![]() |
Siswa MTs Salafiyah Kajen membuat robot dari bahan barang bekas |
Anak madrasah tidak hanya pandai soal ilmu agama saja. Akan tetapi teknologi membuat robot sederhana pun dikuasai. Seperti yang dilakukan siswa MTs Salafiyah Kajen – Pati ini.
PATI – Sebuah robot yang diberi nama Basilica ini dibuat oleh siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Salafiyah Kajen. Uniknya robot itu dibuat dengan memanfaatkan sejumlah barang bekas.
Siswa kreatif itu adalah Anargya Fahmi Ilmi Nugraha dan Muhammad Ridwan Arsyad. Mereka dibimbing oleh Angelia, guru MTs Salafiyah dan tim Madrasah Robotic Competition (MRC).
Robot itu dibuat untuk kompetisi dimana diantara misinya adalah menggunakan system menangkap dan melempar bola.
“Nama Basilica sendiri terinspirasi dari meriam raksasa kekaisaran Ottoman Turki yang menjadi salah satu kunci kemenangan dalam penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Sehingga diharapkan robot ini nantinya akan seperti meriam Basilica,” terangnya.
Selayaknya meriam Basilica, robot yang dibuat siswa MTs Salafiyah itu juga memiliki semacam meriam untuk pelempar bola berukuran besar. Uniknya meriam itu dibuat dari kaleng makanan ringan kentang.
Unik
“Diantara keunikan dan kelebihan robot buatan siswa ini memang memanfaatkan barang bekas. Selain agar dapat lebih ramah lingkungan tentu penggunaan barang bekas ini justru memiliki banyak kelebihan lainnya,” terangnya.
Selain kaleng makanan ringan itu, mereka juga menggunakan stik es krim dan triplek bekas. Diantaranya untuk lengan robot. Penggunaan barang bekas itu diakuinya justru membuat beban robot Basilica buatan mereka menjadi lebih ringan.
“Memang ada bagian yang dikuatkan dengan akrilik. Tapi tak sedikit yang menggunakan stik eskrim, dan triplek bekas. Kalau semua pakai akrilik rupanya bebannya justru jadi berat. Begitu pula pada lengan robotnya,”tambahnya.
Oleh karena itulah dia yakin penangkap bola yang terbuat dari triplek itu akan mampu memindahkan tangkapannya ke area aman dengan lebih cepat. Apalagi bebannya terbilang lebih ringan.
“Kelebihan lainnya, pelemparnya pun kami rasa memiliki kecepatan yang tinggi,”tambahnya.
Untuk membuat robot Basilica itu, dia mengatakan anak-anak dampingannya memang harus melakukan riset yang cukup kuat. Sebagian besar waktunya bahkan habis dalam proses penggalian data dan referensi.
“Jadi ide pembuatan robot itu benar-benar berdasarkan riset. Bahkan tak jarang sampai malam hari saat melakukan risetnya itu. Kalau perlu dirancang komponen apa yang bisa dilakukan untuk misi penangkap dan pelempar bola seperti yang diisyaratkan dalam kompetisi MRC,”tambahnya.
Mereka bahkan harus melakukan trial and error sehingga seringkali berganti konsep. Terutama dalam proses penentuan dimensi dan keefektifan dari kinerja robot itu sendiri.
“Harus dicoba berkali-kali. Misalkan kerangkanya akan menganggu proses pelemparannya atau tidak,”imbuhnya.
Prestasi
Berkat ketelatenan para siswa MTs Salafiyah Kajen itu, mereka pun berhasil lolos seleksi dalam Kompetisi Robotik Madrasah tahun 2022 yang digelar Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI).
“Kalau kompetisinya akan digelar pada 22 hingga 23 November mendatang. Saat ini kami tengah mematangkan proses kesiapan dalam kompetisi tersebut. Termasuk mengevaluasi apa saja yang perlu diperbaiki dan menjadwalkan riset,”tambahnya. (arf)