Breaking News
light_mode

Menjaga Muria, Menjaga Kehidupan: Ketika 14 Macan Tutul Menjadi Harapan Terakhir

  • account_circle Abdul Adhim
  • calendar_month Ming, 15 Jun 2025
  • visibility 47

Di tengah krisis ekologi yang makin nyata, sebuah kabar gembira muncul dari rimba Gunung Muria: masih ada 14 individu macan tutul jawa yang bertahan hidup. Mereka bukan sekadar satwa liar—mereka adalah simbol harapan terakhir dari keseimbangan ekosistem yang semakin rapuh.

Bukan tanpa perjuangan keberadaan mereka terus lestari. Di balik kabar ini berdiri sekelompok pemuda yang menamakan diri mereka Penggiat Konservasi Muria (PEKA Muria). Mereka bukan akademisi atau pegawai konservasi resmi, tapi warga biasa yang memutuskan untuk mencintai hutan secara aktif. Mereka masuk ke belantara Muria bukan sekadar untuk menikmati sunyi, tetapi untuk menjaga kehidupan—dengan memantau jejak, mendeteksi feses, hingga memasang kamera jebak demi satu hal: memastikan macan tutul jawa belum punah.

Patroli hutan, pendekatan pada pemburu liar, dan edukasi kepada masyarakat bukan hal yang mudah. Tapi mereka percaya, hutan yang dijaga bukan hanya untuk macan tutul, tapi untuk kita semua. Mereka menolak logika pendek: menebang kayu untuk hari ini, dan justru membuka mata bahwa hutan yang lestari dapat menghadirkan pemasukan lewat ekowisata.

Yang mereka bangun di Colo adalah contoh: kopi, parijoto, hingga “wisata jejak macan tutul” menjadi alternatif nyata yang berkelanjutan. Ini bukan mimpi idealis. Ini bukti bahwa konservasi bisa berpihak pada masyarakat, tanpa kehilangan nilai ekologisnya.

Namun apa artinya 14 ekor macan tutul jika masyarakat dan negara tak bergerak bersama? Jika mereka punah, itu bukan sekadar hilangnya satu spesies. Itu lonceng kematian bagi sistem penyangga kehidupan yang jauh lebih besar. Macan tutul adalah predator puncak, pengatur alami populasi satwa lain. Hilangnya mereka berarti hutan akan kehilangan keseimbangan—dan kita pun perlahan kehilangan sumber air, udara bersih, dan tanah yang subur.

Dikutip dari Liputan Pusparagam Muria Majalah National Geographic Indonesia, Pakar konservasi seperti Prof. Hendra telah mengingatkan: konservasi bukan hanya tugas negara, tapi tanggung jawab bersama. UU 32 Tahun 2024 bahkan telah menegaskan peran masyarakat lokal sebagai garda depan pelestarian lingkungan. Maka ketika generasi muda seperti PEKA Muria bergerak, negara mestinya hadir bukan sebagai birokrat pengawas, tapi mitra yang memperkuat.

Inisiatif seperti ini tak seharusnya dibiarkan berjalan sendiri. Ia perlu direplikasi, didukung, dan diberi ruang berkembang. Sebab yang sedang dipertaruhkan bukan cuma keberadaan 14 ekor macan tutul—tetapi masa depan kita bersama.

Gunung Muria bukan sekadar lanskap. Ia adalah paru-paru, sumur, dan warisan hidup. Maka melindungi Muria bukanlah pilihan ekologis belaka, tapi pilihan moral dan sosial.

Dan barangkali, lewat tapak kaki macan tutul, kita sedang diajak untuk kembali menapaki jalan pulang menuju harmoni dengan alam. []

Penulis

Konten kreator, tinggal di Pati, Jawa Tengah. Alumni S-1 KPI IAIN Kudus.

Rekomendasi Untuk Anda

  • Program Tanam Mangrove Polda Jateng Raih Penghargaan

    Program Tanam Mangrove Polda Jateng Raih Penghargaan

    • calendar_month Sen, 15 Nov 2021
    • account_circle Redaksi
    • visibility 22
    • 0Komentar

    Apresiasi dari JMSI kepada Polda Jateng SEMARANG – Program penanaman satu juta pohon mangrove  bertajuk Mageri Segoro yang dilaksanakan Polda Jateng mendapatkan penghargaan dari Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI). Penghargaan diberikan pada penutupan Rakernas I  dan pelantikan pengurus JMSI Jateng periode 2021-2025 bertempat di Metro Park View Hotel, Semarang, Jumat (12/11/2021) pagi. Penghargaan JMSI juga […]

  • DPRD Pati Penanganan Stunting Penting untuk Jamin Masa Depan Anak

    DPRD Pati Penanganan Stunting Penting untuk Jamin Masa Depan Anak

    • calendar_month Jum, 27 Sep 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 27
    • 0Komentar

    PATI – Ketua DPRD Kabupaten Pati, Ali Badrudin, menyerukan kepada masyarakat untuk bahu-membahu dalam upaya penanganan stunting. Stunting, menurutnya, merupakan masalah serius yang membutuhkan perhatian serius. Pasalnya, stunting tidak hanya berdampak pada tinggi badan, tetapi juga dapat menghambat perkembangan otak anak dan meningkatkan risiko penyakit kronis. “Dampak stunting bukan hanya soal tinggi badan, tetapi juga […]

  • Prosa Jurnalisme Efektif Mengenalkan Kisah-kisah Budaya dan Sosial

    Prosa Jurnalisme Efektif Mengenalkan Kisah-kisah Budaya dan Sosial

    • calendar_month Jum, 14 Des 2018
    • account_circle Redaksi
    • visibility 15
    • 0Komentar

    KUDUS– Jurnalisme mampu jadi alat untuk mengisahkan peristiwa keseharian bernafas budaya dan sosial menjadi isu penting. Cerita di sekeliling Kota Kudus yang mudah dijumpai ini digubah para penulis buku Yang Asing di Kampung Sendiri (2018) dengan teknik prosa berpedoman fakta. Salah satu penulis buku antologi, Zakki Amali mengatakan, teknik narasi memang sedang digemari akhir-akhir ini […]

  • Semur Kutuk Legendaris Langganan Wakil Bupati Saiful Arifin

    Semur Kutuk Legendaris Langganan Wakil Bupati Saiful Arifin

    • calendar_month Sab, 16 Mar 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 20
    • 0Komentar

    Jadi Langganan Pejabat, Sehari Habiskan 10 Kilogram Ikan Kutuk   Wakil Bupati Pati Saiful Arifin sedang menyantap semur kutuk Masakannya sederhana. Bumbu semur lengkap yang gurih dengan potongan ikan Kutuk. Jadilah namanya semur kutuk. Karena rasanya yang khas, kuliner ini menjadi buruan orang-orang. Para pejabat sering kali datang, termasuk Wakil Bupati Pati Saiful Arifin yang menjadi […]

  • Kostum Garuda Jepara Raih The Best di Malang Culture Carnival

    Kostum Garuda Jepara Raih The Best di Malang Culture Carnival

    • calendar_month Sel, 14 Mei 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 28
    • 0Komentar

    JEPARA – Bayu Supriyono, lelaki asal Jepara yang juga seniman kondang berhasil menjuarai kontes kostum etnik dalam gelaran Malang Culture Carnival akhir pekan lalu. Gelaran busana carnival tersebut merupakan even nasional yang memang menjadi sarana untuk memunculkan seniman-seniman kostum etnik. Dalam gelaran tersebut, Bayu dengan Luna Art Carnival-nya mengikutsertakan lima busana carnival bertemakan nusantara. Kostum […]

  • Dirikan Dapur Umum, Gerindra Pati Kirim Nasi Bungkus Korban Banjir

    Dirikan Dapur Umum, Gerindra Pati Kirim Nasi Bungkus Korban Banjir

    • calendar_month Sen, 18 Mar 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 18
    • 0Komentar

    PATI – Bulan Ramadan ini, Gerindra di Pati membuat dapur umum dan memberikan ransum nasi bungkus bagi para korban banjir. Kegiatan ini berkolaborasi langsung dengan DPD Gerindra Jawa Tengah pimpinan Sudaryono. Ketua DPC Gerindra Pati Hardi mengatakan pihaknya saat ini sudah mendirikan dapur umum di Kecamatan Kayen Pati untuk membantu logistik berupa ransum makan kepada […]

expand_less