DOKUMEN PRIBADI |
Dari generasi ke
generasi, Matematika dipahami sebagai mata pelajaran (mapel) yang amat sulit.
Tak jarang, banyak siswa yang membenci pelajaran tentang angka-angka ini. Untuk
itulah Budi Ambarwati, guru Matematika kelas IX SMPN 5 Pati ini mencari jurus
jitu.
generasi, Matematika dipahami sebagai mata pelajaran (mapel) yang amat sulit.
Tak jarang, banyak siswa yang membenci pelajaran tentang angka-angka ini. Untuk
itulah Budi Ambarwati, guru Matematika kelas IX SMPN 5 Pati ini mencari jurus
jitu.
Ambar, sapaan akrabnya
memahami, pelajaran yang diampunya memang sulit. Dia harus benar-benar telaten
untuk menjadikan anak didiknya bisa. ”Dari situ saya terpikir, ada sebuah
rantai yang tak boleh putus. Untuk bisa, anak mesti senang dengan mata
pelajarannya, untuk senang dengan mapel itu, dia terlebih dulu mesti menyenangi
gurunya,” kata perempuan yang juga menjadi wakil kepala sekolah ini.
memahami, pelajaran yang diampunya memang sulit. Dia harus benar-benar telaten
untuk menjadikan anak didiknya bisa. ”Dari situ saya terpikir, ada sebuah
rantai yang tak boleh putus. Untuk bisa, anak mesti senang dengan mata
pelajarannya, untuk senang dengan mapel itu, dia terlebih dulu mesti menyenangi
gurunya,” kata perempuan yang juga menjadi wakil kepala sekolah ini.
Maka dari situ Ambar
mulai menerapkan cara bagaimana dia disukai anak didiknya, supaya nanti anak
didik menjadi suka dengan pelajarannya, dan pada akhirnya anak bisa paham dengan
pelajaran yang disampaikan.
mulai menerapkan cara bagaimana dia disukai anak didiknya, supaya nanti anak
didik menjadi suka dengan pelajarannya, dan pada akhirnya anak bisa paham dengan
pelajaran yang disampaikan.
Dalam pembelajaran di
kelas, Ambar tidak menenkankan sejauh mana materi sudah terlampaui. ”Kadang
saya memang tertinggal. Karena saya memang menekankan supaya anak memang
benar-benar bisa. Jadi saya ajari pelan-pelan, saya telateni,” imbuh ibu dua
anak ini.
kelas, Ambar tidak menenkankan sejauh mana materi sudah terlampaui. ”Kadang
saya memang tertinggal. Karena saya memang menekankan supaya anak memang
benar-benar bisa. Jadi saya ajari pelan-pelan, saya telateni,” imbuh ibu dua
anak ini.
Selain itu, Ambar punya
cara unik dalam mengajar anak didiknya. Ambar menugasi anak didiknya untuk
meresume semua rumus-rumus yang dipelajari sejak kelas VII hingga kelas VIII.
cara unik dalam mengajar anak didiknya. Ambar menugasi anak didiknya untuk
meresume semua rumus-rumus yang dipelajari sejak kelas VII hingga kelas VIII.
”Saya wajibkan itu,
supaya mereka ingat kembali, dan mengingat dengan cara menulis rumus-rumus itu
saya kira cukup efektif,” imbuh Ambar.
supaya mereka ingat kembali, dan mengingat dengan cara menulis rumus-rumus itu
saya kira cukup efektif,” imbuh Ambar.
Hal itu dilakukan untuk
menyongsong saat ujian kelak. Soal ujian terdiri dari kelas VII, VIII, dan juga
IX. ”Maka itu menjadi cara agar anak nanti dapat mengerjakan dengan baik setiap
soal yang disajikan,” papar perempuan yang juga aktif di PKK RT 6 RW 4 Desa
Winong Kecamatan Kota ini. (lil)
menyongsong saat ujian kelak. Soal ujian terdiri dari kelas VII, VIII, dan juga
IX. ”Maka itu menjadi cara agar anak nanti dapat mengerjakan dengan baik setiap
soal yang disajikan,” papar perempuan yang juga aktif di PKK RT 6 RW 4 Desa
Winong Kecamatan Kota ini. (lil)