Gus Mus/Bang Andrew Foundation |
Acara bertajuk Panggung Penyair
Asia Tenggara yang digelar di pelataran Menara Kudus memikat hati Gus Mus. Kiai cum penyair tersebut melontarkan gagasan
agar kegiatan semacam itu bisa dilanggengkan di kemudian hari.
Asia Tenggara yang digelar di pelataran Menara Kudus memikat hati Gus Mus. Kiai cum penyair tersebut melontarkan gagasan
agar kegiatan semacam itu bisa dilanggengkan di kemudian hari.
”Kegiatan yang bagus ini ada
baiknya dilanggengkan. Menjadi semacam festival kesenian Menara Kudus.
keliahatannya akan lebih bagus,” kata Gus Mus disambut riuh para penonton yang berjubel
di jalanan menara tersebut.
Tidak hanya mengundang penyair dari Asia Tenggara, kata Gus Mus, kalau bisa penyair-penyair dunia juga. “Kita punya orang-orang hebat. Ada pak Thomas, pak Najib, pak Zawawi Imron,” imbuh kiai yang terkenal dengan karya cerpen Gus Ja’far tersebut.
baiknya dilanggengkan. Menjadi semacam festival kesenian Menara Kudus.
keliahatannya akan lebih bagus,” kata Gus Mus disambut riuh para penonton yang berjubel
di jalanan menara tersebut.
Tidak hanya mengundang penyair dari Asia Tenggara, kata Gus Mus, kalau bisa penyair-penyair dunia juga. “Kita punya orang-orang hebat. Ada pak Thomas, pak Najib, pak Zawawi Imron,” imbuh kiai yang terkenal dengan karya cerpen Gus Ja’far tersebut.
Seperti diketahui, panggung penyair
Asia Tenggara itu menjadi bagian dari kegiatan Pertemuan Penyair Nusantara
(PPN) ke XI. Selain Gus Mus, beberapa penyair top Indonesia juga hadir.
Asia Tenggara itu menjadi bagian dari kegiatan Pertemuan Penyair Nusantara
(PPN) ke XI. Selain Gus Mus, beberapa penyair top Indonesia juga hadir.
Seperti penyair berjuluk clurit
emas, D Zawawi Imron, Sutarji Calzoum Bachri yang disebut sebagai presiden
penyair, dan Thomas Budi Susanto penyair dari Kudus. Termasuk ada beberapa
penyair dari negara lain seperti Thailand, Malaysia, dan juga Brunei
Darussalam.
emas, D Zawawi Imron, Sutarji Calzoum Bachri yang disebut sebagai presiden
penyair, dan Thomas Budi Susanto penyair dari Kudus. Termasuk ada beberapa
penyair dari negara lain seperti Thailand, Malaysia, dan juga Brunei
Darussalam.
Gus Mus sendiri membawakan tiga
judul puisi. Puisi pertama berjudul “Hanin” berkisah tentang romantisme
percintaan. Gus Mus menyebut puisi itu untuk anak muda. Puisi kedua berjudul
“Mulut”, berkisah tentang kritik sosial masyarakat sekarang. Gus Mus
menyebutnya puisi itu untuk orang tua.
judul puisi. Puisi pertama berjudul “Hanin” berkisah tentang romantisme
percintaan. Gus Mus menyebut puisi itu untuk anak muda. Puisi kedua berjudul
“Mulut”, berkisah tentang kritik sosial masyarakat sekarang. Gus Mus
menyebutnya puisi itu untuk orang tua.
Puisi ketiga, berjudul “Tadarus”. Idzaa
Zulzilatil Ardlu Zilzaalahaa…. puisi ketiga ini membius penonton yang
hadir tenggelam dalam perenungan Firman Allah SWT tersebut.
Zulzilatil Ardlu Zilzaalahaa…. puisi ketiga ini membius penonton yang
hadir tenggelam dalam perenungan Firman Allah SWT tersebut.
Dalam acara PPN ke XI ini, Kudus
dipilih menjadi tuan rumah. Sekaligus meneguhkan Kudus menjadi kota yang
mencintai sastra. Rangkaian kegiatan PPN ke XI dimulai pada Jumat (28/6) malam di
Hotel Griptha dengan agenda pembukaan.
dipilih menjadi tuan rumah. Sekaligus meneguhkan Kudus menjadi kota yang
mencintai sastra. Rangkaian kegiatan PPN ke XI dimulai pada Jumat (28/6) malam di
Hotel Griptha dengan agenda pembukaan.
![]() |
Penampilan terbang kolosal khas Menara Kudus |
Kemudian dilanjutkan pada Sabtu
(29/6) di tempat yang sama dengan kegiatan seminar sastra internasional. Kemudian
dilanjutkan dengan bedah buku antologi puisi PPN ke XI “Sesapa Mesra Selinting
Cinta” masih di tempat yang sama. Dan dilanjutkan dengan workshop baca puisi.
(29/6) di tempat yang sama dengan kegiatan seminar sastra internasional. Kemudian
dilanjutkan dengan bedah buku antologi puisi PPN ke XI “Sesapa Mesra Selinting
Cinta” masih di tempat yang sama. Dan dilanjutkan dengan workshop baca puisi.
Malam harinya, digelar panggung
penyair Asia Tenggara, yang dikemas menjadi kegiatan seni dan budaya. Terbang papat
khas Kudus ditampilkan menjadi pembuka dalam kegiatan tersebut.
penyair Asia Tenggara, yang dikemas menjadi kegiatan seni dan budaya. Terbang papat
khas Kudus ditampilkan menjadi pembuka dalam kegiatan tersebut.
Rangkaian acara tersebut ditutup
dengan ziarah budaya Minggu (30/6). Ziarah ini mengunjungi beberapa tempat
seperti di Museum Kretek, Museum Jenang, dan juga Menara Kudus. Acara ini
sendiri melibatkan lima negara yang masih serumpun melayu. Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, dan juga Thailand. Dengan mengusung tema “Puisi
untuk Persaudaraan dan Kemanusiaan”. (alb)
dengan ziarah budaya Minggu (30/6). Ziarah ini mengunjungi beberapa tempat
seperti di Museum Kretek, Museum Jenang, dan juga Menara Kudus. Acara ini
sendiri melibatkan lima negara yang masih serumpun melayu. Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, dan juga Thailand. Dengan mengusung tema “Puisi
untuk Persaudaraan dan Kemanusiaan”. (alb)