Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan mendukung penuh pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional |
Pengusulan Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional mendapat perhatian luas. Ulama kharismatik yang juga anggota Wantimpres Habib Luthfi bin Yahya Pekalongan termasuk yang ikut mendorong agar perempuan yang dikenal gagah berani dalam mengusir penjajah ini diakui oleh pemerintah atas perannya tersebut.
JEPARA – Usul
pengajuan Retna Kencana atau Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional mendapat
dukungan dari sejumlah kalangan. Gelar bagi penguasa Jepara abad ke-16 itu
dinilai pantas, karena berjasa dalam menjaga keamanan bangsa dari gangguan
ancaman kekuatan asing kala itu.
Dikutip dari jepara.go.id,
seluruh pemuka agama dan tokoh masyarakat Jepara sepakat menyuarakan usulan
gelar Pahlawan Nasional bagi Ratu Kalinyamat. Upaya ini dilakukan dengan
penandatanganan dukungan di sebuah spanduk, bertempat di Pendopo R.A. Kartini,
Sabtu (5/2/2022).
Peluncuran dukungan itu
ditandai penyerahan buku laporan hasil penelitian empiris Ratu Kalinyamat
sebagai pahlawan nasional. Kemudian dilanjutkan dengan tabuhan rebana, oleh
anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Muhammad Luthfi bin Yahya,
Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, Bupati Jepara Dian Kristiandi, dan Wakil
Ketua DPRD Jepara Pratikno. Semua prosesi tersebut terkemas dalam kegiatan
Silaturahmi “Kebhinekaan”.
Habib Luthfi menyatakan,
bahwa dirinya sangat mendukung Ratu Kalinyamat sebagai pahlawan nasional. Sebab
terdapat nilai-nilai sejarah bangsa yang dapat menjadi pembelajaran, khususnya
bagi para generasi penerus untuk menjawab tantangan umat dan tantangan bangsa.
Sehingga tercipta fondasi kuat dalam upaya cinta bangsa, tanah air, serta
nasionalisme.
“Saya sangat mengdukung
sekali untuk diangkat kembali Ratu Kalinyamat menjadi pahlawan Indonesia,”
ujarnya.
Habib Luthfi lantas
mengajak agar semua pihak terus menjaga sekaligus melestarikan aspek
kesejarahan. Terlebih sudah ada banyaknya bukti-bukti sejarah yang dimiliki,
tentang sebuah kehebatan bangsa Indonesia pada abad itu dengan strategi sistem
pertahanan maritimnya.
“Jadi sudah begitu
hebatnya, tinggal kita mau ‘nguri-uri’ sejarah sebagai contoh untuk kita semua
meningkatkan ‘handarbeni’, meningkatkan nasionalisme Indonesia,” tandas anggota
Watimpres. (hus)