JAKARTA – PT Pupuk Indonesia (Persero) melaporkan telah terjadi 27.092 transaksi penebusan pupuk bersubsidi oleh petani sejak awal tahun hingga 3 Januari 2025.
Pencapaian ini menunjukkan komitmen Pupuk Indonesia dalam mendukung program swasembada pangan nasional pemerintah.
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia, Tri Wahyudi Saleh, menyatakan bahwa kemudahan penebusan pupuk bersubsidi di awal tahun merupakan hasil dari penyederhanaan skema penebusan dan perencanaan alokasi yang lebih baik oleh pemerintah.
“Kami sampaikan sesuai janji Pemerintah, mulai 1 Januari 2025 Pupuk Indonesia siap menyalukan pupuk bersubsidi, dan benar pada pukul 00.00 detik ke 22 itu ada petani dari Kecamatan Sukadana, Lampung Timur melakukan penebusan, kemudian dari Serdang Bedagai, totalnya ada 10 petani yang bertransaksi pada malam tahun baru. Jadi allhamdulillah, petani sudah bisa menebus pupuk bersubsidi pada 1 Januari 2025,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa total 10 petani melakukan transaksi pada malam tahun baru. Hingga 3 Januari 2025, total pupuk bersubsidi yang ditebus mencapai 7.536 ton, terdiri dari pupuk urea (4.532 ton), pupuk NPK (2.966 ton), pupuk NPK Formula Khusus (16,7 ton), dan pupuk organik (20,8 ton).
Pemerintah, melalui Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor 644/KPTS/SR.310/M.11/2024, telah menetapkan alokasi pupuk bersubsidi sebesar 9,5 juta ton, yang terdiri dari urea (4,6 juta ton), NPK (4,2 juta ton), NPK Kakao (147.798 ton), dan pupuk organik (500.000 ton).
Pupuk subsidi ini diperuntukkan bagi petani terdaftar dalam Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) untuk tanaman pangan (padi, jagung, kedelai), hortikultura (cabai, bawang merah, bawang putih), dan perkebunan (tebu rakyat, kakao, kopi) dengan luas lahan maksimal 2 hektare.
Petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) atau Perhutanan Sosial juga berhak mendapatkan alokasi ini.
“Kami menyambut baik kegiatan penebusan di awal tahun 2025, karena kegiatan ini dapat ini Kami harapkan dapat mendukung dalam mewujudkan swasembada pangan nasional,” katanya.
Tri Wahyudi mengajak para petani untuk segera menebus pupuk melalui i-Pubers dengan membawa KTP.
“Kami mengajak kepada seluruh petani terdaftar di RDKK untuk segera melakukan penebusan pupuk guna memenuhi kebutuhan pupuk di awal musim tanam 2025. Penebusan sudah dapat dilakukan dengan mudah, cukup membawa KTP dan proses penebusannya melalui i-Pubers,” ajaknya.
Hal ini juga disambut antusias oleh para petani. Wiyono, petani dari Prambanan, Jawa Tengah, mengaku senang dapat menebus pupuk subsidi pada 1 Januari 2025.
“Terima kasih kepada Pemerintah dan Pupuk Indonesia atas ketersediaan stok pupuk yang selalu ada, hari ini saya Wiyono, petani dari Prambanan bisa menebus pupuk subsidi dengan KTP di hari Rabu, 1 Januari 2025,” ungkapnya.
Senada dengan Wiyono, Ridwan, petani dari Pinrang, Sulawesi Selatan, juga menyatakan kemudahan proses penebusan pupuk melalui aplikasi i-Pubers.
“Per tanggal 1 Januari 2025. Saya sudah bisa melakukan penebusan pupuk bersubsidi di kios UD Daun Buah, cukup menggunakan KTP dan tidak ada kendala sama sekali,” katanya.
Stok Pupuk Nasional Memadai
Pupuk Indonesia melaporkan stok pupuk nasional pada awal tahun 2025 mencapai 1.558.558 ton, terdiri dari pupuk bersubsidi (1.147.453 ton) dan pupuk nonsubsidi (411.105 ton). Stok ini dinilai cukup untuk memenuhi kebutuhan petani terdaftar selama musim tanam awal tahun 2025.
Editor: Fatwa