Breaking News
light_mode

Pentingnya Generasi Muda NU Paham Aswaja Ala Nahdliyah

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Sel, 25 Feb 2020
  • visibility 53

DOKUMEN PRIBADI
Belakangan
ini, banyak kelompok Islam mengatasnamakan diri ahlussunah. Namun praktiknya
yang terjadi jauh dari kehidupan waljamaah. Kelompok ini beranggapan bahwa
untuk memahami ajaran agama serta mempraktikkan dalam kehidupan sehari-hari
cukup dikembalikan pada Al Qur’an dan Sunnah (Hadist).

Di
sinilah, generasi muda NU perlu cerdas. Generasi muda NU mesti paham mengenai
ajaran-ajaran yang dilestarikan sesepuh-sesepuh NU, yang pastinya tidak sembrono dalam penentuannya. Oleh
karenanya generasi muda NU sebagai penerus perjuangan ulama NU, selayaknya
harus mengenal serta mempelajari serta memahami tentang Ahlussunnah Wal Jamaah.

    
Apa sih Ahlussunnah Wal Jamaah?
Kita
sebagai generasi muda Nahdiyin harus mengetahui dasar-dasar dan tujuan
Ahlussunnah Wal Jamaah sesuai Muqaddimah AD/ART jam’iyah Nahdlatul Ulama. Pada
Muqaddimah ini yang merupakan rumusan Roisul Akbar KH Hasyim Asy’ari menyatakan
bahwa Ahlussunnah Wal Jamaah menurut NU ialah mengikuti rumusan-rumusan
A’imatil mujtahidin di dalam memahami dan melaksanakan agama.

Di
dalam aqidah NU mengikuti mazhab Imam Abu Hasan Al Asy’ari, Imam Abu Mansur Al
maturidi. Di dalam fiqih NU mengikuti Mazhabi’il arba’ah, Imam Abu Hanifah, Imam
Maliki, Imam As Syafi’I, Imam Ahmad Ibnu Hanbal. Di dalam masalah tasawuf NU
mengikuti Imam Ghozali, Imam Junaid Al Baghdadi.

Itulah
rumusan Ahlussunnah Wal Jamaah yang dirumuskan Roisul Akbar pendiri jam’iyah
Nahdlatul Ulama KH Hasyim Asy’ari sesuai Muqaddimah AD/ ART jam’iyah Nahdlatul
Ulama.

 Kenapa harus mengikuti mazhab- mazhab
tersebut?
Alasan
yang paling mendasar ialah sebab kita orang awam, yang mungkin belum mempunyai
kemampuan untuk mengambil hukum dari Kitabullah
dan Sunnati Rasululillah. Al Quran
dan Hadist.

Karena,
untuk memahaminya dengan baik harus ada beberapa disiplin ilmu yang harus
dimiliki, yang rata-rata orang zaman sekarang belum memahami dengan baik
hukum-hukum tersebut. Di antaranya ialah ilmu usul Fiqih. Untuk dapat memahami Al
Quran Hadis, kita juga harus memahami ilmu Al
ulumil Al Arabiyah
yaitu ilmu Nahwu,Shorofi, dan Balaghah, yang mana ilmu
tersebut sangat sedikit dipelajari di madrasah –madrasah, apalagi pada sekolah
formal yang mengikuti kurikulum pemerintah.

   Al Quran dan hadis harus selalu berdampingan
dengan ilmu Nahwu Shorof dan Balaghah dikarenakan Quran dan hadis ini
kedua-duanya menggunakan bahasa Arab, bahkan di dalam Al-Qur’an bahasa yang digunakan
juga mengandung kasustraan Arab yang tinggi, sehingga untuk memahaminya perlu
menggunakan ilmu Balaghah dan ilmu sastra Arab.

  Oleh karenanya, Imam As suyuthi menyebutkan
bahwa memahami ilmu balaghoh hukumnya fardhu ‘ain, karena kita tidak akan tahu
tentang i’jazul Qur’an (bagian dari Ilmu Tafsir yang membahas tentang sesuatu
yang menyangkut kemukjizatan Al Quran) tanpa ilmu Balaghah. Sebab inilah yang
mendasari ulama-ulama sepuh NU bersepakat bahwa kita sebagai orang awam di
dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama harus mengikuti rumusan-rumusan A’imatul mujtahidin.

  Sebagian orang awam yang tidak punya disiplin
ilmu yang sampai pada Rub’atin ijtihadi
ini wajib hukumnya mengikuti para ulama-ulama Ai matil mujtahidin seperti Imam Syafi’i, Imam Ghozali, Imam Junaid
al-Baghdadi dan lain-lain, untuk memudahkan kita sebagai orang awam dalam
memahami hukum-hukum Islam, diakui atau tidak kita sebagai orang awam belum
bisa mencari sendiri hukum Islam di dalam Al-Qur’an.

Apa
yang mendasari kelompok-kelompok islam mengaku Ahlussunnah? Hal ini didasari
sabda Rasulullah SAW dalam hadis yang diriwayatkan At Tirmidzi bahwa umatnya
pada akhir zaman akan terpecah menjadi 73 golongan. Semuanya masuk neraka
kecuali satu, lalu sahabat bertanya “siapa itu Ya Rasulullah” Rasul
menjawab “yaitu mereka yang mengikuti apa yang aku lakukan dan yang
dilakukan para sahabat”

Jadi
Ahlussunnah Wal Jamaah ialah kumpulan manusia yang telah melaksanakan dan
meniru nabi, keluarga, sahabat, dan tabi’in serta konsekuensi dalam
melaksanakannya juga di dalam pengambilan pemahaman mengenai hukum-hukum Islam
menganut pada Aimatul mujtahidin dan
para ulama, dikarenakan keterbatasan di dalam disiplin ilmu, sehingga tidak
mampu mengambil langsung hukum di dalam Al-Qur’an dan hadist.

Muchamad Romadan, Departemen
Organisasi PAC IPNU Keling

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Bupati Pati Dorong Partisipasi Masyarakat dalam Keterbukaan Informasi

    Bupati Pati Dorong Partisipasi Masyarakat dalam Keterbukaan Informasi

    • calendar_month Sel, 21 Okt 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 98
    • 0Komentar

    PATI – Bupati Pati, Sudewo, menghadiri Visitasi Penilaian Keterbukaan Informasi Publik Tahun 2025 di Ruang Pragola, Setda Kabupaten Pati. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Komisi Informasi Provinsi Jawa Tengah untuk mengevaluasi transparansi dan akuntabilitas informasi publik di Pemerintah Kabupaten Pati, Selasa (21/10/2025). Dalam acara tersebut, Sudewo menyatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Pati menyambut baik penilaian ini dan […]

  • Anggota DPRD Pati Muslihan : Optimalkan Dana Desa untuk Penanganan Stunting

    Anggota DPRD Pati Muslihan : Optimalkan Dana Desa untuk Penanganan Stunting

    • calendar_month Jum, 27 Sep 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 79
    • 0Komentar

    PATI – Muslihan, anggota DPRD Pati, menyerukan agar Dana Desa (DD) dimaksimalkan untuk menekan angka stunting di desa. Menurutnya, penanganan stunting harus menjadi prioritas utama dalam penggunaan DD pada tahun 2024. Muslihan menekankan pentingnya penggunaan DD untuk program-program yang berfokus pada peningkatan gizi anak dan kesehatan ibu. “Dana Desa memiliki potensi besar untuk memberdayakan masyarakat […]

  • Juara Sekolah Bersih, SD Negeri Kuanyar 2 Jadi Spot Selfi

    Juara Sekolah Bersih, SD Negeri Kuanyar 2 Jadi Spot Selfi

    • calendar_month Sel, 15 Okt 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 56
    • 0Komentar

    Spot selfi JEPARA – Keberhasilan SD Negeri 2 Kuanyar, Mayong menjadi juara pertama lomba Sekolah Dasar Bersih dan Sehat (SDBS) Kabupaten Jepara tahun 2019, membuat sekolah ini makin tenar. Hal itu karena warga sekitar yang menjadikan sekolah tersebut menjadi spot selfi dadakan.  “Belakangan, warga sekitar menjadikan sekolah kami sebagai spot foto. Kebanyakan berfoto tidak di […]

  • Bupati Haryanto Janji Tahun Depan Insentif Tenaga Honorer Naik

    Bupati Haryanto Janji Tahun Depan Insentif Tenaga Honorer Naik

    • calendar_month Sab, 24 Nov 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 75
    • 0Komentar

    Bupati Haryanto PATI – Angin segar berhembus untuk para tenaga honorer kategori 2 (K2) di Kabupaten Pati. Hal itu lantaran Bupati Haryanto yang berjanji akan menaikkan insentif. Rencananya, kenaikan dilakukan sebesar Rp 900 ribu per bulan. Kebijakan tersebut tidak lepas dari berbagai pertimbangan. Bupati menilai, kenaikan itu sebagai bentuk perhatian pemerintah atas dedikasi penabsian yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun […]

  • Daftar Nama Kecamatan di Kabupaten Kudus

    Daftar Nama Kecamatan di Kabupaten Kudus

    • calendar_month Sab, 17 Jul 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 85
    • 0Komentar

    Seorang perempuan sedang berjalan di depan Menara Kudus/ @gusjigang  Kudus merupakan sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Jawa Tengah. Kotanya kecil, tidak memiliki wilayah laut. Namun kota kecil ini terkenal maju. Luasnya 425,2 kilometer persegi. Berbatasan dengan Kabupaten Demak, Jepara, Pati, dan Grobogan. Kota ini terbagi dalam sembilan kecamatan. Antara lain Kecamatan Jekulo, Mejobo, Dawe, […]

  • Tafsir Progresif Kiai Said Aqil, Empat Metode Dakwah Nabi Untuk Kejayaan NU

    Tafsir Progresif Kiai Said Aqil, Empat Metode Dakwah Nabi Untuk Kejayaan NU

    • calendar_month Ming, 7 Jul 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 79
    • 0Komentar

    Kiai Said Aqil Siradj Nabi Muhammad diturunkan di masyarakat buta huruf (ummi) secara keilmuan dan sesat yang nyata secara peradaban. Namun Nabi mampu membangun umat yang wasatha (Red,moderat-toleran) sehingga mampu menjadi saksi dalam segala bidang. Baik agama, sosial, ekonomi, peradaban, dan politik. Masyarakat wasatha inilah yang mampu berperan membangkitkan kemajuan dan meraih cita-cita di berbagai […]

expand_less