Kegiatan senam Prolanis BPJS Kesehatan di Stadion Joyokusumo Pati |
Biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik mencapai Rp 17,915 triliun atau 24,11 persen dari total biaya pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan. Karena itu pihak BPJS berupaya menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif.
PATI – Pekan senam Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) bagi peserta JKN serentak di 5.400 titik. Termasuk di Stadion Joyokusumo, Selasa (12/7/2022). Kegiatan ini dalam rangka memperingati HUT ke-54 BPJS Kesehatan pada 15 Juli 2022 nanti.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pati, Dany Saputro, pada tahun 2021, biaya yang dihabiskan untuk penyakit katastropik mencapai Rp 17,915 triliun atau 24,11% dari total biaya pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang dikeluarkan BPJS Kesehatan.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya menjaga masyarakat yang sehat tetap sehat melalui berbagai program promotif preventif.
Sementara bagi masyarakat yang berisiko menderita penyakit katastropik seperti diabetes melitus dan hipertensi, dapat mengelola risiko tersebut melalui Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) yang juga merupakan bagian dari upaya promotif preventif perorangan peserta JKN.
“Berbagai penyakit katastropik tersebut sangat bisa dicegah dengan menerapkan pola hidup sehat. Melalui kegiatan senam ini, kami ingin mempromosikan betapa murahnya dan mudahnya menjalankan hidup sehat. Dampak jangka panjangnya diharapkan bisa menekan jumlah penderita penyakit katastropik di Indonesia,” jelasnya.
Rangkaian
Masih dalam rangkaian peringatan ulang tahunnya yang ke-54, BPJS Kesehatan juga akan menggelar aksi donor darah yang rencana akan dilaksanakan pada Kamis (14/7/2022) dan melibatkan partisipasi seluruh pegawai BPJS Kesehatan di penjuru Indonesia.
Lebih lanjut Dany mengungkapkan, aksi kemanusiaan ini merupakah wujud kepedulian dan semangat gotong royong Duta BPJS Kesehatan dalam membantu masyarakat yang membutuhkan. Sebelum mendonorkan darah, Duta BPJS Kesehatan wajib menjalani skrining kesehatan terlebih dulu untuk memastikan memenuhi kualifikasi sebagai calon pendonor darah.
“Selain untuk menambah stok ketersediaan kantong darah bagi Palang Merah Indonesia (PMI), donor darah ini juga besar manfaatnya, seperti mencegah risiko terkena penyakit jantung, kolesterol, hingga kanker, menurunkan berat badan, serta bisa mendeteksi penyakit serius. Donor darah juga mendorong proses peremajaan sel-sel darah, artinya darah di dalam tubuh kita akan digantikan oleh darah baru yang lebih baik dan sehat, sehingga tubuh bisa menjadi lebih bugar dan produktif,” pungkasnya. (yan)