![]() |
Petani Tebu yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) berfoto bersama sebelum berangkat ke Jakarta ACHMAD ULIL ALBAB/LINGKAR MURIA |
Lingkar Muria, KUDUS – Petani tebu Kudus bersama petani tebu dari daerah lainnya bakal
menggelar aksi di depan Istana Negara, besok. Petani tebu yang tergabung
bersama Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) ini bakal menyampaikan
delapan tuntutan.
menggelar aksi di depan Istana Negara, besok. Petani tebu yang tergabung
bersama Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) ini bakal menyampaikan
delapan tuntutan.
Dari Kudus 50 petani tebu berangkat menggunakan bus dari SPBU Karawang,
Jekulo, Kudus, kemarin. Terdiri dari petani di wilayah Kecamatan Jekulo, Bae,
dan Dawe. Hal ini menyusul penurunan
harga gula petani yang saat ini di angka Rp 9.700 per kilogramnya. Harga itu
dianggap berdampak pada tingkat kesejahteraan hidup petani tebu.
Jekulo, Kudus, kemarin. Terdiri dari petani di wilayah Kecamatan Jekulo, Bae,
dan Dawe. Hal ini menyusul penurunan
harga gula petani yang saat ini di angka Rp 9.700 per kilogramnya. Harga itu
dianggap berdampak pada tingkat kesejahteraan hidup petani tebu.
Ditemui Lingkar Muria, Agung kordinator aksi mengatakan, delapan tuntutan itu ialah usulan
kenaikan harga eceran terendah sebesar 11.000, harga eceran tertinggi sebesar
14.000, gula petani agar dibeli 11.000, menyetop peredaran gula ex impor di
pasar, menyetop impor gula, menindak pelaku rembesan gula rafinasi, memberikan
kompensasi jaminan rendeman giling tahun 2016 dari impor, dan memberikan
kompensasi kepada petani akibat rendemen rendah giling tahun 2017.
kenaikan harga eceran terendah sebesar 11.000, harga eceran tertinggi sebesar
14.000, gula petani agar dibeli 11.000, menyetop peredaran gula ex impor di
pasar, menyetop impor gula, menindak pelaku rembesan gula rafinasi, memberikan
kompensasi jaminan rendeman giling tahun 2016 dari impor, dan memberikan
kompensasi kepada petani akibat rendemen rendah giling tahun 2017.
“Dengan
dibelinya gula petani sebesar Rp 9.700, itu sudah sangat tidak masuk. Sebab biaya produksi
saja 10.600 per kilogram,” terang pria yang juga anggota kelompok tani Subur
Makmur. Ia menambahkan, saat ini biaya bibit, perawatan, dan tebang semuanya
naik.
dibelinya gula petani sebesar Rp 9.700, itu sudah sangat tidak masuk. Sebab biaya produksi
saja 10.600 per kilogram,” terang pria yang juga anggota kelompok tani Subur
Makmur. Ia menambahkan, saat ini biaya bibit, perawatan, dan tebang semuanya
naik.
Ia mengaku, saat ini di PG Rendeng gula petani sudah dibeli 9.700 per
kilogram. Jika dibeli dengan harga itu, petani bisa merugi. “Petani tentu
menginginkan kesejahteraan, caranya dengan harga yang wajar. Katanya ingin
swasembada gula,” pungkasnya. (lil)
kilogram. Jika dibeli dengan harga itu, petani bisa merugi. “Petani tentu
menginginkan kesejahteraan, caranya dengan harga yang wajar. Katanya ingin
swasembada gula,” pungkasnya. (lil)