JEPARA – Belakangan ini Pemerintah Kabupaten Jepara rajin menggelar acara pemecahan rekor MURI.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah acara pemecahan rekor MURI perempuan berkebaya minum kopi, yang digelar di kawasan Pantai Bandengan.
Acara pemecahan rekor MURI yang digelar Minggu (12/5/2024) ini tampak sangat dipaksakan, bahkan terkesan kurang kreatif.
Acara ini mendapat kritikan juga dari komika nasional asli Jepara Gautama Shindu.
Dalam feed Instagramnya, Gautama menyindir bahwa acara pemecahan rekor MURI menyeduh kopi sangat kreatif.
Belum ada satu bulan sebelumnya, pemkab Jepara juga sudah menggelar acara pemecahan rekor MURI, yaitu penyajian kuliner pindang srani yang digelar di kawasan pendopo kabupaten.
Rangkaian acara pemecahan rekor MURI ini tentunya mendapat banyak reaksi dan komentar dari masyarakat Jepara.
Mayoritas masyarakat khususnya di sosial media merasa risih dengan acara-acara seremonial, yang kebermanfaatannya untuk masyarakat masih dipertanyakan tersebut.
Banyak yang mengingatkan tentang kondisi jalan di kabupaten Jepara yang rusak. Seperti di postingan akun Info Seputar Jepara.
“Rekor MURI ukiran jalan terbaik,” tulis akun @firinmf
“Rekor muri jalan terbaik, wisata jeglongan Sewu jalan Jepara – bangsri,” tulis akun @anique_nu
“Opo manfaate , anggarane teko pemerintah tab gwe dewe2,” tulis akun @hanhanifah19
Sementara itu PJ Bupati Jepara Edy Supriyanta menyebut acara pemecahan rekor MURI tersebut merupakan ajang untuk mengenalkan kopi dari Jepara.
“Kegiatan ini sebagai ajang promosi kopi Jepara. Sebab selama ini promosi kopi Jepara belum masif. Padahal kopo Jepara memiliki kualitas yang baik,” kata PJ Bupati Jepara.
Penulis: MC Agustina
Editor: Fatwa