Nur Kasan
Sumber : Facebook Nur Khasan |
Kluyuran seakan melekat pada diri
Nur Kasan. Sejak dilantik menjadi Ketua PAC
IPNU Keling 2016 lalu, ia rutin kluyuran
hampir ke setiap desa di Kecamatan Keling. Saat itu IPNU di level ranting telah
mati suri sejak 2011, tepatnya setelah pemekaran Kecamatan Keling.
Nur Kasan. Sejak dilantik menjadi Ketua PAC
IPNU Keling 2016 lalu, ia rutin kluyuran
hampir ke setiap desa di Kecamatan Keling. Saat itu IPNU di level ranting telah
mati suri sejak 2011, tepatnya setelah pemekaran Kecamatan Keling.
Di tengah
kesibukannya sebagai staf operator dan tata usaha di SDN 4 Kelet, pria
kelahiran Jepara 7 Januari 1991 ini tetap total nguri-nguri organisasi IPNU. kluyuran
yang lazim disebut turun ke bawah (turba) dalam bahasa pergaulan IPNU itu pun
dilakukannya malam hari. Bentang alam Kecamatan Keling yang khas, terdiri dari
wilayah pesisir hingga pegunungan tak menjadikannya surut berjuang di IPNU. “Hampir
tiap malam saya turba ke desa-desa yang belum terbentuk IPNUnya, untuk sekadar njagong
dan ngopi bareng,” katanya.
Pria yang juga punya
keahlian servis elektro ini menuturkan,
alasan dibalik kegiatan turba malam yang dilakukan
semenjak awal kepengurusan. Menurutnya, dari turba malam itu ngobrol santai
menjadi senjata ampuh yang dapat menarik anak muda untuk turut bergabung di organisasi
IPNU.
Hasil kluyurannya pun tak sia-sia, terhitung
dari 20 ranting di bawah PAC Keling, saat ini sudah berdiri tujuh ranting, dan empat ranting dalam persiapan
pelantikan dalam waktu dekat ini. Hampir separuh lebih ranting-ranting IPNU telah berdiri.
Dengan kegiatan turba
malam, pria penggila kopi hitam ini juga menunjukkan di organisasi IPNU itu
tidak saklek dengan kegiatan-kegiatan
formal berbasis agama saja, di IPNU juga
bisa njagong ngopi sampai juga bermain kartu remi. Hal demikan dilakukan agar menambah
kedekatan masing-masing anggota.
“Terbukti dengan cara
turba malam itu dapat kembali menghidupkan IPNU di Kecamatan Keling. IPNU yang dulu mati suri,
kini telah bangkit lagi,” tegasnya.
Perjuangan yang
demikian itu ia lakukan dengan ikhlas, tanpa mengarap sepeser imbalan apapun.
“Saya berniat berjuang sunguh-sungguh.
saya niatkan ibadah, nanti Tuhan sendiri yang ngatur. Saya percaya itu,”
pungkasnya. (mil)
demikian itu ia lakukan dengan ikhlas, tanpa mengarap sepeser imbalan apapun.
“Saya berniat berjuang sunguh-sungguh.
saya niatkan ibadah, nanti Tuhan sendiri yang ngatur. Saya percaya itu,”
pungkasnya. (mil)