PATI – Bupati Pati, Sudewo, menekankan penataan ulang manajemen tata kelola pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pati, Sabtu (26/4/2025).
Hal ini disampaikannya saat menghadiri halalbihalal bersama Forkopimcam dan Kepala Desa se-Kecamatan Tlogowungu di Kantor Kecamatan setempat. Acara tersebut dihadiri Wakil Bupati Pati, jajaran Forkopimcam, para Kepala Desa beserta istri, Sekretaris Desa, Pengurus PPDI Kecamatan Tlogowungu, dan tamu undangan lainnya.
Sudewo mengungkapkan bahwa proses penataan ini masih berjalan.
“Sesungguhnya sekarang ini saya baru menata konsep manajemen tata kelola pemerintahan dan pembangunan Kabupaten Pati. Ada sebagian yang sudah terbentuk, ada sebagian yang masih proses. Yang sudah terbentuk langsung dieksekusi di lapangan,” ujarnya.
Salah satu fokus utama adalah perbaikan infrastruktur jalan yang memprihatinkan. Beliau mencontohkan kondisi jalan Tayu-Dukuhseti, Pasucen-Lahar, Soneyan-Ngemplak Kidul, Tlogowungu-Lahar, Gabus-Winong, dan Wedarijaksa yang disebutnya memprihatinkan.
“Maka, saya harus menata ulang APBD, dari penanganan jalan yang hanya Rp 40 miliar menjadi Rp 330 miliar. Apakah kita tega membiarkan yang semacam itu?”, tanyanya.
Selain infrastruktur, Bupati juga menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia melalui pendidikan yang inklusif, merata, dan berkualitas, termasuk bagi masyarakat miskin ekstrem.
“Saya ingin semua warga Kabupaten Pati pintar. Kalau sistem di bidang pendidikan tidak matang, tidak mungkin semua bisa cerdas. Pendidikan harus membentuk karakter. Kalau soal pintar, iblis pun lebih pintar dari manusia. Tapi dia tidak punya adab,” tegasnya.
Untuk mendukung kebijakan ini, Sudewo akan mengeluarkan instruksi langsung kepada kepala desa dengan sistem reward dan punishment yang ketat, termasuk sanksi pemecatan.
“Sanksinya sampai pemecatan. Saya tidak ada toleransi dalam pelaksanaan kebijakan,” tegasnya.
Plt. Kepala Dinas juga akan mengeluarkan surat edaran kepada seluruh satuan pendidikan untuk mendukung program pembentukan karakter, termasuk kegiatan kebersihan sekolah.
Editor: Arif