PATI – Musim kemarau telah tiba, salah satu yang diwaspadai saat kemarau adalah potensi bencana kekeringan. Saat ini bahkan sejumlah desa sudah mengalami kekurangan air bersih akibat dampak musim kemarau ini.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Pati Jawa Tengah Martinus Budi Prasetyo mengungkapkan, bulan Mei lalu sudah memasuki musim kemarau di Kabupaten Pati.
“Mei kemarin kita sudah masuk musim kemarau. Puncaknya di bulan Juli dan Agustus. Berpotensi kekeringan,” terang Martinus Budi Prasetyo.
“Kemarin kita juga sudah mengirim bantuan 3 tangki air bersih ke Desa Tambahagung Kecamatan Tambakromo. Atas permintaan pemerintah desa setempat karena sejumlah warganya sudah merasakan kekeringan dan air bersih sulit,” lanjut Martinus Budi Prasetyo.
Terpisah Ketua DPRD Kabupaten Pati Ali Badrudin meminta Pemerintah Kabupaten Pati untuk lebih siap dalam penanganan bencana kekeringan tahun ini.
Hal ini karena Bumi Mina Tani setiap tahun selalu mengalami kekeringan yang berdampak ke pertanian dan juga pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat berupa air bersih.
“Ini mulai masuk musim kemarau, penanganan bencana kekeringan harus dioptimalkan. Pemkab harus tanggap dalam mitigasi bencana agar tidak berdampak sangat luas untuk masyarakat,” papar Ali Badrudin.
Kekeringan memang menjadi masalah utama di Kabupaten Pati, selain bencana banjir pada musim penghujan.
Data dari BPBD Kabupaten Pati pada tahun 2023 lalu, bencana kekeringan berdampak terhadap 100 ribu jiwa atau sekitar 10 persen penduduk Kabupaten Pati.
Dampak kekeringan mulai dirasakan pada bulan Juli hingga mencapai puncak pada Oktober, dimana saat itu pemkab memutuskan status tanggap darurat kekeringan.
Total ada 71 desa yang mengalami kekeringan, tersebar di kecamatan Jaken, Jakenan, Winong, Tambakromo, Gabus, Kayen, Sukolilo, Batangan, Pucakwangi dan Kecamatan Tayu.
Bencana kekeringan akibat kemarau panjang membuat sumber air di puluhan desa mengering. Sejumlah warga bahkan terpaksa membeli air galon untuk mandi dan kebatuhan rumah tangga mereka.
Kecamatan yang paling parah mengalami kekeringan yakni Kecamatan Pucakwangi sejumlah 14 desa mengalami kekeringan, Jakenan dengan 12 desa dan Jaken sekitar 11 desa. Penanganan yang dilakukan oleh pemkab adalah droping air bersih sebanyak 500-an tangki lebih oleh pemkab. [ADV]
Editor: Fatwa