PATI – Menghadapi tantangan banjir yang kerap melanda, sejumlah pihak telah mengambil langkah proaktif dengan melakukan penanaman pohon. Sebanyak 160 bibit pohon telah ditanam di hutan Dukuh Morotopo, Desa Wateshaji, Kecamatan Pucakwangi, pada Minggu (17/12/2023).
Inisiatif penanaman pohon ini merupakan bagian dari “Sambatan Konservasi”, sebuah kolaborasi antara berbagai organisasi masyarakat (ormas), aktivis lingkungan, dan instansi pemerintah.
“Ada sebanyak 160 bibit pohon yang ditanam. Penanaman pohon itu bertujuan untuk menjaga keseimbangan ekosistem hutan di wilayah tersebut,” kata Ketua Ansor Pucakwangi, Ahwan Ahadi.
“Aksi kolaborasi ini untuk melestarikan hutan penyangga. Kami tidak mau kalah cepat dengan para perusak hutan,” lanjut Ahwan.
Lebih lanjut Ahwan menuturkan, aksi tersebut juga sekaligus memberikan wawasan kepada masyarakat untuk peduli terhadap ekosistem hutan. Pasalnya, ia menilai kerusakan hutan dapat memicu terjadinya bencana alam.
“Banjir bandang sudah terjadi di wilayah Sukolilo dan Winong. Pucakwangi jangan sampai menjadi korban berikutnya. Sehingga masyarakat juga harus tahu tentang kawasan konservasi yang harus dijaga,” imbuhnya.
Sementara itu, Camat Pucakwangi, Udhi Harsilo Nugroho berharap aksi ini dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pelestarian hutan. Dengan demikian, hutan di wilayahnya dapat terjaga kelestariannya.
“Dengan kegiatan ini juga turut mensosialisasikan pada masyarakat tentang pentingnya penghijauan hutan. Apalagi kondisi hutan di wilayah Pucakwangi 80 persen masih baik,” tuturnya.
Pihaknya menginginkan agar tidak terjadi perusakan hutan yang dapat menimbulkan bencana. Hal tersebut menurutnya juga membutuhkan peran serta dari masyarakat sekitar hutan.
“Kita juga turut sedih Kabupaten Pati khususnya sekitar wilayah Jaken, Jakenan, Tambakromo, Winong sering banjir yang dikarenakan hutan rata-rata rusak. Jadi manset masyarakat harus diubah. Tidak mengambil pohon-pohon secara ilegal,” pungkasnya.
Penulis: Fatwa
Editor: Fatwa