Breaking News
light_mode

Gus Mus dan Kisah Proposal untuk Pejabat

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Sab, 14 Agu 2021
  • visibility 20

 

Ilustrasi Gus Mus bersama Mbah Moen/ @islamsantuy

Oleh KH Yahya Cholil Staquf

“Abahmu pernah rasan-rasan,
kepingin merenovasi langggar”, kata paman saya, Kyai Mustofa Bisri, “tapi
sampai meninggalnya belum kesampaian”.

Saya tercenung. Itu bukan
kalimat sharih, tapi mafhumnya jelas: perintah. Dan perintah yang musykil.
Betapa tidak? Saya tidak punya uang. Dan saya bukan profesional dalam bidang
tertentu yang dapat menghasilkan uang –saya baru saja “memensiunkan diri” dari
profesi politik dan belum menemukan profesi penggantinya.

Hanyut dalam cara berpikir
yang “normal” dari seorang “gus kontemporer” seperti saya, segera muncul dalam
benak saya gagasan untuk mencari bantuan dari sumber-sumber yang paling populer
di kalangan pondok pesantren dewasa ini, yaitu para aktor pemangku kepentingan
politik, khususnya pejabat-pejabat pemerintahan. Dan saya merasa punya
keunggulan dalam hal itu, mengingat saya pernah aktif dalam politik hingga ke
puncak arena permainannya (menjadi Juru Bicara Presiden).

Maka segera pulalah saya
kerjakan persiapan yang lazim: menyusun proposal dan surat permohonan bantuan
dengan alamat kontak-kontak politik yang saya miliki di kalangan pejabat
pemerintahan. Di bagian bawah proposal dan surat-surat permohonan itu saya
sediakan ruang untuk tanda tangan paman saya: K.H. A. Mustofa Bisri. Pikir
saya, ketokohan paman saya jelas punya harga mahal untuk “dijual”. Saya suruh
salah seorang sepupu yang telah saya tunjuk sebagai Ketua Panitia untuk
menindaklanjuti dokumen-dokumen itu, termasuk meminta tanda tangan dari paman
saya kemudian mengirim ke alamat-alamat yang telah saya tentukan daftarnya.

Satu-dua hari tanpa
laporan, saya pikir urusan sudah beres. Tinggal tunggu jawaban. Yang datang
kemudian adalah undangan untuk “berkumpul di rumah paman saya” selepas ‘isya.
Tak ada informasi untuk keperluan apa. Saya hanya menduga, paman saya hendak
mengadakan manakiban untuk suatu hajat tertentu, entah apa.

Agak terlambat saya datang,
di ruang tamu telah hadir kyai-kyai dan ustadz-ustadz yang mengajar di
pesantren kami, beserta seluruh jajaran Pengurus Pondok, lengkap. Paman saya
sendiri belum keluar. Saya segera merasa aneh ketika saya dapati, tak seorang
pun yang hadir mengetahui keperluan pertemuan malam itu. Tak ada pula
suguhan-suguhan khusus seperti lazimnya orang punya hajat. Sepupu saya, Si
Ketua Panitia, yang ditugasi menyampaikan undangan pertemuan, hanya
“embah-embuh”. Malah bolak-balik keluar-masuk ruangan, seperti sibuk ini-itu,
tapi tak jelas urusannya. Sejurus-dua-jurus kami menunggu, barulah paman saya
muncul. Perasaan aneh menghebat, diikuti ketegangan, melihat raut muka paman
saya tidak seperti biasanya. Setahu saya, paman saya senantiasa memperlihatkan
wajah cerah setiap menemui tamu. Kecuali malam itu. Wajahnya muram. Jelas-jelas
menampakkan kegusaran. Semua yang hadir menyadari ketidaklaziman itu sehingga
ketegangan pun merata.

Setelah duduk, tanpa
didahului basa-basi maupun bacaan fatihah untuk membuka pertemuan, paman saya
langsung meluncurkan kalimat-kalimat tajam, jelas-jelas ditujukan kepada saya.
Seandainya saya tidak mengenal beliau, pasti saya ketakutan setengah mati.
Ketakutan yang jelas tampak pada wajah-wajah mereka yang hadir. Seorang
pengurus pondok bahkan kelihatan amat menderita karena ngampet semaput.

Tapi saya kenal betul paman
saya ini. Saya sudah hafal segala kasih-sayangnya. Maka yang lantas mengembang
di hati saya adalah gairah belajar yang khusyu’.

“Jangan sembarangan mencari
uang!” kata paman saya. Iramanya datar, tapi nadanya tajam menusuk. Semua orang
menunduk.

“Kalau cuma pengen bangunan
pondok yang bagus-bagus, ngapain nunggu awakmu?” kata beliau lagi, “apa dikira
yang punya kenalan pejabat-pejabat di sini baru awakmu? Abahmu dan embahmu
tidak? Kalau mau uangnya pejabat, dari dulu juga bisa!”

Terus terang, saya
tercekat. Yang ini melubangi jantung saya betul. Embah saya, Kyai Bisri Mustofa,
adalah syuriyah NU dan anggota Konstituante, kemudian anggota MPR hingga
meninggalnya; ayah saya, Kyai Cholil Bisri, Wakil Ketua Dewan Syuro DPP PKB dan
Wakil Ketua MPR RI hingga meninggalnya; saya cuma kecoak dihadapan mereka. Saya
kian tunduk melipat punggung. Ruangan membeku. Pikiran saya galau. Tak sempat
lagi saya mengingat untuk mengecek, apakah pengurus pondok yang tadi itu sudah
semaput atau belum.

“Teman-teman itu sendiri
(maksud saya, pejabat-pejabat itu) yang menawari kok, Paklik”, saya nyeletuk.
Suara saya mengambang. Tak jelas tujuannya. Mungkin sekedar usaha mencairkan
kebekuan. Tapi sia-sia.

“Mereka menawari karena
punya kepentingan!” sergah paman saya. Saya kehilangan semua kata-kata.

“Embahmu dan abahmu tidak
pernah mementingkan bangunan”, beliau melanjutkan, “yang penting barokah. Jadi,
hati-hatilah mencari uang. Tak ada gunanya punya macam-macam kalau tidak
barokah”.

Paman saya merogoh saku.

“Nih”, katanya, lalu
menyodorkan sebuah buku kecil: buku tabungan, “itu uangku sendiri, kucari-cari
sendiri, kukumpul-kumpulkan sendiri. Halal. Pakai itu!”

Paman saya berdiri,
menyingkap gorden pembatas ruang tamu lebar-lebar. Dibalik gorden itu meja makan
penuh hidangan.

“Ayo makan! Makan!”

Saya pastikan, semua orang
menghela napas lega. Saya intip buku tabungan itu, isinya 150 juta rupiah. Saya
menelan ludah. Perkiraan ongkos bangunan yang akan saya bikin mencapai lebih
dari 800 juta. Ya sudahlah, pikir saya, bagaimana nanti saja. []

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Jalan Rusak Parah Jakenan-Rembang, DPRD Pati Desak Perbaikan Segera

    Jalan Rusak Parah Jakenan-Rembang, DPRD Pati Desak Perbaikan Segera

    • calendar_month Sab, 17 Mei 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 16
    • 0Komentar

    PATI – Kondisi jalan alternatif penghubung Kabupaten Pati dan Rembang di Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan yang rusak parah menjadi sorotan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pati. Anggota Komisi C DPRD Pati, Jaza Khoerul Sofyan, mengungkapkan banyaknya keluhan masyarakat terkait jalan tersebut yang berpotensi menimbulkan kecelakaan. “Kerusakan yang sudah berlangsung lebih dari setahun ini disebabkan […]

  • Stabilkan Harga, Pasar Murah Dinas Ketahanan Pangan Sasar Masyarakat Desa di Pati

    Stabilkan Harga, Pasar Murah Dinas Ketahanan Pangan Sasar Masyarakat Desa di Pati

    • calendar_month Jum, 1 Mar 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 14
    • 0Komentar

    PATI – Intervensi terhadap tingginya harga pokok mulai gencar dilakukan oleh pemerintah daerah. Diantaranya dengan menggelar pasar murah. Seperti yang diadakan di Desa Kedungbulus dan Desa Bageng Kecamatan Gembong. Kegiatan ini bertajuk Gerakan Pangan Murah. Kegiatan ini digelar demi menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan di Bumi Mina Tani, Kamis 29 Februari 2024. Masyarakat tampak […]

  • Edy Wuryanto; THR dan Cuti Lebaran Wajib Sesuai Ketentuan

    Edy Wuryanto; THR dan Cuti Lebaran Wajib Sesuai Ketentuan

    • calendar_month Ming, 26 Mar 2023
    • account_circle Redaksi
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Anggota Komisi IX DPR RI Edy Wuryanto  Anggota DPR RI Komisi IX Edy Wuryanto membeberkan selama ini terjadi praktik nakal pengusaha menjelang Idul Fitri yang mencicil THR pekerja atau mengganti dengan barang lain, serta pembayaran THR setelah Idul Fitri. Karena itu pihaknya meminta pengusaha untuk taat aturan. JAKARTA – Para pengusaha diminta memberikan hak tunjangan […]

  • DPRD Pati Prioritaskan Perda Pemberdayaan Nelayan dan Pembudidaya Garam

    DPRD Pati Prioritaskan Perda Pemberdayaan Nelayan dan Pembudidaya Garam

    • calendar_month Sen, 30 Jun 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 17
    • 0Komentar

    PATI – Paripurna DPRD Kabupaten Pati juga membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Pemberdayaan Pelaku Usaha Perikanan dan Pergaraman. Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Pati, Hardi, menekankan pentingnya Raperda ini mengingat potensi besar sektor perikanan, khususnya budidaya ikan nila di daerah Tayu dan Dukuhseti, yang telah mendapat perhatian langsung dari Bupati Pati. “Untuk perikanan, jadi […]

  • Pati Sabet Juara Umum III Popda Jateng Tingkat SMA 2019

    Pati Sabet Juara Umum III Popda Jateng Tingkat SMA 2019

    • calendar_month Sab, 27 Apr 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 18
    • 0Komentar

    PATI – Kontingen Kabupaten Pati berhasil menyabet juara umum ketiga dalam rangka Popda SMA sederajat tingkat Jawa Tengah, yang digelar di Semarang 22 – 25 April lalu. Raihan 12 medali emas, 14 perak, dan 16 medali perunggu membuat kontingen Bumi Mina Tani bercokol di posisi ketiga. Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Sigit Hartoko melalui […]

  • PKB – PPP Satu Suara Ingin Kader NU Maju di Pilkada Pati 2024

    PKB – PPP Satu Suara Ingin Kader NU Maju di Pilkada Pati 2024

    • calendar_month Ming, 5 Mei 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 15
    • 0Komentar

    KOTA – Duo partai ijo menjajaki kerjasama politik untuk menyongsong kontestasi Pilkada 2024. Kedua partai tersebut ingin memunculkan calon bupati dan wakil bupati Pati dari figur Nahdliyyin. Dua partai tersebut adalah Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Jajaran pengurus kedua partai tersebut telah bertemu dalam agenda silaturahmi di kantor DPC PKB (4/5) […]

expand_less