Breaking News
light_mode

Kekeringan di Pati Selatan, Alumni SMAN 1 Jakenan Bantu Droping Air

  • account_circle Redaksi
  • calendar_month Jum, 31 Agu 2018
  • visibility 26
DOKUMEN ALUMNI SMAN 1 JAKENAN

PATI
– Di Kabupaten Pati, musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan musibah kekeringan dan kelangkaan sumber air. Hal ini terjadi di banyak tempat, utamanya mereka yang tinggal di Pati wilayah selatan.

Bantuan air bersih pun mengalir hampir setiap harinya. Selain
dari Pemkab Pati, bantuan air bersih pun datang dari
sejumlah pihak. Seperti yang dilakukan sejumlah alumni SMU Negeri 1 Jakenan
yang mendistribusikan bantuan air bersih ke Kecamatan Pucakwangi, Selasa
(28/8/2018).
“Kali
ini kita salurkan ke Dukuh Tlogo, Desa Pelemgede. Setidaknya tadi satu tangki
kapasitas 7 ribu liter kami bagikan untuk warga di dua RT,” terang Joko
Suwarno, koordinator aksi peduli tersebut.
Ditambahkan,
ia bersama alumni angkatan tahun 1998 merasa terpanggil melihat kesulitan
sebagian besar warga yang terdampak musim kemarau. Tidak hanya di Pucakwangi,
pihaknya juga telah menyalurkan bantuan air bersih ke beberapa desa di
Kecamatan Jaken dan Jakenan.
Bentuk Kepedulian 
“Ini
adalah bentuk kepedulian dari teman-teman sekolah seangkatan untuk aksi sosial.
Sudah ada lima desa yang menjadi sasaran distribusi air bersih termasuk
Pelemgede ini. Selanjutnya kita berencana untuk menyalurkan di wilayah
Kecamatan Winong,” imbuhnya.
Perasaan
bahagia tak dapat disembunyikan warga yang mendapatkan bantuan air bersih.
Seperti yang diungkapkan Kartini, warga RT 1 RW 2 desa setempat. Ia dan puluhan
warga lain rela mengantre untuk mendapatkan jatah air bersih.
“Tidak
masalah meski harus berdesak-desakan. Karena untuk mendapatkan air bersih untuk
kebutuhan masak saja sudah sangat susah. Bahkan sehari  mandi sekali saja sudah untung,” Kartini
berkeluh kesah.
Ia
juga bercerita, sudah merasakan sulit mendapatkan air bersih sejak sebulan
terahir. Jika tidak ada bantuan air, ia bersama warga di desanya hanya
mengandalkan sumur warga yang masih ada airnya. Namun diakui, itu jumlahnya
tidak seberapa. “Harapannya dari pemerintah juga ada bantuan,” pinta
Kartini.
Sementara ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati hingga saat ini mencatat, ada
88 desa yang mengalami dampak kekeringan. Kesemuanya tersebar di enam
kecamatan. Yaitu Pucakwangi, Jaken, Jakenan, Gabus, Winong, dan Tambakromo. (yan)

  • Penulis: Redaksi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Instagram PERSIJAP JEPARA 

    Kondisinya Memprihatinkan Rumput Stadion GBK Jepara jadi Sorotan Netizen

    • calendar_month Rab, 19 Jul 2023
    • account_circle Redaksi
    • visibility 29
    • 0Komentar

      Instagram PERSIJAP JEPARA JEPARA – Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK) yang menjadi kandang Persijap Jepara disorot netizen. Banyak komentar miring karena kondisinya yang dinilai memprihatinkan. Bahkan mencuat wacana galang donasi untuk perbaikan rumput lapangan Stadion GBK. Setiap postingan latihan tim Persijap Jepara hampir selalu ada yang berkomentar soal rumput dinilai tidak layak untuk sebuah […]

  • Ucapkan Selamat, Imam Suroso Siap Bawa Program ke Desa-desa

    Ucapkan Selamat, Imam Suroso Siap Bawa Program ke Desa-desa

    • calendar_month Rab, 20 Mar 2019
    • account_circle Redaksi
    • visibility 20
    • 0Komentar

    PATI – Anggota DPR RI Imam Suroso turut hadir dalam pelantikan kepala desa serentak di Pendapa Kabupaten Pati akhir pekan lalu. Selain mengucapkan selamat kepada seluruh kepada desa yang terpilih, Imam Suroso juga mengungkapkan selalu siap membawa program kesejahteraan rakyat ke desa-desa. ”Ya intinya nanti saya sebagai wakil rakyat di tingkat pusat akan terus berkomitmen […]

  • Daftar 6 Alasan Kenapa Harus Piknik ke Blora

    Daftar 6 Alasan Kenapa Harus Piknik ke Blora

    • calendar_month Sab, 18 Feb 2023
    • account_circle Redaksi
    • visibility 26
    • 0Komentar

      Barongan khas Kota Blora/ @barongan_blora Kabupaten Blora memang tidak populer sebagai tempat tujuan wisata. Tidak seperti kota besar semacam Solo atau Jogjakarta. Namun sangat disayangkan jika tidak menyempatkan untuk mengunjungi kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan daerah Jawa Timur ini. Blora memiliki sederet hal-hal memikat bagi siapa saja yang mengunjunginya. […]

  • DPRD Pati Dorong Anggota Dewan Jadi Pembina Cabor untuk Tingkatkan Prestasi Atlet 

    DPRD Pati Dorong Anggota Dewan Jadi Pembina Cabor untuk Tingkatkan Prestasi Atlet 

    • calendar_month Rab, 21 Mei 2025
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 28
    • 0Komentar

    PATI – Keterbatasan anggaran seringkali menjadi kendala bagi kontingen cabang olahraga (cabor) di Kabupaten Pati untuk meraih prestasi. Hal ini berdampak pada semangat latihan atlet dan hasil pertandingan. Untuk mengatasi masalah ini, Anggota DPRD Kabupaten Pati, Wisnu Wijayanto, mengusulkan agar seluruh anggota dewan menjadi pembina cabor. Usulan ini didorong oleh adanya anggaran Pokok Pikiran (Pokir) […]

  • Kuliner Petis Sapi Pak Lasjan Runting Pati.

    Kuliner Petis Sapi Pak Lasjan Runting Pati, Hidangan Balungan yang Gurih dan Lezat Otentik

    • calendar_month Ming, 4 Agu 2024
    • account_circle Redaksi
    • visibility 33
    • 0Komentar

      KULINER – Selain nasi gandul cobalah cicipi kuliner petis, jika sedang berkunjung ke Pati. Petis adalah kuliner otentik dan sangat khas di Kabupaten Pati Jawa Tengah. Kuliner petis adalah rebusan balungan atau tulang sapi maupun tulang kambing, meskipun tulang namun masih banyak daging yang menempel di sela-sela tulangnya. Kuliner petis dihidangkan dengan campuran tepung […]

  • Dewan Pati Minta Even Karnaval di Desa Utamakan Tradisi dan Budaya Lokal

    Dewan Pati Minta Even Karnaval di Desa Utamakan Tradisi dan Budaya Lokal

    • calendar_month Ming, 15 Sep 2024
    • account_circle Fatwa Fauzian
    • visibility 22
    • 0Komentar

    PATI – Penggunaan “sound horeg” pada acara karnaval di desa-desa di Kabupaten Pati menjadi sorotan. Anggota DPRD Kabupaten Pati, Muslihan, menilai penggunaan alat musik keras tersebut tidak mencerminkan kearifan lokal dan malah menimbulkan keresahan di kalangan warga. “Suara keras ‘sound horeg’ seringkali memicu konflik antarwarga, bahkan berujung pada tindak kekerasan,” ujarnya. “Yang lebih memprihatinkan, dengan […]

expand_less