Ciptakan Lapangan
Kerja, Berdayakan Ibu-ibu Tetangga
Kerja, Berdayakan Ibu-ibu Tetangga
Proses pembuatan kulit lumpia |
Supri
sudah delapan tahun membuat kulit lumpia di Semarang. Dia sudah paham betul
seluk beluk berbisnis kulit lumpia. Sampai akhirnya, pria lulusan SD ini nekat
membuka usaha sendiri di kampung halamannya. Selain ingin suasana baru, Supri
ingin memberdayakan tetangganya.
Ada tumpukan tepung
yang menggunung, ada juga deretan kompor . Tampak ibu-ibu dengan beragam usia,
memenuhi ruangan yang digunakan sebagai tempat memproduksi kulit lumpia. Udara
terasa panas, keringat mudah bercucuran, sebab banyak kompor yang hidup dalam
waktu bersamaan.
yang menggunung, ada juga deretan kompor . Tampak ibu-ibu dengan beragam usia,
memenuhi ruangan yang digunakan sebagai tempat memproduksi kulit lumpia. Udara
terasa panas, keringat mudah bercucuran, sebab banyak kompor yang hidup dalam
waktu bersamaan.
Di ruangan sebesar
kurang lebih 7×8 meter ini, ribuan lembar kulit lumpia dihasilkan setiap hari.
Adalah Supri, pria kelahiran Pati, 20 Juli 1990 inilah yang memulai usaha kulit
lumpia di daerah. Dukuh Pilang Desa Tompomulyo.
kurang lebih 7×8 meter ini, ribuan lembar kulit lumpia dihasilkan setiap hari.
Adalah Supri, pria kelahiran Pati, 20 Juli 1990 inilah yang memulai usaha kulit
lumpia di daerah. Dukuh Pilang Desa Tompomulyo.
Sebelumnya, Supri
pekerja serabutan, merantau dari satu kota ke kota lainnya, bahkan hingga luar
Jawa. Namun, sejak sekitar tahun 2001, Supri mencari pekerjaan baru. Dia
merantau ke Semarang, belajar sekaligus bekerja sebagai pembuat kulit lumpia di
Kranggan Semarang yang merupakan sentra usaha rumahan kulit lumpia di sana.
pekerja serabutan, merantau dari satu kota ke kota lainnya, bahkan hingga luar
Jawa. Namun, sejak sekitar tahun 2001, Supri mencari pekerjaan baru. Dia
merantau ke Semarang, belajar sekaligus bekerja sebagai pembuat kulit lumpia di
Kranggan Semarang yang merupakan sentra usaha rumahan kulit lumpia di sana.
”Sebelum membuka usaha
kulit lumpia di rumah sendiri, saya memang belajar dari Kranggan. Delapan saya
di sana,” kata Supri saat saya berkunjung ke tempat produksi yang berada di belakang rumahnya di
Dukuh Pilang Desa Tompomulyo.
kulit lumpia di rumah sendiri, saya memang belajar dari Kranggan. Delapan saya
di sana,” kata Supri saat saya berkunjung ke tempat produksi yang berada di belakang rumahnya di
Dukuh Pilang Desa Tompomulyo.
Selama kurang lebih
delapan tahun merasakan bekerja di Semarang, Supri akhirnya nekat membuka usaha
sendiri. Dia membawa segala yang ia tahu, yang ia punya ke kampungnya sendiri.
Perlahan ia bangun usaha yang baru pertama dan mungkin satu-satunya di
Kabupaten Pati ini.
delapan tahun merasakan bekerja di Semarang, Supri akhirnya nekat membuka usaha
sendiri. Dia membawa segala yang ia tahu, yang ia punya ke kampungnya sendiri.
Perlahan ia bangun usaha yang baru pertama dan mungkin satu-satunya di
Kabupaten Pati ini.
”Mulai saya kerjakan
sendiri sekitar enam bulan pertama hingga kemudian satu demi satu saya
mengajari ibu-ibu tetangga untuk ikut bekerja. Dari yang semula satu sak tepung
baru habis sepekan sampai kini sehari delapan sak habis untuk memenuhi pesanan
pasar,” terang Supri.
sendiri sekitar enam bulan pertama hingga kemudian satu demi satu saya
mengajari ibu-ibu tetangga untuk ikut bekerja. Dari yang semula satu sak tepung
baru habis sepekan sampai kini sehari delapan sak habis untuk memenuhi pesanan
pasar,” terang Supri.
Supri mengaku, memilih
kembali pulang ke kampong halamannya sebab dirinya menginginkan suasana baru.
Disamping itu, Supri memang berniat memberdayakan ibu-ibu di sekitar rumahnya.
kembali pulang ke kampong halamannya sebab dirinya menginginkan suasana baru.
Disamping itu, Supri memang berniat memberdayakan ibu-ibu di sekitar rumahnya.
”Disamping sebagai
ladang penghasilan, saya lakukan ini sebagai cara saya untuk memberikan
kegiatan kepada ibu-ibu di sekitar rumah. Paling tidak ada tambahan sedikit
penghasilan,” imbuh Supri.
ladang penghasilan, saya lakukan ini sebagai cara saya untuk memberikan
kegiatan kepada ibu-ibu di sekitar rumah. Paling tidak ada tambahan sedikit
penghasilan,” imbuh Supri.
Saat ini kulit lumpia
yang diproduksinya sudah memenuhi pasar di Pati, Kudus, Demak, dan juga Jepara,
terkadang jika Semarang kurang, pasokan kulit lumpia dari Dukuh Pilang juga
diminta untuk memenuhi.
yang diproduksinya sudah memenuhi pasar di Pati, Kudus, Demak, dan juga Jepara,
terkadang jika Semarang kurang, pasokan kulit lumpia dari Dukuh Pilang juga
diminta untuk memenuhi.
Dalam sehari usaha
kulit lumpia ini menghabiskan sedikitnya dua kwintal tepung yang didatangkan
langsung dari pabrik. Keuntungan yang didapat mencapai Rp 1 juta per hari.
Pekerjaan membuat kulit lumpia ini dibagi menjadi beberapa tim.
kulit lumpia ini menghabiskan sedikitnya dua kwintal tepung yang didatangkan
langsung dari pabrik. Keuntungan yang didapat mencapai Rp 1 juta per hari.
Pekerjaan membuat kulit lumpia ini dibagi menjadi beberapa tim.
Satu tim terdiri dari
dua pekerja. Satu yang menuangkan adonan, satunya lagi mengambil adonan yang
sudah matang. Satu tim menghadapi empat wajan. Sehari satu tim saja bisa
memproduksi 1000 lembar. Per 100 lembar mereka dihargai Rp 8.500. (Achmad Ulil Albab)
dua pekerja. Satu yang menuangkan adonan, satunya lagi mengambil adonan yang
sudah matang. Satu tim menghadapi empat wajan. Sehari satu tim saja bisa
memproduksi 1000 lembar. Per 100 lembar mereka dihargai Rp 8.500. (Achmad Ulil Albab)