Almayda Fyandani
Gadis kelahiran Pati 22 Oktober 2000 ini mengatakan,
menari bukan hanya sebuah budaya dan kesenian belaka. Almayda menganggap, tari
adalah sebuah penggambaran karakter seseorang. Menari baginya, dapat
memunculkan ekspresi kelembutan hati.
menari bukan hanya sebuah budaya dan kesenian belaka. Almayda menganggap, tari
adalah sebuah penggambaran karakter seseorang. Menari baginya, dapat
memunculkan ekspresi kelembutan hati.
Kelembutan hati ini sangat cocok dengan karakter
seorang perempuan. Terlebih dalam tarian Jawa yang punya gerakan halus yang
sangat memikat.
seorang perempuan. Terlebih dalam tarian Jawa yang punya gerakan halus yang
sangat memikat.
Almayda mulai gemar menari sejak setahun belakangan.
Gadis yang sedang duduk di bangku kelas XII di SMAN 1 Tayu ini, rutin mengasah
kemampuan menarinya dengan berlatih di sebuah sanggar seni di desanya. Setiap
seminggu sekali, ia berlatih menari bersama teman-temannya.
Gadis yang sedang duduk di bangku kelas XII di SMAN 1 Tayu ini, rutin mengasah
kemampuan menarinya dengan berlatih di sebuah sanggar seni di desanya. Setiap
seminggu sekali, ia berlatih menari bersama teman-temannya.
”Kami berlatih beberapa tari tradisional Indonesia.
Diantaranya Tari Saman dari Aceh dan tari-tari tradisional Jawa,” kata gadis
yang tinggal di Desa Mojo Kecamatan Cluwak ini.
Diantaranya Tari Saman dari Aceh dan tari-tari tradisional Jawa,” kata gadis
yang tinggal di Desa Mojo Kecamatan Cluwak ini.
Dengan menari, kata Almayda, turut membantu
melestarikan budaya dan kesenian lokal. Sekarang ini banyak anak-anak muda yang
jauh dari budayanya sendiri.
melestarikan budaya dan kesenian lokal. Sekarang ini banyak anak-anak muda yang
jauh dari budayanya sendiri.
”Anak muda hari ini tidak banyak yang gemar dengar
kesenian dan budayanya sendiri. Seperti tarian tradisional, sedikit saja yang
berminat. Anak-anak muda lebih gemar budaya luar negeri, k-pop misalnya. Dengan
itu saya turut prihatin,” imbuh gadis yang juga aktif di organisasi Pramuka ini.
kesenian dan budayanya sendiri. Seperti tarian tradisional, sedikit saja yang
berminat. Anak-anak muda lebih gemar budaya luar negeri, k-pop misalnya. Dengan
itu saya turut prihatin,” imbuh gadis yang juga aktif di organisasi Pramuka ini.
Gadis yang juga aktif di ikatan remaja masjid di
desanya ini menambahkan, kalau bukan generasi sekarang, siapa lagi yang bakal
melestarikan seni dan budaya lokal ini. (lil)
desanya ini menambahkan, kalau bukan generasi sekarang, siapa lagi yang bakal
melestarikan seni dan budaya lokal ini. (lil)