Dela
Rizki Safitri
Rizki Safitri
Tarian
tradisional tetap saja menarik minat seseorang. Dela Rizki Safitri misalnya.
Gadis kelahiran Pati, 3 Desember 2002 ini bahkan sampai mahir enam tarian
tradisional. Dia mengaku tertarik tarian tradisional tersebut karena
keunikannya.
tradisional tetap saja menarik minat seseorang. Dela Rizki Safitri misalnya.
Gadis kelahiran Pati, 3 Desember 2002 ini bahkan sampai mahir enam tarian
tradisional. Dia mengaku tertarik tarian tradisional tersebut karena
keunikannya.
Dela
sapaan akrabnya mulai kelas VII SMP menggemari tarian tersebut. Dia mngaku
selain unik, dia tertarik karena sejak kecil sering menilat orang menari. Di
daerahnya, masih sering pentas kesenian-kesenian lokal.
sapaan akrabnya mulai kelas VII SMP menggemari tarian tersebut. Dia mngaku
selain unik, dia tertarik karena sejak kecil sering menilat orang menari. Di
daerahnya, masih sering pentas kesenian-kesenian lokal.
”Ya
selain unik, saya juga bisa ikut melestarikan kesenian asli Indonesia. Kalau
bukan anak muda seperti kita siapa lagi. Apalagi dibanding dengan tarian modern
atau dari luar negeri, tarian tradisional juga tak kalah menariknya. Mulai dari
musik pengiring, gerakan, sampai pada kostumnya,” papar gadis yang masih duduk
di kelas X SMAN 1 Kayen ini.
selain unik, saya juga bisa ikut melestarikan kesenian asli Indonesia. Kalau
bukan anak muda seperti kita siapa lagi. Apalagi dibanding dengan tarian modern
atau dari luar negeri, tarian tradisional juga tak kalah menariknya. Mulai dari
musik pengiring, gerakan, sampai pada kostumnya,” papar gadis yang masih duduk
di kelas X SMAN 1 Kayen ini.
Dela,
paling menggemari tarian tradisional terlebih dari gerakan-gerakan, juga
ekspresi wajah sang penari. Menurutnya, itu memliki makna tersendiri. ”Uniknya
dan menariknya lebih kesana,” terang gadis yang tinggal di Desa Keben Kecamatan
Tambakromo ini.
paling menggemari tarian tradisional terlebih dari gerakan-gerakan, juga
ekspresi wajah sang penari. Menurutnya, itu memliki makna tersendiri. ”Uniknya
dan menariknya lebih kesana,” terang gadis yang tinggal di Desa Keben Kecamatan
Tambakromo ini.
Dela
mengaku, hingga sekarang masih terus mempelajari tarian-tarian tradisional di
seluruh Indonesia. Saat ini penyuka warna biru ini telah mahir memainkan enam
tarian. Diantaranya tari jaipong, tari sesonderan, tari goyang-goyang, tari
soyong, tari jaimasan, dan juga tari genjring. Selama belajar menari, lanjut
Dela, menurutnya tak banyak kendala berarti.
mengaku, hingga sekarang masih terus mempelajari tarian-tarian tradisional di
seluruh Indonesia. Saat ini penyuka warna biru ini telah mahir memainkan enam
tarian. Diantaranya tari jaipong, tari sesonderan, tari goyang-goyang, tari
soyong, tari jaimasan, dan juga tari genjring. Selama belajar menari, lanjut
Dela, menurutnya tak banyak kendala berarti.
”Paling
saat harus memenuhi kriteria penilaian seperti wiraga dan sikap tubuh dalam
menari. Kesannya lumayan lelah. Ibaratnya kalau menari itu rasanya sudah
seperti lari 100 meter. Tapi tetap seru dan menarik,” imbuh Dela. (pur)
saat harus memenuhi kriteria penilaian seperti wiraga dan sikap tubuh dalam
menari. Kesannya lumayan lelah. Ibaratnya kalau menari itu rasanya sudah
seperti lari 100 meter. Tapi tetap seru dan menarik,” imbuh Dela. (pur)