PATI – Arif Sutoyo, sastrawan asal Kabupaten Pati, meluncurkan kumpulan cerita pendek (cerpen) berjudul “Jabrik”. Buku ini terinspirasi dari momen Pemilihan Umum (Pemilu) dan mengangkat tema politik dengan berbagai persoalannya.
“Jabrik” menjadi tokoh utama dalam cerpen pertama, menggambarkan sosok yang memanfaatkan kecerdikan untuk menaikkan strata sosialnya. Ia meminta dana kampanye besar dari Pak Bambang, seorang calon anggota DPR dengan ambisi besar. Namun, dana tersebut justru digunakan untuk kepentingan pribadi.
Keserakahan para tokoh berujung bencana. Pak Bambang dicoret dari daftar pilihan dan terancam jeratan hukum. Jabrik pun berpura-pura gila untuk menghindari masalah, begitu pula Pak Bambang.
Selain itu, karyanya Cerpen “Tuyul” juga mengangkat tema politik, mengisahkan mitos tuyul yang dikaitkan dengan uang hasil politik salah satu tim sukses kampanye.
Arif Sutoyo, yang akrab disapa Arif Khilwa, menjelaskan bahwa kumpulan cerpen ini lahir dari realitas sosial di tengah masyarakat.
“Ide cerita berasal peristiwa-peristiwa yang dekat dengan kehidupan sehari-hari. Cerpen dengan judul Jabrik dan Tuyul Pilkades mengangkat tema politik dengan berbagai persoalannya,” kata dia, (6/11/2024).
Kumpulan cerpen ini mengkritik praktik politik di daerah yang bersinggungan dengan kebiasaan masyarakat, menyuguhkan hukum sebab akibat dalam praktiknya.
Arif Khilwa dikenal sebagai sastrawan di Kabupaten Pati. Ia aktif dalam pendampingan lahirnya buku kumpulan karya pelajar, seperti “Santri Kajen Tolak Korupsi”, “Dari Mata Perempuan”, dan “Sastra Dalam Lipatan Sarung”.
Bersama komunitas Gandrung Sastra, ia mengajak generasi muda dan masyarakat di Kabupaten Pati untuk mencintai sastra melalui pelatihan kepenulisan, pembuatan buletin dan buku kumpulan karya, serta pementasan sastra.
Pria kelahiran Desa Tunjungrejo, Kecamatan Margoyoso, ini merupakan seorang guru di MA Salafiyah Kajen, Pati. Ia menggalakkan gerakan merawat Sastra Muria dengan berkeliling ke sekolah, perguruan tinggi, dan pondok pesantren di wilayah Pati, Kudus, dan Jepara. Ia juga menulis buku kumpulan puisi sajak Lereng Muria.
Editor: Fatwa