Di tengah
gempuran minuman kekinian semacam boba, red velvet, atau kopi susu ala kafe,
minuman cendol tetap menjadi primadona. Seperti minuman cendol buatan Mas Wahib
ini. Dia menjual cendol aren yang khas dengan bahan-bahan alami.
JEPARA, Keling – Matahari bersinar
terang sekali di langit Jepara. Sebuah warung tenda di Jalan Raya Kelet –
Bangsri, Sambungoyot terlihat ramai. Warung itu menjual menu utama cendol aren.
Warung ini tepatnya di depan kantor Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Keling.
Minuman cendol aren ini spesial, karena terbuat dari tepung aren
beraroma pandan ketika digigit sensasi kenyal cendolnya bisa memanjakan lidah
para penikmat minuman ini, selain itu terkadang juga menggunakan nangka untuk
aroma cendolnya pada saat musim buah tersebut.
“Saya menggunakan bahan alami. Mulai dari santan, gulanya, dan
pewarna,” terang Wahib pemilik warung cendol aren ini kepada Lingkar Muria.
Selain minuman cendol, Mas Wahib, sapaan akrabnya, juga menjual
rujak buah dan berbagai macam camilan. Warungnya buka mulai pukul 09.00 sampai
17.00 , harga terjangkau. Cukup mengeluarkan uang Rp 4.000 saja sudah bisa
menikmati segarnya cendol aren ini, apalagi di siang bolong yang membuat udara
gerah.
Wahib mengisahkan, awal mula membuat cendol ini dia belajar dari bapaknya,
yang waktu muda jualan cendol di Jakarta. “Dulu bapak saya membuat cendol
menggunakan tepung tapioka terus saya inovasi sendiri pake tepung aren. Rasanya
jadi lebih nikmat banyak yang suka,” kata Wahib.
Warung Cendol Aren Sambungoyot mulai berdiri sejak tahun 2017 lalu.
Sudah hampir empat tahun ini setia member kesegaran pelanggannya melalui
minuman cendol aren yang segar. (nir)
Di tengah
gempuran minuman kekinian semacam boba, red velvet, atau kopi susu ala kafe,
minuman cendol tetap menjadi primadona. Seperti minuman cendol buatan Mas Wahib
ini. Dia menjual cendol aren yang khas dengan bahan-bahan alami.
JEPARA, Keling – Matahari bersinar
terang sekali di langit Jepara. Sebuah warung tenda di Jalan Raya Kelet –
Bangsri, Sambungoyot terlihat ramai. Warung itu menjual menu utama cendol aren.
Warung ini tepatnya di depan kantor Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Keling.
Minuman cendol aren ini spesial, karena terbuat dari tepung aren
beraroma pandan ketika digigit sensasi kenyal cendolnya bisa memanjakan lidah
para penikmat minuman ini, selain itu terkadang juga menggunakan nangka untuk
aroma cendolnya pada saat musim buah tersebut.
“Saya menggunakan bahan alami. Mulai dari santan, gulanya, dan
pewarna,” terang Wahib pemilik warung cendol aren ini kepada Lingkar Muria.
Selain minuman cendol, Mas Wahib, sapaan akrabnya, juga menjual
rujak buah dan berbagai macam camilan. Warungnya buka mulai pukul 09.00 sampai
17.00 , harga terjangkau. Cukup mengeluarkan uang Rp 4.000 saja sudah bisa
menikmati segarnya cendol aren ini, apalagi di siang bolong yang membuat udara
gerah.
Wahib mengisahkan, awal mula membuat cendol ini dia belajar dari bapaknya,
yang waktu muda jualan cendol di Jakarta. “Dulu bapak saya membuat cendol
menggunakan tepung tapioka terus saya inovasi sendiri pake tepung aren. Rasanya
jadi lebih nikmat banyak yang suka,” kata Wahib.
Warung Cendol Aren Sambungoyot mulai berdiri sejak tahun 2017 lalu.
Sudah hampir empat tahun ini setia member kesegaran pelanggannya melalui
minuman cendol aren yang segar. (nir)