BLORA – Aktris kenamaan Happy Salma mengaku gugup saat membawakan monolog Nyai Ontosoroh di Pendopo Kabupaten Blora, Jumat (7/2/2025) malam.
Pementasan tersebut merupakan bagian dari rangkaian peringatan Seabad Pramoedya Ananta Toer. Kehadiran Bupati Blora, Arief Rohman, beserta istri, dan para penikmat seni dari berbagai kalangan, termasuk keluarga Pram, turut menambah suasana khidmat.
Gugupnya Happy Salma bukan tanpa alasan. Ia mengakui bahwa tampil di Blora, tanah kelahiran Pramoedya Ananta Toer, sang pengarang novel Bumi Manusia yang menginspirasi tokoh Nyai Ontosoroh, membuatnya merasa terbebani.
“Biar bagaimanapun ini pertama kali saya mementaskan di Blora, tempat kelahiran Pramoedya yang menciptakan tokoh Nyai Ontosoroh ini. Saya cukup gugup tapi saya sangat senang sekali,” ujar perempuan kelahiran 4 Januari 1980 ini.
Monolog Nyai Ontosoroh yang disutradarai oleh Wawan Sofwan sukses memukau penonton. Dengan hanya ditemani dua kursi kayu, meja sederhana, koper tua, dan alunan musik lirih, Happy Salma mampu menghidupkan kembali sosok perempuan pribumi yang berani melawan tirani kolonial. Penonton yang memenuhi pendopo rumah dinas Bupati terpaku dan terhanyut dalam setiap kata yang dilantunkan.
Persiapan matang dilakukan Happy Salma untuk pementasan ini. Ia mengaku butuh waktu sekitar sebulan untuk kembali mendalami karakter Nyai Ontosoroh, setelah terakhir kali memerankannya delapan tahun lalu.
Meskipun gugup, Happy Salma, penerima penghargaan Bali-Dwipantara Nata Kerthi Nugraha 2023 untuk kategori Seniman dan Maesenas Seni, mampu menampilkan perannya dengan penuh penghayatan.
Di akhir pementasan, kalimat “Namun kami tidak kalah, sebab kami telah melawan dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya,” yang diucapkan Happy Salma menggema di seluruh pendopo, menjadi penutup yang berkesan dan mengukuhkan kesuksesan monolog tersebut. Penampilannya sungguh memukau.
Editor: Fatwa