Spot selfi |
JEPARA – Keberhasilan SD Negeri 2 Kuanyar, Mayong menjadi juara
pertama lomba Sekolah Dasar Bersih dan Sehat (SDBS) Kabupaten Jepara tahun 2019,
membuat sekolah ini makin tenar. Hal itu karena warga sekitar yang menjadikan
sekolah tersebut menjadi spot selfi dadakan.
“Belakangan, warga sekitar
menjadikan sekolah kami sebagai spot foto. Kebanyakan berfoto tidak di jam
sekolah. Kami tahunya dari unggahan media sosial warga sekitar,” kata Kepala SD
N 2 Kuanyar, Hadi Ngusman awal Oktober 2019 ini.
menjadikan sekolah kami sebagai spot foto. Kebanyakan berfoto tidak di jam
sekolah. Kami tahunya dari unggahan media sosial warga sekitar,” kata Kepala SD
N 2 Kuanyar, Hadi Ngusman awal Oktober 2019 ini.
Seperti dikutip dari jepara.go.id, ketertarikan warga berswafoto di SDN 2 Kuanyar, lalu
mengunggahnya ke media sosial bisa dipahami. Taman-taman di sekolah ini tertata
indah dan rapi. Berpadu rindang pohon mangga di halaman sekolah, hampir semua
sisi lingkungan terlihat sejuk dan sedap dipandang. Hadi Ngusman mengaku sangat
menyukuri keberhasilan ini. Menurutnya, kerja sama dari seluruh warga sekolah
menjadi kunci keberhasilan ini.
mengunggahnya ke media sosial bisa dipahami. Taman-taman di sekolah ini tertata
indah dan rapi. Berpadu rindang pohon mangga di halaman sekolah, hampir semua
sisi lingkungan terlihat sejuk dan sedap dipandang. Hadi Ngusman mengaku sangat
menyukuri keberhasilan ini. Menurutnya, kerja sama dari seluruh warga sekolah
menjadi kunci keberhasilan ini.
“Kami perlu waktu lama untuk menciptakan lingkungan sekolah
hingga seperti ini. Itu tak mungkin terjadi kalau tidak ada komitmen seluruh
warga sekolah. Baik siswa, guru, maupun karyawan,” kata Ngusman.
hingga seperti ini. Itu tak mungkin terjadi kalau tidak ada komitmen seluruh
warga sekolah. Baik siswa, guru, maupun karyawan,” kata Ngusman.
Ngusman menceritakan, proses panjang itu diawali tiga tahun.
Saat itu, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan
Mayong menunjuk sekolah ini mengikuti penilaian SDBS.
Saat itu, Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kecamatan
Mayong menunjuk sekolah ini mengikuti penilaian SDBS.
“Kami langsung berbenah. Belum berhasil pada penilaian
pertama tidak mematahkan semangat kami. Setelah berbenah lagi selama setahun,
kali ini kami bisa juara,” ceritanya.
Pembenahan yang dilakukan mulai dari fisik sekolah, gapura, hingga menghijaukan
dan memperbanyak bunga di taman sekolah. Pagar permanen yang semula hanya 2/3,
dilanjutkan pembangunannya hingga area keliling sekolah terpagar penuh.
pertama tidak mematahkan semangat kami. Setelah berbenah lagi selama setahun,
kali ini kami bisa juara,” ceritanya.
Pembenahan yang dilakukan mulai dari fisik sekolah, gapura, hingga menghijaukan
dan memperbanyak bunga di taman sekolah. Pagar permanen yang semula hanya 2/3,
dilanjutkan pembangunannya hingga area keliling sekolah terpagar penuh.
“Kalau pagar, kami mendapatkan DAK (Dana Alokasi Khusus)
bidang pendidikan. Dewan guru juga berkontribusi, iuran untuk menata sekolah.
Bahkan selama dua tahun, anak-anak rela membawa satu atau dua bunga dalam
beberapa kesempatan. Semua ditanam dan dirawat dengan baik,” lanjut Hadi
Ngusman bersama salah satu guru, Muhammad Rois.
bidang pendidikan. Dewan guru juga berkontribusi, iuran untuk menata sekolah.
Bahkan selama dua tahun, anak-anak rela membawa satu atau dua bunga dalam
beberapa kesempatan. Semua ditanam dan dirawat dengan baik,” lanjut Hadi
Ngusman bersama salah satu guru, Muhammad Rois.
Di taman, ban-ban bekas yang sudah dicat warna-warni
digunakan sebagai pot untuk mempercantik halaman yang penuh bunga. Di depan
setiap kelas juga dibuat taman gantung. Botol bekas air mineral digunakan
sebagai pot gantung, dicat dan disusun sedemikan rupa.
digunakan sebagai pot untuk mempercantik halaman yang penuh bunga. Di depan
setiap kelas juga dibuat taman gantung. Botol bekas air mineral digunakan
sebagai pot gantung, dicat dan disusun sedemikan rupa.
“Penataan oleh guru dan murid secara bertahap. Dirawat
setiap hari. Semua warga sekolah terlibat. Kami juga menggelar lomba taman
antarkelas,” lanjutnya.
setiap hari. Semua warga sekolah terlibat. Kami juga menggelar lomba taman
antarkelas,” lanjutnya.
Kini SDN 2 Kuanyar akan mewakili Kabupaten Jepara ke
penilaian tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2020. Meski saat ini lingkungan
sekolah sudah terhitung asri, berbagai pembenahan akan terus dilakukan. Di luar
perawatan, pagar belakang akan dipercantik. Plafon ruangan dan pintu besi juga
akan ditata. Sedangkan sekat dengan SDN 1 Kuanyar yang berbatasan dengan
sekolah ini akan ditinggikan. “Karena menjadi salah satu unsur penilaian,”
lanjutnya.
penilaian tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2020. Meski saat ini lingkungan
sekolah sudah terhitung asri, berbagai pembenahan akan terus dilakukan. Di luar
perawatan, pagar belakang akan dipercantik. Plafon ruangan dan pintu besi juga
akan ditata. Sedangkan sekat dengan SDN 1 Kuanyar yang berbatasan dengan
sekolah ini akan ditinggikan. “Karena menjadi salah satu unsur penilaian,”
lanjutnya.
Pihak sekolah tidak mempersoalkan terkurasnya berbagai sumber daya
untuk mengikuti penilaian lanjutan. Warga sekolah yang terdiri dari 147 murid,
8 guru, serta masing-masing 1 orang operator dan penjaga sekolah memiliki
komitmen yang sama.
untuk mengikuti penilaian lanjutan. Warga sekolah yang terdiri dari 147 murid,
8 guru, serta masing-masing 1 orang operator dan penjaga sekolah memiliki
komitmen yang sama.
“Bagi kami, anak-anak betah belajar di sekolah karena
lingkungannya nyaman, serta masyarakat berikan apresiasi, sudah memberikan
kepuasan batin. Kondisi ini pun akan mampu tarik minat warga menyekolahkan
anaknya di sini,” tandasnya. (alb)
lingkungannya nyaman, serta masyarakat berikan apresiasi, sudah memberikan
kepuasan batin. Kondisi ini pun akan mampu tarik minat warga menyekolahkan
anaknya di sini,” tandasnya. (alb)