Risma Nadia
DOKUMEN PRIBADI |
Besar di keluarga yang
boleh dibilang broken home, membuat Risma Nadia tumbuh menjadi
perempuan yang kuat. Risma sapaan akrabnya, meneladani laku sang ibu, seorang pedagang kecil yang rela bekerja
keras demi memenuhi kebutuhan sang putri, hingga bisa lulus sampai sekolah tingkat atas.
boleh dibilang broken home, membuat Risma Nadia tumbuh menjadi
perempuan yang kuat. Risma sapaan akrabnya, meneladani laku sang ibu, seorang pedagang kecil yang rela bekerja
keras demi memenuhi kebutuhan sang putri, hingga bisa lulus sampai sekolah tingkat atas.
”Berkat hal itu saya kini menjadi perempuan yang
tak cengeng apalagi manja, sebab saya melihat kerja keras ibu saya yang seperti
itu, tak tega jika harus manja-manja,” terang perempuan kelahiran Jepara, 8
Juni 1998 ini.
tak cengeng apalagi manja, sebab saya melihat kerja keras ibu saya yang seperti
itu, tak tega jika harus manja-manja,” terang perempuan kelahiran Jepara, 8
Juni 1998 ini.
Perempuan lulusan SMK
Wikrama 1 Jepara ini, boleh dibilang memang perempuan yang pekerja keras. Usai lulus dari jurusan rekayasa
perangkat lunak, Risma langsung merantau mengadu nasib di Solo, dia bekerja
sebagai terapis di sebuah klinik kesehatan. Baginya bekerja tak harus sesuai pakem saat belajar di
bangku sekolah. Menjadi seorang terapis pun bisa ia lakoni.
Wikrama 1 Jepara ini, boleh dibilang memang perempuan yang pekerja keras. Usai lulus dari jurusan rekayasa
perangkat lunak, Risma langsung merantau mengadu nasib di Solo, dia bekerja
sebagai terapis di sebuah klinik kesehatan. Baginya bekerja tak harus sesuai pakem saat belajar di
bangku sekolah. Menjadi seorang terapis pun bisa ia lakoni.
Risma bekerja hanya selama setahun, usai kontraknya habis, kini perempuan pemilik pipi chabby ini bekerja sebagai content writer sebuah produk kesehatan, selain itu, penggemar musik dangdut ini juga punya usaha
sampingan. ”Kerja sebagai content writer kan bisa dikerjakan dari rumah, jadi di sela-sela
aktivitas utama itu saya juga berjualan. Mulai dari jilbab, baju, tas, dan
aksesoris perempuan lainnya,” terang perempuan yang tinggal di Tulakan-Donorojo-Jepara ini.
sampingan. ”Kerja sebagai content writer kan bisa dikerjakan dari rumah, jadi di sela-sela
aktivitas utama itu saya juga berjualan. Mulai dari jilbab, baju, tas, dan
aksesoris perempuan lainnya,” terang perempuan yang tinggal di Tulakan-Donorojo-Jepara ini.
Lebih lanjut Risma
menuturkan, dirinya memang ingin kerja keras, Risma ingin hidup mandiri. Tak
mau lagi harus bergantung pada sang ibu. ”Memang sudah waktunya balas budi,
selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, juga untuk membantu ibu,” tutur
perempuan penyuka film komedi ini.
menuturkan, dirinya memang ingin kerja keras, Risma ingin hidup mandiri. Tak
mau lagi harus bergantung pada sang ibu. ”Memang sudah waktunya balas budi,
selain untuk mencukupi kebutuhan sendiri, juga untuk membantu ibu,” tutur
perempuan penyuka film komedi ini.
Risma berharap kerja
kerasnya dapat berbuah manis, selain dipersembahkannya kerja keras itu untuk
sang ibu, Risma
juga menyiapkan masa depan dengan bekerja keras itu. (has)
kerasnya dapat berbuah manis, selain dipersembahkannya kerja keras itu untuk
sang ibu, Risma
juga menyiapkan masa depan dengan bekerja keras itu. (has)