Carut-Marut ; Indonesia Butuh Asupan Cinta
- account_circle Redaksi
- calendar_month Sab, 19 Mei 2018
- visibility 5
diselenggarakan di Rumah Adab Indonesia Mulia itu mengambil tema Jalan Cinta
Sabtu (12/5/2018) malam lalu.
Ba’asyin membukan diskusi ngaji budaya malam itu dengan kegelisahan potret
kebangsaan saat ini. Menurutnya, perbincangan mengenai cinta semakin hilang dan
bahkan sengaja dihilangkan.
Sekarang yang ada hanya kepentingan-kepentingan saja. Kepentingan untuk
melenggang menuju 2019,” papar budayawan yang juga penulis buku Samin, Mistisisme Petani di Tengah
Pergolakan tersebut.
kepada pertikaian ini menurutnya memang karena kurangnya rasa cinta. ”Jika sana
mengatakan A, saya harus mengatakan B. Jika sana mengatakan B, saya harus
mengatakan A. Begitu terus. Karena tak adanya rasa cinta,” imbuh Anis.
lain, Gus Aniq memulai obrolan dengan menyuguhkan sebuah cerita. Pada waktu itu
ketika orang kafir sedang orang muslim, mereka iri. Sebab kekuatan muslim
selalu solid. Mereka lalu mencari tahu.
Nabi Muhamad wudhu, air bekas wudu itu menjadi rebutan para sahabat. Mereka ngalap berkah, yang bermula dari cinta,”
kata Gus Aniq.
yang mengatai ngalap berkah itu
bid’ah ya lucu. ”Pesan saya, wong goblok
ra usah melu berfatwa (Red, orang bodoh jangan berfatwa),” imbuh Gus Aniq
diiringi derai tawa dari para jamaah.
mengungkapkan, cinta itu sebagai totalitas. ”Tak ada apapun yang dilihatnya,
kecuali sebuah kebaikan saja,” pungkasnya.
mencerahkan pikir-menjernihkan hati ini selesai hinga lepas dini hari kemarin.
Acara berlangsung gayeng dengan iringan musik dari Orkes Puisi Sampak GusUran
yang menghibur jamaah disela-sela obrolan dan diskusi. (lil)
- Penulis: Redaksi
