PATI – Ribuan warga Dukuh Tapen, Desa Tawangharjo, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, menggelar demonstrasi di kantor balai desa setempat pada hari Selasa, (6/11/2024).
Mereka menuntut dilantiknya Selamet Riyadi, yang terpilih sebagai Kepala Dusun (Kadus) Tapen, setelah diduga mendapat intimidasi untuk mundur.
Massa aksi membawa spanduk bertuliskan “Wong Tapen Butuh Keadilan”, “Selamet Ora Kamituwo Kades Lengser”, dan “Selamet Kamituwoku”.
Wakhid, perwakilan warga, menyatakan bahwa warga Tapen marah setelah Selamet mendapatkan intimidasi untuk mundur.
“Kami warga Tapen kesini untuk mendampingi Selamet Riyadi supaya bisa menjadi kepala dusun Tapen. Kita dampingi sampai dilantik PJ Bupati Pati,” katanya.
Ia mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi jika Selamet tidak dilantik sebagai Kadus.
“Tapi kalau mas Selamet tidak dilantik menjadi Kadus Dukuh Tapen kita warga Tapen siap mengawal dan mengeluarkan masa seluruh warga Dukuh Tapen,” tegasnya.
Selamet meraih nilai tertinggi dibandingkan dua calon lainnya dalam proses seleksi Kadus Tapen. Hasil ini diumumkan di Balai Desa pada Senin (4/11/2024), setelah tes LJK dilaksanakan di UTC Semarang pada Jumat (1/11/2024).
“Kebetulan dari segi skor, saya dibawah-nya Mbak Agustina. Akan tetapi saya memiliki nilai pengabdian sejumlah 30 dan 40an sehingga menjadi 70an. Sedangkan yang lainnya tidak yang 70. Otomatis saya yang pertama (yang terpilih),” kata Selamet.
Selamet mengaku menghadapi intimidasi dan percobaan suap dari kades dan camat pada Selasa (5/11/2024). Ia diminta mundur dengan tawaran Rp 200 juta.
“Tempatnya di Punden Singopadu (Desa Ngurenrejo) disaksikan para petinggi, di sana juga dihadiri Camat juga. Di makam tersebut yang menjadi penengah petinggi Suwaduk, yang mana beliau mengutarakan bahwa ada dua opsi. Pertama lanjut sebagai Kadus Tapen Tawangharjo, opsi kedua mundur sebagai Kadus, sebagai gantinya pemilihan perangkat Kasi Pelayanan itu direkomendasikan sama Pak Inggi dan sebagai imbalannya mendapatkan uang Rp 200 juta,” paparnya.
keluarga dan memutuskan bertahan bersama warga Tapen yang mendukungnya.
“Menyikapi hari ini saya tidak menyangka sama sekali. Tidak menyangka bisa sebesar dan seheboh ini. Alhamdulillah saya orangnya tulus, kalau memang seperti itu saya siap untuk menjadi Kadus karena dorongan dari masyarakat Tapen yang begitu besar kepada saya,” pungkasnya.
Sementara itu, Kades Tawangharjo, Sudarmono, mengakui adanya dugaan intimidasi dan meminta maaf kepada warga.
“Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas apa yang menjadi ketidak kenyamanan panjenengan. Jadi memang ini semuanya memang ada kata maaf dari saya. Saya maaf hari ini panjenengan kurang ada pemikiran yang baik,” kata Sudarmono dihadapan perwakilan massa aksi.
Editor: Fatwa