Diasuh Tetangga, Masih Minim Uluran
Tangan
Tangan
Malang benar nasib Santoso. Remaja
yang mengalami cacat fisik dan mental itu hidup sebatang kara. Ayah serta
ibunya meninggal di perantauan. Sehari-hari, kini Santoso diasuh tetangganya.
yang mengalami cacat fisik dan mental itu hidup sebatang kara. Ayah serta
ibunya meninggal di perantauan. Sehari-hari, kini Santoso diasuh tetangganya.
Dari kejauhan, sebuah bilik kecil
dari papan kayu menyita perhatian. Bentuknya lebih mirip kandang hewan ternak.
Kurang layak untuk ditinggali orang sekarang. di dalamnya hanya ada balai
berbahan kayu.
dari papan kayu menyita perhatian. Bentuknya lebih mirip kandang hewan ternak.
Kurang layak untuk ditinggali orang sekarang. di dalamnya hanya ada balai
berbahan kayu.
Di tempat itulah, yang terletak di Dukuh Krekel
Desa Bageng, Gembong, Santoso, 15, menghabiskan hari-harinya. Dia
mengalami kecacatan. Tak hanya cacat mental, remaja yatim piatu ini juga
mengalami kecacatan fisiknya. Pertumbuhannya tak normal seperti remaja seusia
Santoso.
Desa Bageng, Gembong, Santoso, 15, menghabiskan hari-harinya. Dia
mengalami kecacatan. Tak hanya cacat mental, remaja yatim piatu ini juga
mengalami kecacatan fisiknya. Pertumbuhannya tak normal seperti remaja seusia
Santoso.
Beruntung, masih ada yang mengasihani
Santoso. Tetangganya, yang meskipun hidupnya pas-pasan, masih mau membantu
kesehariannya. Adalah pasangan yanto dan Sukin. Setiap hari keduanya merawat
Santoso.
Santoso. Tetangganya, yang meskipun hidupnya pas-pasan, masih mau membantu
kesehariannya. Adalah pasangan yanto dan Sukin. Setiap hari keduanya merawat
Santoso.
”Santoso sehari-hari dirawat Yanto
dan Sukin. Meskipun sehari-hari pasangan suami-istri itu hidupnya juga
pas-pasan,” tutur Nurul Pratiwi, salah satu pegiat sosial dari Komunitas
Berbagi Itu Mudah.
dan Sukin. Meskipun sehari-hari pasangan suami-istri itu hidupnya juga
pas-pasan,” tutur Nurul Pratiwi, salah satu pegiat sosial dari Komunitas
Berbagi Itu Mudah.
Ayah dan ibu Santoso meninggal
dunia saat mereka merantau ke Palembang. Saat itu Santoso yang masih kecil.
”Sudah cacat, tak memiliki kedua orang tua. Hidupnya susah. Dia butuh uluran
tangan. Saat ini masih minim,” imbuh Nurul Pratiwi.
dunia saat mereka merantau ke Palembang. Saat itu Santoso yang masih kecil.
”Sudah cacat, tak memiliki kedua orang tua. Hidupnya susah. Dia butuh uluran
tangan. Saat ini masih minim,” imbuh Nurul Pratiwi.
Praktis hanya pasangan Yanto dan
Sukin saja yang masih betul-betul peduli dan merawatnya setiap hari. Meskipun
Santoso dan pasangan suami istri itu tak memiliki hubungan darah.
Sukin saja yang masih betul-betul peduli dan merawatnya setiap hari. Meskipun
Santoso dan pasangan suami istri itu tak memiliki hubungan darah.
“Pak Yanto dan Bu Sukin in, sudahi merawat Santoso sekitar tujuh tahun
ini. Mereka tidak ada hubungan saudara, tapi dengan telaten dan ikhlas mau
merawat. Padahal, kondisi keluarga ini juga terbilang tidak mampu,” imbuh Nurul
Pratiwi usai mengunjungi remaja malang tersebut bersama beberapa sahabatnya Kamis (5/7/2018) lalu.
Yanto bekerja hanya sebagai buruh
tani. Sedangkan istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Penghasilannya bisa
dibilang kurang dari cukup. “Kami bisa membayangkan betapa berat beban kedua
pasangan suami istri ini. Apalagi kondisi Santoso ini kan seperti itu. Yah
paling tidak setelah melihat langsung kondisinya, nanti kami akan berusah untuk
menggalang bantuan dari komunitas kami,” ujar Nurul Pratiwi nampak iba setelah
melihat kondisi Santoso.
tani. Sedangkan istrinya bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Penghasilannya bisa
dibilang kurang dari cukup. “Kami bisa membayangkan betapa berat beban kedua
pasangan suami istri ini. Apalagi kondisi Santoso ini kan seperti itu. Yah
paling tidak setelah melihat langsung kondisinya, nanti kami akan berusah untuk
menggalang bantuan dari komunitas kami,” ujar Nurul Pratiwi nampak iba setelah
melihat kondisi Santoso.
Dalam waktu dekat memang Nurul
beserta beberapa sahabatnya akan menggalang dana untuk Santoso. Apalagi melihat
kondisinya. ”Selain itu bantuan untuk Santoso ini dinilai sangat minim. Mungkin
karena posisinya yang terpencil, membuat kabar malangnya nasib remaja 15 tahun
itu kurang tercium,” imbuh Nurul.
beserta beberapa sahabatnya akan menggalang dana untuk Santoso. Apalagi melihat
kondisinya. ”Selain itu bantuan untuk Santoso ini dinilai sangat minim. Mungkin
karena posisinya yang terpencil, membuat kabar malangnya nasib remaja 15 tahun
itu kurang tercium,” imbuh Nurul.
Untuk itu, dia berharap, supaya
pemerintah utamanya, tanggap dengan kondisi kekurangan yang dialami warganya
tersebut. ”Pemerintah harus benar-benar hadir untuk mengayomi warganya
tersebut. Uluran tangan sangat diharapkan,” pungkas Nurul. (Achmad Ulil Albab)
pemerintah utamanya, tanggap dengan kondisi kekurangan yang dialami warganya
tersebut. ”Pemerintah harus benar-benar hadir untuk mengayomi warganya
tersebut. Uluran tangan sangat diharapkan,” pungkas Nurul. (Achmad Ulil Albab)