa dibaca di
Masjid Desa Kajen,” terang Farid kepada Lingkar Muria.
menyuguhkan tentang dakwah yang dibangun Mbah Mutamakkin. Ada juga simbol,
ornamen, dan pesan-pesan beliau yang sampai saat ini masih bisa dibaca di
Masjid Desa Kajen,” terang Farid kepada Lingkar Muria.
Dalam film ini
diperlihatkan tentang pesan-pesan Syeh Ahmad Mutamakkin. Seperti ada tulisan
pegon di papan bersurat ”Seng pendetku
ngusap ing mbun” yang bermakna, pesan kepada generasi Kajen untuk
selalu menjaga kesucian secara dhohir mupun batin.
diperlihatkan tentang pesan-pesan Syeh Ahmad Mutamakkin. Seperti ada tulisan
pegon di papan bersurat ”Seng pendetku
ngusap ing mbun” yang bermakna, pesan kepada generasi Kajen untuk
selalu menjaga kesucian secara dhohir mupun batin.
Ada juga ukiran
burung kuntul mematuk rembulan, yang bermakna genearsi yang qona’ah – zuhud. Dan terbanglah tinggi
seperti kuntul, untuk mencapai prestasi. ”Dan masih banyak yang lain seperti trisula,
ornamen gajah, dan bunga,” ujarnya.
burung kuntul mematuk rembulan, yang bermakna genearsi yang qona’ah – zuhud. Dan terbanglah tinggi
seperti kuntul, untuk mencapai prestasi. ”Dan masih banyak yang lain seperti trisula,
ornamen gajah, dan bunga,” ujarnya.
Film karya
sutradara M. Azwar Anas ini berdurasi 10 menit, mengambil sumber dari para kyai
sepuh seperti, K.H Muadz Thohir, K.H Zaky Fuad Abdillah dan masih banyak lagi. Harapannya
lebih memperkaya pengetahuan sejarah, tentang sosok Syeh Ahmad Mutamakkin
beserta filosofi dan gerakan dakwahnya.
sutradara M. Azwar Anas ini berdurasi 10 menit, mengambil sumber dari para kyai
sepuh seperti, K.H Muadz Thohir, K.H Zaky Fuad Abdillah dan masih banyak lagi. Harapannya
lebih memperkaya pengetahuan sejarah, tentang sosok Syeh Ahmad Mutamakkin
beserta filosofi dan gerakan dakwahnya.
Festival Kajen
keempat ini melahirkan banyak karya. Diantaranya didirikannya pusat kajian The Mutamakkin
Institute, motif batik tulis Kunthul Nucuk Mbulan, Buku Infografis Masjid
Kajen, dan didirikannya Museum Heritage Kajen serta ditutup dengan pemutaran
film dokumenter Narasi Kajen jilid 2. (mil)
keempat ini melahirkan banyak karya. Diantaranya didirikannya pusat kajian The Mutamakkin
Institute, motif batik tulis Kunthul Nucuk Mbulan, Buku Infografis Masjid
Kajen, dan didirikannya Museum Heritage Kajen serta ditutup dengan pemutaran
film dokumenter Narasi Kajen jilid 2. (mil)