PATI – Tokoh politik
nasional yang juga mantan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah tak bisa
menyembunyikan kegeramanya terhadap kondisi pemerintahan Indonesia saat ini.
Menurutnya Indonesia saat ini sedang krisis oposisi sebagai kontrol kebijakan
pemerintah. Kelompok oposisi sebagai representasi rakyat, dinilai tidak lagi
subtantif dan bahkan cenderung mati.
Dalam sistem presidensial,
lanjut Fahri Hamzah, rakyat bisa memilih dua sekaligus, yakni presiden rule
majority dan oposisi karena keduanya dipilih. Siapakah oposisi itu, ya
parlemen. Parlemen tugasnya oposisi, semua anggota parlemen itu harusnya
oposisi.
“Ini yang lemah, ini yang
sudah dikangkangi lama. Gara-gara dikasih satu kursi kabinet pada diam
semua,” ujarnya saat berkunjung di TPI Unit II Juwana, Kabupaten Pati,
Jawa Tengah, Kamis (11/11/2021).
Harusnya, pria yang
sekarang aktif di Partai Gelora Indonesia itu mengungkapkan, jangan ada istilah
legislatif dikangkangi eksekutif. Sehingga pemerintahan yang sehat bisa
berjalan dengan baik.
“Parlemennya ini yang
dianggap mati saat ini, akhirnya enggak ada lagi kritik. Padahal ini skandal
demi skandal terjadi,” jelas Fahri Hamzah.
Bahkan “gagalnya”
fungsi oposisi, dikatakan Fahri sempat ditanyakan oleh Presiden Joko Widodo
kepadanya. Mengingat, presiden sangat berkepentingan agar oposisi itu dapat
hidup, dengan begitu kinerja menterinya ada yang mengawasi.
“Pak Jokowi kaget, kok
pada diam ya. Pak Jokowi sendiri bilang ke saya, kalau parlemen itu tidak
mengawasi menteri-menteri saya, lah terus apa saya mampu mengawasi menteri
saya,” paparnya. (hus)