Gus Dur saat berbincang santai. |
KH Abdurahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, dikenal sebagai sosok ulama yang kerap berkunjung ke gereja. Hal itu sering jadi kontroversi. Namun ada cerita mengharukan di balik itu semuanya yang diungkap oleh K.H. Marzuki Mustamar.
Gus Dur pernah ditanya oleh Kiai Marzuki tentang mengapa dirinya sering berkunjung ke geraja. Gus Dur pun menjawab: “Apa tidak boleh aku ikut merawat umat yang tercecer? Apa kamu kira di geraja tidak ada umat Islam yang bekerja di sana? Apa salah bila di gereja aku menyampaikan kebenaran tentang Islam, agar mereka mengetahui tentang Islam yang sebenarnya, sehingga yang Muslim tetap Islam dan yang Kristen bisa masuk Islam?”
Kebiasaan Gus Dur juga bertanya dan menasihati para Muslim yang bekerja mencari nafkah di gereja.
“Kamu masih Islam, kan? Kuatkan ke-Islam-man mu!” Begitu cara Gus Dur menasihati umat Muslim agar tetap menjaga keimanannya.
Tinggalan
Sepeninggal Gus Dur, banyak sekali ditemukan bangunan masjid dan tanah wakaf yang berasal dari pemberian beliau, tersebar di beberapa daerah hingga pulau luar bahkan sampai ke negara Kincir Angin, Belanda.
Maka sebab itulah Gus Dur dekat tokoh-tokoh non-muslim demi melancarkan strategi dakwahnya, termasuk meloloskan izin pendirian masjid di Belanda yang bahkan takmirnya adalah putera Ketua Korcap Banser Kabupaten Malang.
Itulah sekelumit kisah tentang Guru Bangsa yang tak lelah menegakkan nilai kemanusiaan. Beliau telah mengajarkan kita semua bahwa lebih baik dianggap buruk tapi kenyataannya baik, daripada dianggap baik tapi kenyataannya buruk. []
Tulisan ini dikutip dari @ulama.nusantara dari rangkuman ceramah K.H. Marzuki Mustamar pada haul Mbah Ibrahim Asmoroqondi, Tuban.