Seorang petani garam sedang mengolah di tambaknya baru-baru ini |
Lingkar Muria, REMBANG – Intensitas
hujan yang cukup tinggi selama dua pekan, membuat petani garam mandek
berproduksi. Dampaknya, para pemilik pabrik pengolahan garam beryodium sepi produksi.
hujan yang cukup tinggi selama dua pekan, membuat petani garam mandek
berproduksi. Dampaknya, para pemilik pabrik pengolahan garam beryodium sepi produksi.
Pupon, pemilik industri garam
beryodium UD Apel Merah di Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori menyebutkan, sepinya pasokan garam terjadi sejak
sepekan ini. Dia mengakui, musim penghujan membuatnya kesulitan memenuhi
kebutuhan produksi.
beryodium UD Apel Merah di Desa Purworejo, Kecamatan Kaliori menyebutkan, sepinya pasokan garam terjadi sejak
sepekan ini. Dia mengakui, musim penghujan membuatnya kesulitan memenuhi
kebutuhan produksi.
”Musim hujan, jadinya petani
garam tidak dapat produksi. Kini kami hanya mengandalkan kembali stok gudang
saat kemarau,” ungkapnya kepada Lingkar Muria, Kamis (24/11/17)
garam tidak dapat produksi. Kini kami hanya mengandalkan kembali stok gudang
saat kemarau,” ungkapnya kepada Lingkar Muria, Kamis (24/11/17)
Untuk stok garam yang ada
saat ini diprediksi dapat bertahan hingga bulan Maret 2018 mendatang. Dia
mengakui, untuk sementara masih relatif aman. Apalagi masih mengandalkan petani
garam yang menjual produksi.
saat ini diprediksi dapat bertahan hingga bulan Maret 2018 mendatang. Dia
mengakui, untuk sementara masih relatif aman. Apalagi masih mengandalkan petani
garam yang menjual produksi.
”Kalau yang sudah habis
memang ada yang mengambil stok dari luar daerah, seperti Madura ataupun
Sulawesi,” terangnya.
memang ada yang mengambil stok dari luar daerah, seperti Madura ataupun
Sulawesi,” terangnya.
Lebih lanjut disinggung
dengan aktifitas sejumlah petani garam di wilayah Kaliori menurutnya tetap
jalankan aktivitas. Karena lahan dibanjiri air hujan, biasanya mereka beralih
udang dan ikan bandeng.
dengan aktifitas sejumlah petani garam di wilayah Kaliori menurutnya tetap
jalankan aktivitas. Karena lahan dibanjiri air hujan, biasanya mereka beralih
udang dan ikan bandeng.
Dengan demikian lahan yang
dimiliki mereka tetap menghasilkan.
Karena saat mengandalkan harga garam saat ini belum berpihak kepada petani.
Karena harganya memang belum dapat naik signifikan.
dimiliki mereka tetap menghasilkan.
Karena saat mengandalkan harga garam saat ini belum berpihak kepada petani.
Karena harganya memang belum dapat naik signifikan.
”Untuk harga dipasaran
memang masih sepi. Untuk harga sampai tanggal 24 Nopvember berkisar Rp 2.500
per kg. Hal ini ada kenaikan Rp 400, jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya
berkisar Rp 2.000 sampai Rp 2.100 per kg,” imbuhnya. (mil)
memang masih sepi. Untuk harga sampai tanggal 24 Nopvember berkisar Rp 2.500
per kg. Hal ini ada kenaikan Rp 400, jika dibandingkan bulan-bulan sebelumnya
berkisar Rp 2.000 sampai Rp 2.100 per kg,” imbuhnya. (mil)